Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Miniseri Netflix Paling Underrated di Paruh Pertama 2025

adegan dalam miniseri The Gardener. (dok. Netflix/Gardener)

Tahun 2025 tanpa terasa hampir memasuki paruh kedua. Selama 6 bulan terakhir, banyak tontonan menarik yang berhasil mencuri perhatian, termasuk miniseri yang semakin digemari. Durasi terbatas, cerita padat, dan ending yang jelas jadi alasan format ini lebih disukai dibandingkan serial musiman.

Netflix jadi salah satu penyumbang miniseri terbaik sepanjang tahun ini. Mulai dari Adolescence, Sirens, Apple Cider Vinegar, hingga Toxic Town, semua sukses mendapat pujian berkat kualitas produksinya. Belum lagi Mad Unicorn yang baru-baru ini viral di media sosial karena cerita inspiratifnya yang membuat penonton ketagihan.

Namun, di luar semua hype itu, ada juga miniseri Netflix lain yang luput dari sorotan. Entah karena kalah viral, ulasan yang tak memuaskan, atau konsep yang terlalu nyeleneh, berikut lima judul underrated yang layak banget buat kamu beri kesempatan!

1. American Primeval (2025)

adegan dalam miniseri American Primeval. (dok. Netflix/American Primeval)

Miniseri Netflix pertama yang layak masuk daftar underrated di paruh awal 2025 adalah American Primeval. Berlatar 1857, kisahnya berpusat pada Sarah (Betty Gilpin) dan putranya yang terjebak dalam konflik antara tentara Amerika, milisi Mormon, dan suku asli saat mencoba mencapai suaminya di Utah. Ia kemudian bekerja sama dengan Isaac (Taylor Kitsch), penyendiri tangguh, yang menjadi satu-satunya harapannya untuk selamat.

American Primeval tampil beda dari kebanyakan kisah koboi dengan pendekatan yang gelap dan realistis terhadap era Wild West. Tidak ada duel dramatis di tengah kota atau pahlawan dengan kompas moral kuat, yang ada hanya kekacauan, kelaparan, dan pembantaian. Setiap episode dipenuhi adegan brutal yang membuat penonton nyaris tak bisa bernapas.

Sayangnya, pendekatan ini membuat American Primeval kurang mendapat sorotan. Banyak penonton yang terbiasa dengan sajian Western penuh aksi heroik dan plot ringan merasa American Primeval terlalu kelam dan melelahkan. Padahal, di balik itu, miniseri ini berhasil memotret sejarah kelam Amerika dengan kejujuran yang jarang ditampilkan di layar kaca.

2. Secrets We Keep (2025)

adegan dalam miniseri Secrets We Keep. (dok. Netflix/Secrets We Keep)

Jangan mengaku pencinta thriller kalau belum menonton miniseri Netflix asal Denmark ini. Di luar, Secrets We Keep memang tampak seperti drama kriminal biasa yang mengangkat kasus orang hilang. Namun, di dalam, miniseri ini menyentil isu-isu sosial, seperti ketimpangan kelas, rasisme terselubung, dan eksploitasi au pair (pengasuh asing yang bekerja pada keluarga kaya), yang kerap luput dari sorotan.

Secrets We Keep berpusat pada Cecile (Marie Bach Hansen), wanita yang hidup di lingkungan elite bersama suami dan anaknya. Hidupnya mulai goyah saat Ruby (Donna Levkovski), seorang au pair asal Filipina yang bekerja di rumah tetangga, tiba-tiba menghilang. Bersama Angel (Excel Busano), au pair yang bekerja di rumahnya, Cecile perlahan menguak misteri di balik lenyapnya Ruby yang tak dianggap serius oleh tetangga maupun polisi.

Secrets We Keep menawarkan durasi singkat per episode, tapi isinya padat dan penuh teka-teki. Setiap adegan terasa penting, tanpa buang-buang waktu dengan plot tak relevan atau twist murahan. Kamu akan dibikin terus bertanya, siapa sebenarnya yang menyimpan rahasia di sini?

3. The Gardener (2025)

adegan dalam miniseri The Gardener. (dok. Netflix/Gardener)

Walau hanya mendapat skor 43 persen di Rotten Tomatoes, The Gardener berhasil mencuri perhatian penonton berkat premisnya yang unik. Miniseri Spanyol ini mengisahkan Elmer (Álvaro Rico), pemuda yang kehilangan kemampuan merasakan emosi akibat kecelakaan saat kecil. Kini, ia hidup bersama sang ibu (Cecilia Suárez) menjalankan bisnis merawat taman yang diam-diam juga berfungsi sebagai markas operasi pembunuh bayaran.

Kehidupan Elmer mulai berubah saat ia menerima misi membunuh seorang perempuan bernama Violeta (Catalina Sopelana). Namun, alih-alih menuntaskan tugas, Elmer justru mulai merasakan cinta untuk pertama kalinya sejak kecelakaan. Konflik pun memuncak saat Elmer harus memilih antara Violeta atau loyalitas terhadap ibunya yang manipulatif.

Salah satu catatan kritikus untuk The Gardener adalah ceritanya yang cenderung campur aduk antara thriller, drama keluarga, dan romansa. Meski begitu, atmosfer pop gotik dan visualnya yang nyentrik jadi nilai plus yang bikin miniseri ini tampil beda dari kebanyakan kisah tentang pembunuh bayaran. Dijamin bikin betah nonton setiap episodenya!

4. Istanbul Encyclopedia (2025)

adegan dalam miniseri Istanbul Encyclopedia. (dok. Netflix/Istanbul Encyclopedia)

Sedang mencari tontonan slice of life yang menyentuh, tenang, tapi tetap emosional? Istanbul Encyclopedia bisa jadi jawabannya. Miniseri Turki ini menawarkan narasi kontemplatif yang, sayangnya, luput dari radar penonton karena temponya yang dianggap lambat dibandingkan drama Netflix pada umumnya.

Ceritanya mengikuti dua tokoh perempuan yang punya hubungan berbeda dengan Kota Istanbul. Zehra (Helin Kandemir), mahasiswi arsitektur yang baru pindah dari kampung halamannya, memandang kota ini sebagai awal baru. Di sisi lain, ada Nesrin (Canan Ergüder), sahabat lama ibunya, dokter sukses yang ingin meninggalkan Istanbul demi hidup baru di Prancis.

Perbedaan cara mereka memaknai kota ini menjadi benang merah dari kisahnya. Zehra melihat Istanbul sebagai pintu kebebasan, sementara Nesrin justru merasa kota ini telah mengurungnya terlalu lama. Dari sini, Istanbul Encyclopedia berkembang menjadi kisah tentang harapan, kehilangan arah, dan pergulatan identitas perempuan di masyarakat modern Turki.

5. The Survivors (2025)

poster miniseri The Survivors. (dok. Netflix/The Survivors)

Untuk melengkapi daftar ini, ada The Survivors, miniseri Australia yang diangkat dari novel laris karya Jane Harper. Kisahnya berpusat pada Kieran Elliot (Charlie Vickers) yang kembali ke kampung halamannya 15 tahun setelah tragedi yang merenggut nyawa adik dan sahabatnya. Kepulangannya membawa kembali luka lama, apalagi ketika sebuah pembunuhan baru terjadi dan misteri hilangnya seorang remaja di masa lalu kembali mencuat.

Misteri di miniseri ini terbagi dua: siapa pelaku pembunuhan dan apa yang sebenarnya terjadi pada Gabby Birch, sang remaja yang hilang. Narasi bolak-balik antara masa kini dan masa lalu membuat penonton terus menebak-nebak. Menariknya, alih-alih mengandalkan plot twist bombastis, The Survivors lebih fokus pada pembangunan atmosfer dan lapisan emosi karakternya.

Meski harus diakui, dibandingkan serial misteri Netflix lainnya tahun ini, seperti The Residence, The Survivors memang minim gebrakan. Pace yang lambat dan nuansa yang suram membuatnya kurang atraktif bagi penonton yang terbiasa dengan sajian misteri yang eksplosif. Namun, bagi yang lebih menyukai tontonan subtil, The Survivors jelas pilihan yang patut dipertimbangkan!

Walau tak segempar miniseri lain yang membanjiri linimasa, kelima judul di atas membuktikan bahwa kualitas tak selalu berbanding lurus dengan popularitas. Kadang, permata terbaik justru tersembunyi di balik bayang-bayang.

Dengan narasi yang solid, eksplorasi tema yang berani, dan produksi yang tak kalah apik, miniseri-miniseri ini menawarkan pengalaman menonton berbeda. Siap membuktikan sendiri mengapa mereka layak mendapat sorotan lebih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us