"Setiap orang hidup dengan membuat kisahnya sendiri." —Empress Cesia Wears Shorts
5 Manhwa Isekai tentang Perempuan Membangun Bisnis

- 50 Tea Recipes from the Duchess: Hajeong Park membangun bisnis teh untuk mengubah nasibnya di kekaisaran.
- Empress Cesia Wears Shorts: Yuri Claude membawa perubahan mode dan pemberdayaan perempuan di kerajaan.
- I Shall Master this Family: Firentia Lombardi memulai perjalanan bisnis untuk menyelamatkan keluarganya.
Genre isekai dalam webtun Korea atau lebih kerap disebut manhwa biasanya identik dengan konsep reinkarnasi atau transmigrasi yang penuh intrik politik, romansa, maupun pertarungan sihir dan pedang. Namun, ada sisi menarik lain yang jarang disorot: perjalanan tokoh perempuan dalam membangun bisnis dan berjuang meraih kemandirian di dunia baru.
Melalui berbagai bidang karier dan usaha, mulai dari mode, teh, hingga toko alat tulis, para tokoh ini memperlihatkan bahwa bisnis bisa menjadi senjata ampuh untuk melawan stigma sekaligus memperluas pengaruh di lingkungan kerajaan. Bukan hanya perihal keuntungan material, upaya mereka juga sarat nilai emansipasi dan pemberdayaan yang membuat ceritanya kian relevan untuk dibaca. Yuk, simak judul manhwa isekai tentang perempuan membangun bisnis!
1. 50 Tea Recipes from the Duchess

Hajeong Park tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam keadaan mabuk dan keyakinan untuk berhenti menjadi people pleaser, ia terbangun sebagai sosok Duchess Chloé Battenberg. Chloé sendiri dikenal sebagai perempuan lemah dan antisosial di lingkungan kekaisaran. Namun, berbekal pengalaman hidup Hajeong dan tekad barunya, ia perlahan mulai mengubah nasib dengan cara yang tidak biasa: melalui secangkir teh.
Kecintaannya pada teh lambat laun mempererat hubungan Chloé dengan orang-orang di kekaisaran dan berkembang menjadi ide bisnis yang brilian. Awalnya, Duke Alphonse bersikap skeptis terhadap proposal istrinya. Pada masa itu, taklazim bagi seorang perempuan untuk memahami bidang ekonomi, manajemen, atau sosiologi. Kekolotan zaman berdampak pada peran perempuan bangsawan yang hanya perlu memahami ilmu keuangan untuk menjadi nyonya besar di keluarga calon suaminya kelak.
Selaras judul, detail seputar teh menjadi daya tarik utama yang membedakan 50 Tea Recipes from the Duchess dari genre serupa. Setiap racikan teh hadir bukan sekadar aksesori perjamuan, melainkan simbol rekonsiliasi, persahabatan, dan kehangatan. Manhwa ini cocok bagi kamu yang menyukai cerita ringan, nyaman, dan heartwarming.
2. Empress Cesia Wears Shorts

Manhwa ini dibuka dengan Ratu Cesia, penakluk 99 kerajaan dan negara republik. ia punya satu persoalan mengganggu: korset yang tidak nyaman. Kemudian, Yuri Claude—seorang desainer genius dari Belm yang terpaksa menyamar sebagai laki-laki—hadir membawa perubahan dengan rancangan busana yang modis sekaligus praktis. Perubahan ini tentu mengguncang tren mode khususnya dari kalangan bangsawan yang kaku terhadap stigma dan aturan.
Berbekal ingatan dan ilmu yang diperoleh dari kehidupan sebelumnya, Yuri bukan hanya mendulang pundi-pundi kekayaan atas kerja kerasnya, melainkan juga menjadi pejuang emansipasi yang menginspirasi banyak orang. Pembaca diajak menyusuri perjalanan Yuri dari nol hingga tercapai mimpi-mimpinya. Tentu lintasannya tak selalu mulus. Dalam tapak tilasnya, Yuri kerap disalahpahami lantaran identitas dan gagal bisnis tambang akibat bencana alam.
Empress Cesia Wears Shorts sukses memadukan berbagai elemen mulai dari seluk-beluk mode, diplomasi kerajaan, negosiasi dagang, hingga pemberdayaan perempuan dalam satu alur cerita yang memikat. Bahkan, topik menstruasi yang biasanya luput dari genre kerajaan pun dihadirkan sebagai bagian krusial. Sosok antagonis sekaligus yang menjadi benang merah di manhwa ini tidak lain tidak bukan ialah stereotip gender yang mewujudkan perilaku misogini.
3. I Shall Master this Family

I Shall Master This Family mengisahkan Firentia Lombardi, cucu keluarga bangsawan terkaya di kekaisaran, yang lahir sebagai anak tidak sah. Setelah meninggal tragis di dua kehidupan sebelumnya, Tia kembali ke usia tujuh tahun dengan tekad untuk menyembuhkan ayahnya, mendapatkan pengakuan kakeknya, dan menjadi kepala keluarga Lombardi. Bermodal kecerdasan, strategi bisnis matang, dan kemampuannya membangun relasi, Tia memulai perjalanan panjang untuk menyelamatkan masa depan keluarga Lombardi.
Kendati alurnya slow-burn parah, setiap eksekusi arc rapi dan memuaskan. Karakter sampingan juga mempunyai warna dan kedalaman tersendiri sehingga world-building dalam I Shall Master This Family menjadi lebih bermakna dan realistis. Serupa dengan kisah Yuri Claude-Ratu Cesia, manhwa ini menyoroti berbagai tokoh perempuan yang dihinakan dan direnggut hak-hak atas dirinya hanya karena terlahir sebagai perempuan.
Tia yang sudah mengalami transmigrasi dan regresi memang tergolong protagonis OP (overpowered), tetapi hal tersebut tidak menihilkan keseruan dari jalan cerita yang dibangun. Mulai dari menarik perhatian sang kakek, mengumpulkan orang-orang kepercayaan, hingga diam-diam mengelola merchant guild atas nama gurunya sebagai pemilik, progres Firentia Lombardi selalu mengundang rasa penasaran untuk diselami sampai akhir.
4. The Perks of Being a Villainess

Menjelang ajal, Yoon Dohee baru menyadari bahwa ia kerap dimanfaatkan orang-orang terdekat selama hidupnya. Namun, sesalan itu sudah terlambat lantaran ia merasuki tubuh Deborah Seymour dari novel dark reverse harem dengan rating 19+. Demi terhindar dari takdir sang karakter antagonis yang diasingkan ke biara, Deborah mencari cara agar bisa mempertahankan kebebasannya. Ia putuskan untuk mengumpulkan cukup uang demi bisa membeli gelar bangsawan dengan cara berbisnis.
Biarpun pembuka cerita menggunakan formula klise, The Perks of Being a Villainess mengusung banyak genre selain romansa sehingga tiap guliran panel menjadi lebih menarik. Reputasi buruk ditambah wajah judes yang dipunyai Deborah justru menjadi keuntungan bagi Dohee dalam berbagai situasi. Namun, secara bersamaan ia juga memperbaiki hubungan keluarga Seymour yang tadinya begitu dingin dan renggang menjadi lebih harmonis.
Berbagai pengetahuan akan kehidupan modern yang sudah dijalaninya menjadi keuntungan bagi Deborah baik bagi keperluan akademi maupun persaingan bisnis. Kehadiran Isidor Bisconti, sang male lead, juga bukan sekadar tempelan. Keduanya menjadi business partner sekaligus power couple yang sama-sama ambisius, licik, dan pandai bernegosiasi.
5. The Villainess's Stationery Shop

Alkisah seorang perempuan terbangun dalam tubuh karakter antagonis Meldenique Babelloa yang dalam novel aslinya berakhir tragis—ditinggalkan tunangan, dikhianati keluarganya, dan mati mengenaskan demi sang adik. Alih-alih berpasrah pada nasib, ia memutuskan untuk memulai hidup baru dengan membangun toko alat tulis yang juga menjual kudapan, mainan, dan aneka barang menarik yang bisa membuat anak-anak bahagia.
Motivasi Meldenique terasa segar dibandingkan subgenre villainess-isekai yang kebanyakan hanya berfokus pada upaya bertahan hidup. Berbekal memoar masa kecil pada kehidupan sebelumnya mengenai kebahagiaan sederhana dari toko alat tulis, Mel ingin menciptakan ruang ramah, hangat, sekaligus menjadi sumber penghasilan mandiri. Empatinya terhadap anak-anak yang lahir dari pengalaman getir tumbuh di panti asuhan membuat toko ini lebih dari sekadar bisnis.
Perjalanannya tentu tidak mudah. Modal terbatas, persaingan usaha, dan intrik bangsawan lain yang ingin menjatuhkannya menjadi rintangan nyata. Selain itu, Mel juga menjalin kontrak jiwa dengan Dominic, pahlawan legendaris yang telah terperangkap dalam pedang magis bersama para iblis selama 1000 tahun. Dominic sendiri menambah warna unik dalam cerita—dinamika persaudaraan antara perempuan dan laki-laki yang jarang ditemukan dalam manhwa romansa-fantasi.
Kelima rekomendasi manhwa isekai tentang perempuan membangun bisnis memperlihatkan keberanian melawan stigma, serta usaha perempuan untuk mendefinisikan dirinya lewat bisnis yang ditekuni. Kalau kamu butuh manhwa yang memiliki kisah inspiratif, kelima judul tadi cocok untuk dibaca sampai habis.