7 Film Imajinari di Netflix, Ngeri-Ngeri Sedap hingga Lupa Daratan

Sebagai tonggak awal berdirinya Imajinari, Ngeri-Ngeri Sedap langsung membuktikan taringnya dengan standar kualitas yang tinggi. Mengangkat latar budaya Batak yang kental, tapi tetap universal, kisah film ini berpusat pada orangtua yang nekat berpura-pura akan bercerai demi memancing anak-anak mereka pulang dari perantauan.

Racikan komedi dan kehangatan yang disajikan oleh sutradara Bene Dion Rajagukguk begitu mengena di hati penonton. Ngeri-Ngeri Sedap sukses meraup lebih dari 2,8 juta penonton bioskop, sehingga membuktikan bahwa drama keluarga sederhana pun bisa bersaing di jajaran box office Indonesia.

Lewat film yang akrab disebut JESEDEF ini, Imajinari menunjukkan keberanian dalam sisi artistiknya. Hampir 90 persen visual film ini disajikan dalam format hitam-putih, tetapi kisahnya justru terasa berwarna.

Film ini mengikuti seorang penulis skenario yang diam-diam menulis kisah cintanya sendiri dengan seorang teman lama yang baru menjanda. Eksperimen berani ini terbayar lunas dengan memborong 7 Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2024, termasuk predikat bergengsi sebagai Film Cerita Panjang Terbaik. Film romansa unik ini wajib masuk daftar tontonanmu, lho!

Inilah film yang benar-benar mengubah nasib studio dan para pemainnya. Mengusung genre horor-komedi dengan latar rumah hantu pasar malam, Agak Laen dibintangi kuartet podcaster Agak Laen, yakni Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, dan Bene Dion.

Ledakan komedi dalam Agak Laen berhasil menciptakan fenomena nasional hingga menjadi film Indonesia terlaris kedua sepanjang masa dengan meraih lebih dari 9,1 juta penonton. Kesuksesan besar ini bukan hanya mendongkrak karier para pemainnya, tapi juga menandai kebangkitan genre komedi lokal di layar lebar.

Tidak hanya bermain di ranah fiksi, Imajinari juga merambah genre dokumenter musik lewat karya ini. Disutradarai Soleh Solihun, Harta Tahta Raisa merekam perjalanan emosional penyanyi Raisa menuju konser tunggal monumentalnya di Stadion Gelora Bung Karno.

Film ini menjadi arsip sejarah musik pop Indonesia yang penting, sekaligus memberikan akses eksklusif bagi penggemar untuk melihat sisi personal, ketakutan, dan perjuangan sang diva yang selama ini jarang tersorot kamera.

Disutradarai Arie Kriting, Kaka Boss hadir membawa angin segar dengan mematahkan stereotip tentang orang Indonesia Timur yang sering digambarkan tertinggal. Ceritanya berfokus pada seorang ayah yang bekerja sebagai penagih utang, tetapi ingin banting setir menjadi penyanyi demi membanggakan anak gadisnya.

Mencapai lebih dari 800 ribu penonton, film ini diapresiasi luas karena berhasil menampilkan talenta dan budaya Indonesia Timur dengan cara yang mewah, jenaka, dan penuh kehangatan keluarga.

Menjadi debut penyutradaraan Meira Anastasia, Cinta Tak Seindah Drama Korea memanjakan mata penonton dengan visual yang begitu menawan. Wajar saja, karena proses syutingnya sendiri dilakukan langsung di Korea Selatan.

Ceritanya berpusat pada Dhea dan dua sahabatnya yang mendapat hadiah liburan ke Korea dari tunangannya. Namun perjalanan yang awalnya menyenangkan berubah saat ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya. Pertemuan itu membuka kembali perasaan lama dan membuatnya penuh dilema.

Film terbaru yang tayang eksklusif di Netflix ini menjadi karya orisinal pertama mereka di platform streaming. Disutradarai Ernest Prakasa, film ini mendapuk Vino G. Bastian dalam peran unik sebagai aktor sombong yang tiba-tiba kehilangan kemampuan aktingnya.

Dengan gaya khas yang menghibur sekaligus reflektif, Lupa Daratan menyoroti perjalanan manusia yang kadang harus tersesat dulu untuk menemukan arah yang benar.

Lewat deretan filmnya, Imajinari terus membuktikan diri sebagai rumah produksi yang gak cuma jago bikin ketawa, tapi juga tahu cara menyentuh hati penonton. Setelah Lupa Daratan, film Sore: Istri dari Masa Depan juga siap menyusul pada 8 Januari 2026 di Netflix. Dua-duanya dijamin bakal mencuri perhatian penonton, nih!