Review Film Red One, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Red One membangun dunia mitologis yang memikat dengan karakter dari legenda Natal. Kita semua mungkin sudah tahu tentang Santo Nikolas (Santa Klaus atau Sinterklas). Namun, banyak yang belum tahu tentang Krampus dan Gryla yang juga muncul di film ini.

Krampus digambarkan sebagai makhluk besar yang sering menakuti anak-anak di Eropa, sementara Gryla adalah penyihir yang memiliki kemampuan mengubah bentuk. Bisa dibilang kalau world-building berdasarkan mitologi merupakan salah satu elemen terbaik film ini.

Dalam film ini, karakter Evans berhasil tampil dengan pendekatan yang unik, jauh dari peran Captain America yang karismatik. Beberapa adegan bahkan memperlihatkan sisi kocak Evans, terutama saat ia menghadapi momen-momen membingungkan yang mengingatkan kita pada perannya sebagai Johnny Storm di Deadpool & Wolverine (2024).

Caranya tektokan dengan karakter The Rock pun terlihat alami, sehingga menghadirkan tawa tanpa henti sepanjang cerita. Namun, tak sekali dua kali ia pun berhasil membawakan adegan serius, yang menambah warna pada karakter yang ia perankan.

Meskipun menghibur, Red One memiliki alur yang cenderung mudah ditebak. Tak ada twist di sepanjang cerita. Karisma The Rock pun masih terasa dominan. Kadang, sulit untuk melihat dirinya melebur dalam peran baru. Beberapa adegan jadi terasa repetitif, karena karakter yang ia bawakan terlalu mencerminkan dirinya sendiri.

Kesimpulannya, Red One mungkin bukan film terbaik tahun ini. Namun, film ini tetap menjadi pilihan terbaik untuk dinikmati bersama keluarga. Dengan aksi seru, humor ringan, dan mitologi Natal yang memikat, Red One sangat layak ditonton di akhir pekan nanti.