Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa One Piece Jadi Anime Musiman? Lebih Baik atau Buruk?

Bajak Laut Topi Jerami
Bajak Laut Topi Jerami (dok. Toei Animation/One Piece)
Intinya sih...
  • One Piece diubah menjadi anime musiman untuk mempercepat tempo cerita.
  • Format musiman mencegah episode filler dan hiatus pada masa mendatang.
  • Perubahan format juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas animasi One Piece.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah tayang sejak 1999, Toei Animation membuat keputusan besar pada salah satu karya terbesar mereka: One Piece. Sang produser, Ryuta Koike, secara resmi menyampaikan bahwa anime One Piece akan diubah ke dalam format musiman (seasonal). Setelah berubah menjadi anime musiman, Toei Animation akan merilis maksimal 26 episode One Piece per tahunnya.

Sementara itu, produksi anime One Piece akan dihentikan sementara mulai dari Januari hingga Maret 2026. Anime akan kembali pada April 2026 dengan mengadaptasi arc yang paling ditunggu penggemar: Elbaf Arc. Kira-kira, apa yang membuat Toei Animation mengubah anime One Piece dari long-running anime menjadi anime musiman? Apakah One Piece akan lebih baik setelah berubah menjadi anime musiman? Daripada penasaran, langsung saja simak pembahasan berikut!

1. Tempo One Piece sudah terlalu lambat

Luffy menyerang Doflamingo dengan Red Hawk.
Luffy menyerang Doflamingo dengan Red Hawk. (dok. Toei Animation/One Piece)

Hal ini sebenarnya sudah dikeluhkan oleh para penggemar One Piece sejak lama. Terlebih, setelah time skip dan Topi Jerami mulai memasuki Dunia Baru, tidak sedikit penggemar yang merasa bahwa tempo One Piece terus melambat seiring berjalannya waktu. Memang, perlu diakui jika manga One Piece sendiri sudah memiliki tempo yang lambat.

Alasan One Piece sangat panjang karena Eiichiro Oda selalu berusaha untuk menjelaskan segalanya secara detail. Namun, alih-alih membuat materi manga menjadi lebih padat, anime One Piece malah memiliki tempo yang lebih lambat dari manganya. Hal ini sengaja dilakukan oleh Toei Animation untuk menghemat materi manga agar mereka tidak harus membuat episode filler.

Tentunya, hal ini kerap membuat para penggemar lebih tertarik untuk membaca manga ketimbang menonton animenya. Pasalnya, kita sering disuguhkan dengan adegan berulang yang bertele-tele dan rekap yang terlalu lama. Tak jarang, anime juga baru memberikan hal penting pada akhir episode. Tujuannya untuk membuat anime tetap bikin penasaran sambil mengirit materi manga.

Dengan mengubah seri menjadi anime musiman, cerita One Piece mungkin bisa dibungkus menjadi lebih padat. Terlebih, studio terbatas pada jumlah episode. Tentunya, hal ini akan memaksa mereka untuk mengadaptasi materi sepadat mungkin, tetapi tetap tidak menghilangkan bagian terpenting dalam manga.

2. Mencegah episode filler dan hiatus pada waktu mendatang

Monkey D Luffy dan Uta
Monkey D Luffy dan Uta (dok. Toei Animation/One Piece Film: Red)

Sebagai serial klasik, One Piece juga memiliki masalah pada episode filler pada awalnya. Dari ribuan episode yang ada, terhitung One Piece memiliki total 94 episode filler. Meski memang tidak separah Bleach dan Naruto, menonton 94 episode filler tetap menyita waktu dan membosankan.

Episode filler memang kerap menjadi solusi jitu ketika anime mulai kehabisan materi manga. Namun, terlalu banyak episode filler juga akan membuat anime menjadi membosankan. Terlebih, kadang studio harus menyajikan episode filler pada puncak konflik.

Masalah ini sempat diatasi oleh Toei Animation dengan menghentikan penayangan anime untuk sementara. Terhitung, seri ini pernah mengalami hiatus beberapa kali dalam beberapa tahun ke belakang. Namun, karena anime harus tayang tiap minggu, anime One Piece akan terus menyusul manga, tak peduli berapa kali mereka hiatus.

Dengan mengubah format anime mereka ke dalam anime musiman, Toei Animation telah mengatasi kedua masalah tersebut. Studio tidak lagi harus berurusan dengan episode filler karena materi manga akan selalu melimpah. Penggemar juga tidak akan kecewa ketika seri favorit mereka berhenti tayang karena mereka tahu bahwa One Piece adalah anime musiman.

3. Untuk peningkatan kualitas animasi

King of Hell Three Sword Style
King of Hell Three Sword Style (dok. Toei Animation/One Piece)

Sebagai anime klasik yang masih bertahan pada era modern, penulis tidak bisa mengatakan bahwa animasi One Piece itu buruk. Perlu diakui jika Toei Animation terus berkembang dalam penyajian animasi seri One Piece. Meski begitu, animasi One Piece tetap terlalu biasa saja untuk disebut bagus.

Anime ini hanya memiliki beberapa episode dengan animasi yang memukau. Toei Animation hanya memberikan animasi yang fantastis dalam beberapa momen khusus, seperti ketika Luffy membangkitkan Gear Fifth atau Zoro bertarung dengan King. Sisanya, animasi One Piece terbilang standar, tetapi masih layak untuk ditonton.

Hal ini sebenarnya sangat wajar mengingat One Piece adalah anime kejar tayang. Studio dipaksa untuk menyajikan episode baru pada setiap minggunya. Alhasil, studio tidak memiliki waktu yang banyak untuk menyajikan animasi yang memanjakan mata.

Dengan mengubah format seri menjadi anime musiman, Toei Animation bisa meningkatkan kualitas animasi pada seri One Piece. Pasalnya, mereka tidak diburu-buru dan lebih leluasa secara waktu sehingga mereka bisa menyajikan animasi yang berkualitas. Meski One Piece tetap akan disukai karena ceritanya, anime ini juga harus bersaing dengan anime syonen lain yang punya animasi tingkat dewa.

4. Anime musiman lebih populer pada era modern

All Might memutuskan untuk mewariskan One For All kepada Deku.
All Might memutuskan untuk mewariskan One For All kepada Deku. (dok. Bones/My Hero Academia)

Salah satu perbedaan besar pada anime klasik dan modern terdapat pada jumlah episode mereka. Dulu, ketika studio mengadaptasi suatu manga, mereka akan langsung mengadaptasi cerita tersebut ke dalam long-running anime. Hasilnya, mereka selalu menghadapi masalah yang sama: kehabisan materi manga.

Ketika masalah itu terjadi, studio biasanya hanya punya dua pilihan: menyajikan episode filler sambil mengumpulkan materi manga atau mengakhiri anime dengan cerita yang melenceng dari manga. Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, anime musiman jadi solusinya. Dengan membagi anime ke dalam beberapa musim, studio tidak harus mengarang cerita untuk episode filler atau terpaksa mengakhiri anime dengan cerita yang ke sana kemari.

Itu kenapa kebanyakan anime modern disajikan secara musiman, alih-alih long-running. Terbukti, anime musiman sekarang lebih populer ketimbang long-running anime. Tidak sedikit seri syonen yang sukses karena disuguhkan dalam format musiman, seperti My Hero Academia, Attack on Titan, atau Jujutsu Kaisen.

Mengubah One Piece menjadi anime musiman merupakan keputusan yang sangat bijak menurut penulis. Hal ini membuktikan bahwa Toei Animation mau mengikuti tren anime modern demi mempertahankan popularitas seri mereka. Terlebih, kita tahu bahwa anime musiman memiliki banyak keunggulan ketimbang long-running anime.

Setelah berubah menjadi anime musiman, kita mungkin memang harus lebih bersabar untuk menonton anime One Piece. Meski begitu, One Piece akan memiliki lebih banyak sisi positif ketika diubah menjadi anime musiman ketimbang dipertahankan sebagai long-running anime. Jadi, bagaimana menurutmu tentang keputusan Toei Animation? Kamu setuju? Atau kamu justru punya pendapat lain? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Hype

See More

Cara Ikut WeTV Always More 2026, Ada Zhou Yiran dan Meng Ziyi

02 Nov 2025, 00:12 WIBHype