Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Produser Film Indonesia Resah Kru Produksi Kurang: Dia Lagi, Dia Lagi

REEL LIFE Film Camp Netflix (IDN Times/Zahrotustianah)

Yogyakarta, IDN Times - Industri film di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan tumbuh subur. Per Oktober 2024, data dari Lembaga Sensor Film (LSF) mencatat 204 judul film Nasional yang lulus sensor. Jumlah ini belum termasuk banyak produksi web series yang juga makin menjamur.

Namun di balik pertumbuhan  yang menggembirakan itu, pembuat film harus berjibaku dengan urusan Sumber Daya Manusia yang ternyata kurang mumpuni. Para produser bahkan harus saling mengontak satu sama lain agar jadwal produksi tidak bentrok demi bisa menggunakan SDM atau kru yang berkualitas. Krisis SDM dalam perfilman Indonesia inilah yang mendorong kelahiran REEL LIFE Film Camp oleh Netflix.

1. Curhat produser tentang kurangnya kru film

REEL LIFE Film Camp Netflix (dok. Netflix)

Indonesia bisa dibilang sudah bisa menjadi tuan rumah untuk produksi filmnya sendiri. Namun sejumlah produser mengungkap, jumlah SDM atau kru berkualitas di balik layar produksi itu sebenarnya tak banyak, terutama untuk kategori-kategori tertentu. "Orangnya dia lagi, dia lagi," begitu istilahnya. Karena itulah, para produser kerap saling janjian waktu produksi agar bisa menggunakan kru yang sama.

"Kami bahkan sering teleponan, janjian waktu produksinya kapan, karena biar sama-sama berkualitas filmnya," kata Kevin Ryan Himawan, Produser Soda Machine Films, yang juga diamini produser lain, Tia Hasibuan dari Come & See Pictures dan Wilza Lubis dari Buddy Buddy Pictures, dalam konferensi pers Closing Ceremony REEL LIFE Film Camp di Yogyakarta pada Senin (2/12/2024).

Dalam hal antusiasme atau girah orang-orang untuk menjadi bagian dari tim produksi, tentu saja selalu besar. Namun, Kevin menjelaskan, tak mudah mencari talenta baru yang punya fokus, ketahanan, dan kemampuan untuk meningkatkan standar produksi perfilman Indonesia.

Saking banyaknya konten yang diproduksi, tak sedikit PH (production house) yang merasa cukup puas dengan hasil yang di situ-situ saja. Padahal, industri film kita masih butuh berevolusi untuk menaikkan level agar bisa mendunia.

2. Kebanyakan ingin jadi sutradara atau penulis, tetapi banyak profesi lain yang jauh dibutuhkan

REEL LIFE Film Camp Netflix (dok. Netflix)

Ifa Isfansyah, sutradara dan produser, sekaligus Direktur Festival JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) menyebut, sebagian besar pelatihan yang digelar selama ini selalu berkaitan dengan hal menyutradarai atau memproduksi film. Artinya, minat orang untuk menjadi produser dan sutradara, juga penulis naskah, itu sangat tinggi.

Padahal kondisi di lapangan, industri film Indonesia membutuhkan lebih banyak orang di bidang lain untuk membantu proses produksi berjalan. Kevin Ryan Himawan kemudian menjabarkan, ada beberapa bidang yang gak kalah penting, seperti keuangan atau asisten produser.

"Semua mindset-nya tuh menjadi director, akan menjadi produser, sementara di luar itu sebenarnya orang tidak sadar bahwa kru lain itu penting, salah satunya finance, PA (Production Assistant) itu sangat penting, karena produser itu tidak bisa bekerja sendiri. Membantu membuat dokumen-dokumen yang tadi aku bilang, karena kan secara paper works, ketika itu rapi, semua akan berjalan dengan sesuai rencana, terstruktur lah," katanya kepada IDN Times.

3. Pelatihan untuk mencari bibit talenta yang siap bekerja

Talent Days REEL LIFE Film Camp Netflix (IDN Times/Zahrotustianah)

Adalah REEL LIFE Film Camp, sebuah program pelatihan yang diinisiai Netflix untuk mencari bibit-bibit unggul kru perfilman Indonesia di masa depan. Program ini merupakan hasil obrolan tim Netflix dan JAFF yang sudah bekerja sama dalam 2 tahun terakhir. Fokus utama pelatihan ini adalah untuk melahirkan talenta baru dan berbakat dalam enam profesi di proses produksi film, yakni Asisten Produksi, Asisten Akuntan, Asisten Pascaproduksi, Desainer Suara, Seniman Efek Khusus, dan Aktor.

Pelatihan yang dimulai secara daring pada Oktober 2024 diikuti oleh 75 peserta dan 600 orang pendaftar sebelumnya. Setelah itu, ada 24 orang yang terpilih, masing-masing empat orang dari enam kategori profesi, untuk mengikuti proses pelatihan offline di JAFF pada 30 November hingga 2 Desember 2024.

Menariknya, 24 orang ini juga mengikuti talent days di JAFF Market yang digelar pada 3-5 November di Jogja Expo Center. Dalam kesempatan tersebut, para talenta ini sudah memiliki janji temu dengan para rumah produksi untuk melakukan wawancara. Mereka punya kesempatan untuk bisa terlibat dalam produksi mendatang. Yang pasti, peserta terbaik dari masing-masing bagian akan bekerja dengan mitra rumah produksi untuk membuat tayangan Netflix Original Indonesia.

"Workshop yang seperti ini yang diperlukan, karena langsung terjun ke industri, ready to work, dan mereka langsung mendapatkan project dengan skala yang juga global," kata Kevin setelah melakukan wawancara dengan salah satu peserta REEL LIFE untuk bidang Asisten Produksi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us