Suka Joker, Ini 6 Film Kelainan Jiwa yang Bisa Ditonton

Film Joker sukses jadi salah satu film terbaik yang menuai banyak pujian, terlepas dari beberapa kontroversi dan konspirasi yang menyelimutinya. Bila kamu menikmati tiap menit film Joker, tantang dirimu untuk menonton film serupa berikut ini. Berani?
1. Filth (2013)

Filth dibintangi oleh James McAvoy yang kali ini berperan sebagai detektif bernama Bruce Robertson. Ia dikenal punya sifat yang buruk, suka memanipulasi dan memanfaatkan rekan kerjanya, terutama para juniornya.
Selain kariernya yang tampak baik-baik saja, kita akan diajak mengulik sedikit kehidupan personalnya yang cukup kompleks. Hingga kamu akan menemukan beberapa rahasia mencengangkan Bruce. Ceritanya berakhir tragis, siapkan mental saat akan menonton film ini. Meski begitu, film ini dapat mix reviews yang memang sudah disadari para kru dan cast film karena isu sensitif yang mereka usung.
2. Taxi Driver (1976)

Disutradarai Martin Scorsese, film ini berlatar kawasan kumuh New York di mana seorang supir taksi bernama Travis tinggal. Ia adalah veteran Perang Vietnam yang hidup sendiri. Ia pun berusaha membina hubungan baru dengan seorang wanita yang lagi-lagi menolaknya mentah-mentah.
Penolakan itu membuatnya semakin terisolasi hingga timbul keinginannya untuk membalas dendam pada orang-orang yang pernah menyakitinya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang remaja perempuan, Iris yang tak sengaja ia tolong dari usaha perampokan. Namun, pertemuannya dengan Iris justru membuatnya terlibat dalam kasus kriminal lainnya.
Sama dengan Joker, film ini mengandung perdebatan moral yang bisa membuat penonton bimbang dan tak habis pikir.
3. You Were Never Really Here (2017)

Dibintangi pula oleh Joaquin Phoenix, You Were Never Really Here adalah film psychological action yang bertumpu pada tokoh Joe. Seorang mantan militer dan agen FBI yang memiliki trauma masa lalu. Ia bertekad menyelamatkan seorang gadis yang menjadi korban perdagangan manusia bernama Nina.
Joe melakukan apa pun untuk menyelamatkan Nina, bahkan dengan cara kekerasan sekalipun. Namun, ia dihalangi beberapa agen yang ternyata terlibat dalam bisnis ilegal tersebut. Banyak adegan kekerasan dan bahkan pikiran-pikiran tentang bunuh diri di film ini yang tentunya tak nyaman bagi semua orang, tetapi cukup menantang jika kamu memang suka dengan film bergenre psikologi.
4. The Tribe (2014)

Film asal Ukraina ini tak hanya unik karena hanya menggunakan bahasa isyarat, tetapi juga dari segi plotnya. Kamu akan bertemu dengan Sergey, remaja yang baru saja masuk ke sebuah sekolah asrama khusus bisu-tuli. Di sana ia pun dikenalkan dengan sistem hirarki yang sudah terbentuk dan ditaati para siswanya.
Sergey yang tampak tak menyakinkan di awal ternyata mampu masuk ke dalam hirarki tersebut dan menduduki posisi penting. Namun, sebuah insiden yang menyakiti hatinya terjadi mendorongnya melakukan tindakan di luar batas. Film ini tak aman ditonton anak di bawah umur karena berbagai adegan kekerasan dan vulgarnya. Terlepas dari itu, dari segi cerita film ini cukup berani melibatkan kaum minoritas dan idenya pun sangat orisinal.
5. The Machinist (2004)

Dibintangi Christian Bale, film The Machinist berkisah tentang Trevor yang memiliki gangguan mental tertentu, membuatnya tenggelam dalam halusinasi dan sulit tidur selama bertahun-tahun. Suatu saat halusinasinya berakibat fatal saat kecelakaan terjadi di tempat kerjanya. Ia pun makin terisolasi, hanya punya beberapa orang yang bisa ia ajak bicara.
Tidak bertumpu pada plot, film ini sebenarnya adalah eksplorasi atas kondisi dan pikiran seseorang dengan gangguan mental tertentu. Kamu pun bisa terkecoh karena banyak adegan yang berada di antara kenyataan dan halusinasi Trevor.
6. Donnie Darko (2001)

Mirip dengan The Machinist, film ini pun membahas seorang anak muda bernama Donnie yang sering berhalusinasi. Bedanya, ia melihat dengan jelas sesosok kelinci menyeramkan yang menghasutnya untuk melakukan kejahatan. Kelinci itu muncul semenjak ia hampir terbunuh karena suatu insiden yang terjadi di rumahnya.
Berlatarkan tahun 1988 di sebuah kota kecil di Amerika Serikat, sama dengan Joker film ini sebenarnya punya pesan politik dan sosial tertentu.
Semua film di atas mengangkat isu-isu sensitif yang memang tak nyaman untuk banyak orang. Namun, tetap seru ditonton dengan kepala dingin dan pikiran terbuka. Bisa menambah wawasan tentang penyakit mental dan psychological traits lainnya.