Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tren Post Credit Scene dalam Film yang Makin Menjamur

Yelena Belova dalam post credit scene Thunderbolts* (dok. Marvel Studios/Thunderbolts*)
Yelena Belova dalam post credit scene Thunderbolts* (dok. Marvel Studios/Thunderbolts*)
Intinya sih...
  • Penggunaan post credit scene sudah terjadi pada 1960-an
  • Pengaruh post credit scene meledak di era Marvel Cinematic Universe
  • Gak hanya Marvel, akhirnya banyak film yang menggunakan post credit scene

Menonton film jadi salah satu cara menghabiskan waktu luang. Beragam genre film pun bisa dipilih sesuai selera, mulai dari action, thriller, horor, hingga drama. Sineas pun juga berlomba memberikan kisah unik dan menarik dalam film besutannya.

Post credit scene atau adegan pasca kredit menjadi cara unik yang sineas lakukan guna meningkatkan antusiasme penonton. Kalau dulu penonton langsung keluar setelah film selesai, maka tidak dengan kini. Mereka rela menunggu beberapa menit untuk menonton post credit scene.

Adegan dalam post credit scene biasanya merujuk pada kisah lanjutan film yang ditonton, seperti dilansir studiobinder. Lebih tepatnya, sineas memberikan petunjuk da sedikit gambaran terkait kelanjutan sebuah film. Tren post credit scene dalam film kini makin menjamur. Kamu wajib tahu kenapa, nih!

1. Penggunaan post credit scene dalam film sudah terjadi pada 1960-an

The Silencers (dok. Medaway-Claude/The Silencers)
The Silencers (dok. Medaway-Claude/The Silencers)

Kalau mengira post credit scene baru ada pada tahun 2000-an, maka kamu perlu memperbaharui wawasanmu. Sebab, penggunaan post credit scene dalam film sudah dilakukan pada 1960-an. Memang belum masif, tapi geliatnya sudah mulai terlihat.

Film pertama yang menggunakan post credit scene adalah parodi James Bond, yakni The Silencers (1966). Film itu memparodikan akhir film James Bond yang selalu diakhiri kata-kata "James Bond Will Return in..." dengan menambahkan adegan dari post credit scene dari protagonis film.

Adegan post credit scene The Silencers dinilai lebih menarik dibanding hanya kata-kata yang digunakan dalam kebanyakan film James Bond. Keputusan itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam sejarah film.

Kalau The Silencers menggunakan post credit scene sebagai petunjuk sekuel filmnya, maka berebeda dengan The Muppet Movie (1979). Di akhir film, para karakter berteriak pada penonton, "Pulang! Pulang! Sampai jumpa!" Simpel, tapi mengena. Dilansir Collider, film ini pantas disebut sebagai awal kebangkitan adegan post credit scene pada 1980-an.

The Muppets menjadi pemecahan dinding keempat selama adegan post credit scene pada 80-an. Kemudian, hal itu diikuti oleh The Great Muppet Caper (1981) dan The Muppets Take Manhattan (1984).

2. Pengaruh post credit scene meledak di era Marvel Cinematic Universe

Nick Fury dalam post credit scene Iron Man (dok. Marvel Studios/Iron Man)
Nick Fury dalam post credit scene Iron Man (dok. Marvel Studios/Iron Man)

Tren penggunaan post credit scene terus berlanjut sepanjang 1990-an hingga 2000-an. Kamu mungkin sebelumnya mengenal tren post credit scene berawal dari film-film Marvel, kan? Gak salah, tapi bukan mereka pemrakarsanya. Namun, merekalah yang mempopulerkan post credit scene.

Marvel Studios yang di era 2000-an sedang membangun semesta Marvel Cinematic Universe (MCU) menggunakan adegan post credit scene sebagai perekat antarfilm, sehingga mengikat film-filmnya dalam semesta yang sama. Beberapa adegan memang cuma sebagai komedi, tapi sisanya bertujuan memberi gambaran.

Iron Man (2008) menjadi film MCU pertama yang menggunakan post credit scene di akhir filmnya. Masih dilansir Collider, Kevin Feige, Presiden Marvel Studios, menjelaskan bahwa ide menggunakan adegan post credit scene di MCU berasal dari masa kecilnya. Ia senang menonton kredit film dan melihat siapa yang mengerjakan film tersebut. Ketika menonton Ferris Bueller's Day Off (1986), Feige menonton post credit scene pertamanya dan merasa terinspirasi.

Hingga kini, tercatat sudah ada 88 adegan post credit scene yang ada di film dan serial MCU, termasuk di film terbarunya, The Fantastic Four: First Steps, seperti dilansir Games Radar. MCU tidak terlihat akan berhenti menampilkan post credit scene di film dan serialnya, sehingga masih akan bertambah.

3. Gak hanya Marvel, akhirnya banyak film yang menggunakan post credit scene

Akira dalam John Wick: Chapter 4 (dok. Lionsgate Films/John Wick: Chapter 4)
Akira dalam John Wick: Chapter 4 (dok. Lionsgate Films/John Wick: Chapter 4)

Meledaknya penggunaan post credit scene yang Marvel Studios gunakan untuk semesta MCU ternyata menginspirasi film lain. Studio rivalnya, DC Studios, juga melakukan hal serupa.

DC Extended Universe (DCEU) menyelipkan beberapa post credit scene di film-filmnya, seperti Justice League (2017) dan Black Adam (2022). Kemudian, warabala Sony's Spider-Verse juga memutuskan memasukkan post credit scene dalam film-filmnya, seperti (2018). Alhasil, banyak fans yang lebih antusias mengetahui kelanjutan dari masing-masing film.

Gak cuma buat film superhero keluaran Marvel dan DC saja yang menggunakan post credit scene sebagai gimik. Beberapa film seperti Pirates of the Caribbean (2003–2017), The Hangover (2009), 22 Jump Street (2014), dan John Wick: Chapter 4 (2023) melakukan tren serupa.

4. Apakah adegan post credit scene dibutuhkan?

Adegan post credit scene Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings (dok. Marvel Studios/Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings)
Adegan post credit scene Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings (dok. Marvel Studios/Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings)

Lantas, apakah adegan post credit scene dalam sebuah film benar-benar diperlukan? Jawabannya tergantung. Apabila adegan post credit scene digunakan dengan benar, maka bisa menambah nilai naratif, seperti bocoran cerita yang akan datang, memperkenalkan tokoh baru, hingga menyelesaikan subplot.

Namun, kamu mungkin juga pernah menemukan film yang menggunakan adegan post credit scene secara asal-asalan, alias tidak perlu-perlu amat. Biasanya, ini digunakan sebagai trik pemasaran, seperti menciptakan sensasi, tapi gak sesuai dengan cerita.

Dilansir CINEVUE, kritikus berpendapat jika banyak film Hollywood yang menjadikan adegan post credit scene sebagai sebuah kewajiban, alih-alih sesuatu yang layak. Alhasil, beberapa post credit scene terasa hambar dan gak berdampak.

Penting atau tidaknya sebuah adegan post credit scene juga bisa dilihat lewat respons penonton. Tren post credit scene dalam film yang makin menjamur menandakan jika itu menjadi usaha untuk menggaet antusias penonton. Bagaimana menurutmu? Apakah post credit scene se-penting dan se-dibutuhkan itu? Tulis di kolom komentar, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us