Kenapa Harga Barang di Mall Kebanyakan Diakhiri Angka 9?

Belanja barang adalah salah satu kegiatan rutin yang paling menyenangkan. Apalagi, di tempat perbelanjaan nyaman, seperti mal dengan banyak barang, bisa kamu jelajahi. Namun, sadar gak, saat kamu sedang melihat-lihat harga barang di mal, pasti kebanyakan harganya diakhiri dengan angka 9, iya, kan?
Kamu pasti sering melihat harga Rp9.999, Rp499.000, atau Rp99.900. Padahal, jika dipikir-pikir, harganya juga bisa dibulatkan, karena hanya selisih sedikit saja. Kalau kamu bertanya-tanya tentang ini, ternyata ada alasan khusus di baliknya, lho!
Supaya menjawab penasaranmu tentang kenapa harga barang di mal kebanyakan diakhiri angka 9, berikut ini ulasannya!
1. Banyak item berakhiran 9, mulai dari pakaian, barang elektronik, gawai, hingga sayuran

Harga barang yang berakhiran 9 ini sering banget kita jumpai di berbagai produk, terutama yang ada di mal dan pusat perbelanjaan besar lainnya. Yang paling sering, umumnya harga unik ini bisa kita temukan di produk fesyen, misalnya, pakaian, sepatu, topi, dan aksesori lainnya.
Harga dengan akhiran ganjil, yang disebut odd pricing, ini juga umum digunakan untuk item gawai, seperti smartphone, laptop, TV, hingga barang elektronik rumah tangga, seperti mesin cuci dan kulkas. Selain itu, kamu juga bisa temukan harga berakhiran 9 saat berbelanja bahan makanan di supermarket.
2. Hal tersebut menjadi trik psikologis harga untuk menarik minat konsumen

Lantas, apa istimewanya harga berakhiran 9? Dilansir dari web Laboratorium Inovasi dan Pengembangan Sistem Perusahaan ITB (LIPSP ITB), angka 9 diakhir banderol harga tersebut merupakan salah satu strategi pemasaran yang disebut psikologis harga atau psychological pricing. Harga berakhiran 9 memicu ketertarikan pembeli karena dapat memberikan ilusi harga yang lebih murah. Padahal, pada akhirnya harga yang dibayarkan gak jauh beda atau bahkan tetap sama.
Misalnya, ada pilihan dua produk serupa dengan harga Rp10.000 dan Rp9.999. Pembeli pastinya bakal memilih harga Rp9.999, kan? Meski pada akhirnya harga yang dibayarkan tetap Rp10.000. Ia seperti sebuah angka diskon yang sangat menarik perhatian konsumen. Ini adalah salah satu strategi pemasaran yang memanfaatkan buying behavior dari pembeli yang selalu mencari barang yang lebih murah.
Dilansir Rubick AI, angka 9 dalam harga produk juga punya sejarah panjang dalam bisnis jual beli sejak 1800an. Rupanya, angka ganjil tersebut untuk mencegah pencurian uang oleh karyawan toko yang dulunya marak terjadi. Karena harganya yang ganjil mengharuskan kasir memasukkan data pembayaran secara langsung ke register untuk bisa memberikan kembalian 1 sen pada pembeli.
3. Harga genap dan harga ganjil ternyata memiliki target pasar masing-masing

Jika harga berakhiran 9 lebih menarik konsumen, lantas kenapa masih ada harga dengan nominal genap seperti Rp100 ribu atau Rp1 juta? Usut punya usut, ternyata harga dengan nominal genap juga punya target pasar tersendiri. Dilansir Buynomics, even price atau harga genap biasanya digunakan untuk barang-barang mewah dan bermerek.
Harga genap tersebut tidak jadi masalah untuk pembeli yang sudah percaya dengan kualitas produk, sehingga pembeli siap membeli dengan harga penuh. Barang seperti ini biasanya gak perlu ilusi diskon untuk bisa terjual laris. Jadi, pada akhirnya kedua jenis harga barang ini memiliki target pasar dan konsumen masing-masing.
Sekarang sudah tahu kenapa harga barang di mal diakhiri angka 9, kan? Bagaimana menurutmu? Apakah harga tersebut memang bikin kamu tertarik dibandingkan harga normal yang sederhana? Tulis pendapat kamu di kolom komentar, ya!