Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa para pahlawan. Ada banyak cara bisa digunakan untuk mengapresiasi, sekaligus mengenang jasa yang telah pahlawan berikan untuk negeri ini.
Satu di antaranya menyematkan nama mereka sebagai nama jalan. Berikut lima nama pahlawan yang paling banyak digunakan sebagai nama jalan di Indonesia.
Berada di peringkat pertama adalah pahlawan pergerakan wanita, RA Kartini. Penulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang ini, namanya diabadikan menjadi nama jalan hampir di seluruh kota besar dan kabupaten di Indonesia, kecuali Ternate. Bahkan di Belanda, seperti dikutip dari merdeka.com, ada kota yang menggunakan nama Kartini sebagai jalan seperti Amsterdam, Haarlem, Hagerhof dan Utrecht.
Pahlawan pemimpin Revolusi Nasional Indonesia, Panglima Sudirman juga paling banyak digunakan sebagai nama jalan di Indonesia. Bahkan di Tanjung Selor, Kalimantan Utara yang notabene adalah provinsi baru. Selain itu nama Sudirman juga diabadikan menjadi nama perguruan tinggi negeri di Banyumas, Jawa Tengah.
Menyusul di peringkat ketiga, adalah pahlawan yang pernah membuat VOC bangkrut dengan taktik perang gerilyanya, Pangeran Diponogoro. Dari 34 ibu kota provinsi di Indonesia, hanya Ternate dan Manokwari yang tidak menyematkan Diponogoro sebagai nama jalannya.
Pahlawan pemimpin perang paderi yang wafat tahun1864 di Minahasa, Imam Bonjol menjadi pahlawan yang cukup populer digunakan sebagai nama jalan di Indonesia, kecuali di wilayah Indonesia bagian timur seperti Ternate dan Jayapura.
Namun di Kota Sorong, Papua Barat, nama Imam Bonjol disematkan sebagai nama jalan di Kecamatan Salawati.
Suami kedua Cut Nyak Dien, Teuku Umar namanya juga paling sering digunakan sebagai nama jalan di Indonesia, terutama di wilayah Sumatra. Di wilayah timur, kita bisa menemukan Jalan Teuku Umar di kota Biak dan Sorong.