Mufasa: The Lion King Ungkap Lokasi Asli Pride Rock di Afrika
- Pride Rock dan Milele terletak di Chyulu Hills, Kenya
- Mufasa lahir di Namibia, perjalanan melintasi Botswana, Zambia, Zimbabwe, Tanzania, Uganda, hingga tiba di Kenya
- Film menampilkan lokasi nyata seperti Air Terjun Victoria, Pegunungan Rwenzori, Isimila Canyon, dan Gunung Ol Doinyo Lengai
Mufasa: The Lion King (2024) akhirnya mengungkap lokasi sebenarnya dari Pride Rock dan kerajaan Mufasa. Film ini menunjukan bahwa Pride Rock dan Milele terletak di Chyulu Hills, Kenya, sebuah kawasan pegunungan dan taman nasional di tenggara negara tersebut.
Milele dan Pride Lands dikonfirmasi berada di Kenya, tepatnya di Chyulu Hills, seperti dilaporkan Screen Rant.
Sebelumnya, lokasi Pride Rock sering diperdebatkan, dengan beberapa teori menyebut Tanzania sebagai tempatnya. Namun, perjalanan Mufasa dalam film terbaru ini akhirnya mengarah ke Kenya sebagai lokasi utama.
1. Perjalanan panjang Mufasa melintasi Afrika
Mufasa: The Lion King menampilkan asal-usul sang raja dan perjalanan panjangnya melintasi Afrika. Kisahnya dimulai di Kaokoland, Namibia, wilayah tandus dengan ekosistem ekstrem. Mufasa lahir di sana sebelum sebuah banjir besar menghanyutkannya jauh dari keluarganya.
Ia terbawa arus ke Botswana dan bertemu Taka, yang kelak dikenal sebagai Scar. Keduanya tumbuh bersama di savana hingga harus melarikan diri akibat serangan kelompok pengembara. Mereka kemudian menyeberangi Zambia dan Zimbabwe sebelum bertemu Sarabi, Zazu, dan Rafiki di Tanzania.
Perjalanan berlanjut melewati Uganda, mendaki Pegunungan Rwenzori yang bersalju, sebelum tiba di Kenya, tempat mereka menemukan Milele dan takdir Mufasa sebagai raja Pride Lands.
2. Lokasi nyata di balik dunia The Lion King
Film ini menampilkan berbagai lokasi nyata yang memperkuat kesan autentik. Salah satu adegan berkesan adalah saat Mufasa dan Taka melompat dari Air Terjun Victoria, yang terletak di perbatasan Zimbabwe dan Zambia.
Pegunungan Rwenzori di Uganda menjadi latar saat para karakter melintasi wilayah bersalju sebelum mencapai tujuan akhir. Gunung ini, yang juga dikenal sebagai Mountains of the Moon, terkenal dengan lanskap bersalju di tengah Afrika tropis.
Di Tanzania, film ini menampilkan Isimila Canyon, situs geologis dengan pilar-pilar batu pasir menjulang tinggi. Selain itu, Gunung Ol Doinyo Lengai, gunung berapi aktif yang dianggap suci oleh suku Maasai, turut muncul dalam kisah sebagai simbol perjalanan berat Mufasa dan teman-temannya.
3. Menampilkan keindahan Afrika dengan realisme kuat
Pendekatan visual dalam Mufasa: The Lion King membuktikan bahwa film ini bukan sekadar kisah fiksi, tetapi juga eksplorasi lanskap Afrika dengan detail yang memukau.
Alih-alih menggambarkan Afrika sebagai satu entitas seragam, tim produksi menampilkan keberagaman alam dan budaya. Gurun Namibia, sabana Botswana, air terjun megah Zimbabwe, dan puncak bersalju Uganda dirangkai menjadi perjalanan dramatis yang mengantarkan Mufasa pada takdirnya.
Dengan menjadikan lokasi nyata sebagai inspirasi, Mufasa: The Lion King bukan hanya sebuah kisah kepahlawanan, tetapi juga penghormatan terhadap keindahan Afrika.
