Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kemiripan Osamu Dazai Bungou Stray Dogs dengan Tokoh Aslinya

Osamu Dazai (dok. Bones/Bungou Stray Dogs & Shigeru Tamura)
Osamu Dazai (dok. Bones/Bungou Stray Dogs & Shigeru Tamura)

Seperti yang kita tahu, semua karakter dalam Bungou Stray Dogs terinspirasi oleh penulis sungguhan di dunia nyata. Osamu Dazai bisa dibilang sebagai karakter paling populer dalam seri ini. Bukan tanpa sebab, Dazai memang memiliki pengaruh yang besar dalam seri. 

Nah, Dazai sendiri terinspirasi dari penulis bernama sama yang terkenal dengan karyanya yang berjudul No Longer Human. Tak hanya nama, tetapi Dazai dalam Bungou Stray Dogs juga memiliki banyak kemiripan dengan tokoh aslinya. Berikut lima kemiripan Osamu Dazai dalam Bungou Stray Dogs dengan tokoh aslinya. Yuk, simak ulasannya! 

1. Kecenderungan bunuh diri

Dazai hampir mati karena tenggelam. (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)
Dazai hampir mati karena tenggelam. (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)

Dalam Bungou Stray Dogs, Dazai dikenal sebagai sosok yang sangat terobsesi pada kematian. Bunuh diri sudah seperti lelucon sehari-hari bagi Dazai. Tidak terhitung berapa kali Dazai telah melakukan percobaan bunuh diri. Bahkan, ketika karakter ini pertama kali diperkenalkan, Dazai juga sedang melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat ke sungai. 

Sama seperti di anime, Dazai di dunia asli juga memiliki kecenderungan bunuh diri. Selama hidupnya, Dazai sudah melakukan percobaan bunuh diri beberapa kali. Dazai pertama kali melakukan percobaan bunuh dirinya pada Desember 1929. Hingga akhirnya, Dazai benar-benar menutup mata pada Juni 1948 setelah menenggelamkan diri ke Sungai Tama di Mitaka, Tokyo. 

2. Perjuangan melawan depresi dan krisis eksistensial

Osamu Dazai (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)
Osamu Dazai (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)

Dalam anime, Dazai mungkin terlihat lebih humoris dan menyenangkan. Meski begitu, dirinya sering melontarkan lelucon gelap tentang bunuh diri. Hal tersebut menandakan bahwa Dazai sedang berjuang melawan depresi dan krisis eksistensial. Kecenderungan bunuh diri Dazai dimotivasi karena dirinya terus mempertanyakan apa arti hidup. 

Hal yang sama juga berlaku bagi Dazai versi tokoh asli. Dazai terus-menerus mempertanyakan makna hidup, merasa terasing dari masyarakat, dan berpikir bahwa dunia tidak memiliki tempat untuk orang sepertinya. Melalui karyanya, No Longer Human dan The Setting Sun, Dazai secara eksplisit mengungkapkan perasaannya dalam gagal menjadi manusia dan ketidakmampuan dalam menjadi orang normal. 

3. Lelucon double suicide

Dazai melamar seorang perempuan untuk mengajaknya bunuh diri bersama. (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)
Dazai melamar seorang perempuan untuk mengajaknya bunuh diri bersama. (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)

Dalam anime, Dazai sering melontar lelucon tentang double suicide. Dirinya sering bermimpi untuk bunuh dirinya dengan seorang perempuan yang cantik. Alih-alih memiliki cita-cita yang besar, cita-cita Dazai hanyalah bunuh diri dengan kekasihnya yang cantik. 

Hal ini sebenarnya bukan sekadar lelucon karena Dazai di dunia nyata benar-benar melakukan double suicide. Dalam beberapa percobaan bunuh dirinya, Dazai melakukan percobaan dengan seorang perempuan, mulai dari seorang geisha sampai kekasihnya sendiri. Namun, Dazai selalu selamat, sementara perempuan yang diajak Dazai untuk bunuh diri bersama meninggal. Hingga pada 1948, percobaan bunuh diri Dazai berhasil bersama kekasih barunya, Tomie Yamazaki. 

4. Pandangan Dazai terhadap masyarakat

Osamu Dazai (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)
Osamu Dazai (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)

Dalam anime, Dazai adalah sosok yang tidak begitu peduli pada norma, aturan, maupun moralitas. Hal ini karena Dazai sangat lelah dengan sistem sosial yang ada di sekitarnya. Tak jarang, Dazai menyindir sisi gelap manusia dengan nada yang sinis. 

Begitu juga dengan tokoh aslinya, Dazai versi asli juga merasa lelah dengan sistem sosial di sekitarnya. Dazai sering merasa terasing dari masyarakat meski dirinya berasal dari keluarga yang terpandang. Dalam beberapa karyanya, Dazai juga beberapa kali menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang munafik dan penuh kepura-puraan. 

5. Referensi karya Dazai dalam kekuatan Dazai Bungou Stray Dogs

Dazai menggunakan No Longer Human. (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)
Dazai menggunakan No Longer Human. (dok. Bones/Bungou Stray Dogs)

Bukan hanya nama karakter, tetapi kreator Bungou Stray Dogs, Kafka Asagiri dan Sango Harukawa, juga selalu menamakan kemampuan karakternya dengan karya terkenal dari tokoh aslinya. Tak jarang, kekuatan karakter dalam Bungou Stray Dogs merepresentasikan dari buku aslinya. Tentu saja, hal ini juga berlaku bagi Osamu Dazai. 

Dalam anime, Dazai memiliki kemampuan yang bernama No Longer Human. Kemampuan ini memungkinkan Dazai untuk menghilangkan kemampuan orang lain. Tentunya, kemampuan ini terinspirasi dari karya paling terkenal Dazai versi asli, yakni No Longer Human.

Buku ini menceritakan tentang Oba Yozo yang merasa gagal menjadi manusia. Diceritakan bahwa Yozo mengalami krisis eksistensial dan dirinya tidak pernah merasa diterima oleh masyarakat. Yozo selalu merasa terasing dari masyarakat sehingga dirinya tenggelam dalam kehancuran dan depresi akut. 

Bukan hanya nama, kemampuan Dazai sebenarnya adalah metafora dari karya Dazai. Seperti yang sudah penulis sebutkan, No Longer Human memungkinkan Dazai untuk “menghilangkan” kemampuan orang lain. Hal tersebut merepresentasikan keinginan Yozo untuk menghilang dari masyarakat. 

Meski semua karakter Bungou Stray Dogs terinspirasi dari penulis sungguhan di dunia nyata, Osamu Dazai adalah karakter yang paling merepresentasikan tokoh aslinya. Tak hanya namanya saja, tetapi kepribadian, pandangan terhadap masyarakat, hingga kekuatan, semuanya benar-benar merepresentasikan tokoh asli dan karya Osamu Dazai. Jadi, bagaimana menurutmu tentang karakter yang satu ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us