Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Joko Anwar Gandeng PH Film Parasite untuk Film Terbarunya

Joko Anwar di konferensi pers cast reveal "Ghost in the Cell" di XXI Epicentrum, Jakarta, Jumat (25/7/2025)
Joko Anwar di konferensi pers cast reveal "Ghost in the Cell" di XXI Epicentrum, Jakarta, Jumat (25/7/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Intinya sih...
  • Kesepakatan ini menjadikan Barunson sebagai mitra utama distribusi global karya-karya Come and See Pictures. Ghost in the Cell akan dibawa ke ajang Toronto International Film Festival (TIFF) bulan September, disusul dengan pasar film di Busan.
  • CEO Barunson E&A, Yoonhee Choi, menyambut antusias kolaborasi ini. Ia menilai rekam jejak panjang Joko Anwar di industri film Indonesia membuat kerja sama ini sangat strategis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sutradara Joko Anwar resmi menjalin kerja sama dengan Barunson E&A, studio asal Korea Selatan yang berada di balik film pemenang Oscar Parasite (2019). Kolaborasi ini akan melibatkan perusahaan produksi milik Joko Anwar dan Tia Hasibuan, Come and See Pictures, untuk mendistribusikan beberapa film mendatang ke pasar global.

Melalui kesepakatan eksklusif, Barunson akan menangani penjualan internasional dua film terbaru Come and See Pictures, yakni Legenda Kelam Malin Kundang (2025) dan Ghost in the Cell (2026).

1. Barunson akan jadi distributor film-film Come and See Pictures

Ghost in the Cell
Ghost in the Cell (dok. Come and See Pictures/Ghost in the Cell)

Kesepakatan ini menjadikan Barunson sebagai mitra utama distribusi global karya-karya Come and See Pictures. Ghost in the Cell akan dibawa ke ajang Toronto International Film Festival (TIFF) bulan September, disusul dengan pasar film di Busan.

"Barunson E&A telah lama mewujudkan visi yang sama melalui karya-karya inovatif mereka. Perjanjian kerja sama ini merupakan kesempatan bagi kami untuk menyatukan hasrat dan mendorong batasan sinematik bersama—menciptakan film yang berani mengambil risiko, menginspirasi percakapan, dan meninggalkan jejak abadi bagi penonton di seluruh dunia," kata Joko seperti dilaporkan Variety.

Tak hanya Ghost in the Cell, film debut garapan Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo, Legenda Kelam Malin Kundang (Inggris: sMothered), juga termasuk ke dalam perjanjian ini.

"Saya sangat antusias dengan kisah-kisah yang akan kami hidupkan selama dua tahun ke depan," tuturnya.

2. Komentar CEO Barunson soal kolaborasi ini

Parasite
Parasite (dok. Neon/Parasite)

CEO Barunson E&A, Yoonhee Choi, menyambut antusias kolaborasi ini. Ia menilai rekam jejak panjang Joko Anwar di industri film Indonesia membuat kerja sama ini sangat strategis.

"Berbekal pengalaman bertahun-tahun dengan dunia perfilman Indonesia yang dinamis, Barunson E&A memiliki wawasan mendalam yang mendefinisikan dan mendorong kolaborasi strategis kami di kawasan ini," ungkap Yoonhee.

Kolaborasi ini juga melanjutkan kerja sama Choi dengan Joko yang sebelumnya terjalin saat ia masih di CJ ENM, rumah produksi yang ikut menggarap Pengabdi Setan (2017) dan Perempuan Tanah Jahanam (2019).

"Kemitraan eksklusif dengan Joko Anwar ini memanfaatkan keahlian kami yang telah terakumulasi di pasar Indonesia, dan kami berharap dapat berbagi visinya, serta sinema Indonesia yang luar biasa, dengan penonton di seluruh dunia," tambahnya.

Joko Anwar lewat Come and See Pictures bergabung dengan daftar mitra Barunson E&A di Indonesia, mencakup Visinema Pictures, Base Entertainment, Miles Films, Rapi Films, dan Imajinari.

3. Ghost in the Cell dan Legenda Kelam Malin Kundang mengisahkan apa?

Ghost in the Cell dan sMothered
Ghost in the Cell dan sMothered (dok. Come and See Pictures/Ghost in the Cell)

Ghost in the Cell bercerita tentang narapidana dan sipir yang dipaksa bersatu untuk menghadapi ancaman supernatural. Film ini menampilkan deretan aktor papan atas, seperti Abimana Aryasatya, Morgan Oey, Rio Dewanto, Aming, Danang Suryonegoro, Endy Arfian, hingga Tora Sudiro.

Sementara itu, sMothered atau Legenda Kelam Malin Kundang mengisahkan Alif (Rio Dewanto), seorang pelukis mikro yang kehilangan ingatan akibat kecelakaan, termasuk memori tentang sang ibu. Film ini terinspirasi dari legenda masyarakat Minangkabau yang dipadukan dengan unsur misteri thriller.

Dengan menggandeng Barunson, diharapkan kalau karya-karya Joko Anwar dan Come and See Pictures dapat menjangkau audiens internasional sekaligus memperkuat posisi film Indonesia di mata dunia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us