Kemampuan storytelling atau bercerita yang mumpuni bisa mengantarmu meraih banyak hal. Termasuk jadi musisi sukses, layaknya Taylor Swift, Bob Dylan, dan Bruce Springsteen. Mereka beberapa musisi dengan bakat bercerita terbaik di dunia. Terbukti dari kepiawaiannya menulis lirik yang memungkinkan pendengarnya dapat kilasan visual.
Bakat ini tentu tak eksklusif dimiliki ketiga musisi tadi. Berikut sepuluh musisi lain yang juga jago storytelling. Mendengar lagu mereka bak sedang nonton film, lho!
Eminem adalah salah satu penulis lirik terbaik yang pernah ada. Muncul jauh sebelum Taylor Swift, ia adalah pelopor lagu rap dengan lirik penuh makna dan cerita. Eminem banyak menulis lagu yang terinspirasi dari kehidupan dan pengalaman pribadinya.
Kalau kamu perhatikan, ia sering menulis lagu yang ditujukan untuk putri-putrinya, seperti "Hailie's Song", "Mockingbird", dan "When I’m Gone". Sementara dalam "Cleanin’ Out My Closet", ia bercerita soal pengalamannya besar di tengah keluarga yang tak ideal. Coba dengar juga "Stan" yang terinspirasi dari sepucuk surat penggemarnya.
Lirik lagu Kendrick Lamar juga dikenal brilian. Ia banyak menyertakan kritik sosial politik dalam lagu-lagunya. Lagu "Humble" misalnya mengkritik standar kecantikan yang mustahil. Sementara, dalam "F*ck Your Ethnicity", ia mencoba mengutarakan pesan diversitas dan kemanusiaan universal tanpa pandang bulu.
Sama seperti Eminem, lirik gubahan Kendrick Lamar tak banyak repetisi. Ia salah satu musisi dengan bekal kosakata yang kaya.
Bicara lirik, rasanya tak adil bila tak menyertakan Steven Morrissey ke dalamnya. Sejak debut bersama band The Smiths, bakat menulis lagu Morrissey sudah mencolok. Lewat lagu-lagu ciptaannya, Morrissey banyak bercerita dari sudut pandangnya sebagai introver. Sesuatu yang cukup langka di masa itu.
The Smiths bahkan dijuluki band asal Manchester yang kosakata dalam liriknya paling beragam, mengalahkan Oasis. Setelah band-nya bubar pada 1987, Morrissey berkarier solo. Ia mempertahankan kepiawaiannya menulis lirik yang menawan. Walaupun harus diakui, kariernya tak semoncer saat masih bersama Johnny Marr dan kawan-kawan.
Mengaku banyak terinspirasi dari kemampuan bercerita lewat lirik ala Taylor Swift, tak heran kalau lagu-lagu Olivia Rodrigo pun menghanyutkan. Padahal, mayoritas berupa curhatan ala remaja yang berkutat pada masalah-masalah percintaan dan patah hati. Namun, dengan pemilihan kosakata serta frasa tertentu, lagunya jadi lebih puitis dan dramatis.
Rodrigo debut lewat "drivers license" yang bercerita soal momen patah hatinya melihat kekasihnya punya perempuan idaman lain. Disusul dengan "good 4 u" yang masih bertema patah hati, tetapi lebih menyentak. Album keduanya mulai merambah isu-isu selain patah hati, tetapi masih berkutat pada kisah cinta yang tragis dan hubungan toksik.
Laufey juga tak kalah jago saat bercerita lewat lagu. Sama seperti saat mendengar Taylor Swift dan Olivia Rodrigo, ia bisa membuatmu menghayalkan adegan dalam liriknya. Mengusung genre modern jazz dengan sentuhan pop dan klasikal, lagu-lagu Laufey punya efek magis buat pendengarnya.
Caranya memvisualisasikan lagunya dalam video musik pun patut diacungi jempol. Ia tipe musisi komplet yang siap membuatmu berkhayal sejenak, melupakan segala masalah hidup.
Bercerita tak perlu menggunakan kosakata sulit, dengar bagaimana Maisie Peters meramu lirik. Ia banyak menggunakan bahasa-bahasa sederhana, tetapi berhasil bikin kita terhanyut dalam cerita lagunya.
Peters sudah punya dua album studio yang semuanya berisi cerita-cerita seru dari berbagai pengalaman dan interaksinya dengan berbagai macam orang. Tak hanya seputar pengalaman personalnya sendiri, ada pula yang ia persembahkan untuk band-nya bahkan yang terinspirasi dari curhatan teman-temannya.
Mendengar lagu Cian Ducrot juga akan memberimu sensasi nonton film atau membaca novel. Ia dikenal luas sejak lagu "All For You" yang rilis pada 2022. Kini sudah merilis album debut, Ducrot tak pernah gagal bikin visualisasi lagu yang sesuai dengan cerita dalam lirik gubahannya.
Selain lagu hitsnya itu, Ducrot pernah bercerita soal absennya ayah dalam tumbuh kembang anak-anak dalam lagu "I'll Be Waiting". Dalam lagu terbarunya "Part of Me", ia juga mengkritik enggannya kemauan laki-laki untuk terbuka soal perasaan dan kesehatan mentalnya. Buat penggemar musik pop dan ballad, Ducrot harus kamu tengok karyanya mulai sekarang.
Sama dengan Ducrot, Orla Gartland juga berasal dari Irlandia dan seorang pencerita ulung. Sebagai musisi perempuan berusia muda, ia banyak bicara soal keresahan-keresahan yang spesifik mengarah ke kesehatan mental, tekanan sosial, dan standar kecantikan.
Coba dengarkan "Pretending", "You're Not Special, Babe", dan "Why Am I Like This?". Tiga lagu itu seperti anthem buat semua yang punya masalah dengan kegelisahan berlebih.
Jangan lewatkan pula kesempatan untuk berkenalan dengan LEON. Musisi asal Swedia ini salah satu penulis lirik yang tak pernah gagal membuat cerita unik dengan iringan lagu. Ia lebih banyak bicara soal cinta, tetapi caranya memilih kosakata dan frasa harus diacungi dua jempol.
Rasanya tak ada kisah cinta klise dalam lagu LEON. Selalu ada intrik dan twist dalam cerita cinta yang ia angkat, baik yang berakhir bahagia atau tragis. Jangan khawatir bosan, deh.
Siapa yang tak kenal NIKI? Ia juga salah satu musisi dengan bakat bercerita yang di atas rata-rata. Lagu-lagunya banyak disarikan dari pengalaman pribadinya yang mungkin tak jauh beda dari pengalaman banyak orang. Namun, mengemasnya jadi cerita seru lewat frasa yang berima bukan perkara mudah.
Masih ingat lagunya yang viral soal pengalaman pribadinya saat masih SMA dalam lagu "High School in Jakarta"? Atau "Split" yang mendeskripsikan dengan akurat rasanya homesick? Itu hanya segelintir contoh kepiawaian NIKI menulis lirik. Coba juga "Backburner", "Before", "Ocean & Engines" dan "The Apartment We Won’t Share".
Selain bakat di bidang musik dan tarik suara, ternyata skill bercerita juga punya dampak besar dalam karier seorang musisi. Itu salah satu aspek yang bikin mereka tetap relevan dari zaman ke zaman.