5 Film Ini Diproduksi dengan Budget hingga Triliunan, astaga!

Memproduksi film sekelas Hollywood bukanlah sesuatu yang murah. Menurut data dari Stephen Follows, sebuah film yang rilis di Amerika Serikat dan Kanada rata-rata membutuhkan biaya produksi sekitar 18 juta dolar Amerika atau sekitar Rp258 miliar. Data tersebut diambil dari seluruh film yang rilis dari tahun 1999 hingga 2018.
Tidak tanggung-tanggung, film-film di artikel ini membutuhkan hingga 15 kali budget rata-rata film yang disebutkan oleh Stephen Follows. Jika dikonversikan ke dalam rupiah, biaya produksi film-film tersebut mencapai jumlah triliunan!
Pada umumnya, beberapa faktor yang membuat biaya produksi film menjadi mahal adalah banyaknya kru produksi serta pasca produksi, lalu jajaran aktor hingga aktris yang mentereng di film tersebut bisa membuat bengkak biaya produksi film. Mari simak deretan filmnya!
1. John Carter (2012) menghabiskan 263,7 juta dolar Amerika atau sekitar Rp3,79 triliun
John Carter adalah sebuah film karya Andrew Stanton yang bercerita mengenai John Carter, seorang kapten dari perang saudara di Amerika yang secara magis bertransportasi ke planet lain. Di planet tersebut, Carter menjadi manusia super karena perbedaan lingkungan yang menyebabkan ia menjadi lincah dan kuat.
Selain budget produksi sebesar 263,7 juta dolar Amerika atau sekitar Rp3,79 triliun, John Carter juga mempunyai budget pemasaran yang dirumorkan bernilai lebih dari 100 juta dolar Amerika atau sekitar Rp1,4 triliun.
Sayangnya, budget yang besar tersebut justru menjadi bumerang bagi Disney, selaku rumah produksi dari film tersebut. Total, film tersebut 'hanya' mendapatkan keuntungan kotor sebesar 284,1 juta dolar Amerika atau sekitar Rp4 triliun dari pemutaran di bioskop yang membuat film tersebut sebagai salah satu film Hollywood yang paling gagal dalam hal finansial.
2. Solo: A Star Wars Story (2018) menghabiskan USD275 juta atau sekitar Rp3,95 triliun
Solo: A Star Wars Story atau singkatnya Solo, adalah sebuah film yang merupakan bagian dari antologi film fiksi ilmiah klasik, Star Wars. Film ini sendiri berfokus kepada petualangan Han Solo dan Chewbacca dalam melakukan perampokan yang dipimpin oleh seorang kriminal bernama Tobias Beckett.
Budget dari film ini sendiri diisukan membengkak karena pergantian sutradara di tengah proses syuting dari Phil Lord dan Chris Miller menjadi Ron Howard. Pergantian tersebut menyebabkan Solo harus melakukan beberapa pengambilan gambar ulang untuk menyesuaikan visi dari sutradara baru. Konon, budget 275 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 3,95 triliun tersebut dua kali lebih banyak dari budget awal yang dipersiapkan untuk membuat film ini.
Meskipun film ini berhasil mendapatkan nominasi piala Oscar dalam kategori "Best Visual Effect", Solo ternyata tidak begitu sukses secara finansial. Film ini menjadi film dari antologi Star Wars dengan pendapatan kotor terendah, 'hanya' sebesar 393,2 juta dolar Amerika atau sekitar Rp5,6 triliun dari pemutarannya di bioskop lokal maupun internasional.
3. Justice League (2017) menghabiskan USD300 juta atau sekitar Rp4,31 triliun
Film ini mengumpulkan beberapa superhero dari komik DC yang terdiri dari Batman, Wonder Woman, The Flash, Cyborg, dan Aquaman. Mereka berkumpul untuk menyelamatkan dunia dari serangan supervillain bernama Steppenwolf serta pasukannya.
Ternyata, biaya produksi sebesar 300 juta dolar Amerika atau sekitar Rp4,31 triliun untuk film ini sebenarnya jauh lebih besar dari perkiraan budget awal. Hanya saja, biaya produksi menjadi membengkak setelah Zack Snyder mengundurkan diri dari produksi karena kematian dari anaknya, Autumn, dan banyaknya perselisihan dengan pihak rumah produksi. Joss Whedon, penulis yang mengambil alih tugas Snyder, akhirnya melakukan penulisan dan pengambilan gambar ulang yang mengubah sebagian besar plot film asli buatan Zack Snyder. Hal itu dilakukan karena sebelumnya plot dari Snyder oleh pihak rumah produksi dianggap memiliki banyak kekurangan.
Meski telah berusaha 'menyelamatkan' film tersebut, rupanya pihak rumah produksi dan Joss Whedon belum berhasil mengambil hati penonton. Film tersebut mendapatkan keuntungan kotor sebesar 657 juta dolar Amerika atau sekitar Rp9,4 triliun sedangkan untuk balik modal, diperkirakan film tersebut membutuhkan keuntungan kotor sebesar 750 juta dolar Amerika atau sekitar Rp10,8 triliun.
4. Avengers: Endgame (2019) menghabiskan USD350 juta atau sekitar Rp5,03 triliun
Film ini menceritakan kelanjutan dari film sebelumnya, Avengers: Infinity Wars, yang berakhir dengan separuh populasi dari manusia di bumi menghilang. Kelompok superhero Avengers yang tersisa akhirnya berencana untuk mengalahkan musuh mereka, Thanos, untuk mengembalikan seluruh manusia yang menghilang tersebut.
Film arahan dari Anthony dan Joe Russo ini memiliki biaya produksi yang cukup besar karena banyaknya aktor dan aktris kawakan seperti Robert Downey jr., Chris Evans, hingga Tom Holland yang membintangi film ini. Selain itu, film ini juga penuh dengan efek visual dari awal hingga akhir yang melibatkan hingga belasan ribu VFX Artist yang bertugas.
Berbeda dengan film-film yang disebutkan sebelumnya pada artikel ini, Avengers: Endgame merupakan salah satu film paling sukses secara finansial di dunia. Film ini berhasil meraih keuntungan kotor 2,79 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp40,1 triliun hingga menjadi film terlaris kedua sepanjang masa setelah Avatar.
5. Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides (2011) memakan USD376.5 juta atau sekitar Rp5,41 triliun
Film keempat dari seri film Pirates of the Caribbean ini menceritakan kisah kapten Jack Sparrow saat berusaha mencari "Fountain of Youth" namun terhalang oleh bajak laut yang dipimpin oleh Blackbeard. Dalam petualangannya tersebut, kapten Sparrow bertemu dengan Angelica, seorang wanita misterius.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan film ini menjadi film termahal hingga saat ini. Film ini direkam dengan menggunakan teknologi kamera 3D yang membuat proses pengambilan gambar menjadi lebih mahal daripada film pada umumnya. Selain itu, ada beberapa adegan yang mengharuskan mereka mengambil gambar di lautan yang menyebabkan biaya logistik menjadi tinggi.
Untungnya, investasi tersebut berhasil. Film ini meraih keuntungan kotor sebesar 1,04 miliar dolar Amerika atau Rp14,9 triliun dari pemutarannya di bioskop seluruh dunia.
Ternyata mahalnya biaya produksi sebuah film tidak menjamin film tersebut akan laku di pasaran. Terbukti, tiga dari lima film di atas mengalami kerugian yang cukup fantastis mengingat penghasilan kotor yang mereka dapat tidak seluruhnya masuk ke kantong tim produksi.