4 Hal yang Menyebabkan Kamu Left Group WhatsApp

Belum lama whatsapp mengeluarkan fitur baru. Fitur barunya ini mirip instagram story atau snapchat. Padahal whatsapp bukan media sosial.
Sejak awal, saya menyukai whatsapp karena kesederhanaannya. Whatsapp yang digunakan hanya untuk chatting saja. Kesederhanaan macam ini bertahan selama beberapa tahun. Tapi sekarang sudah berbeda. Sejak kemunculan snapchat, perusahaan induk whatsapp, Facebook sepertinya ingin menerapkan fitur macam itu di anak-anak perusahaannya semacam instagram dan whatsapp.
Tapi tulisan saya ini akan membeberkan beberapa hal yang bikin saya pengen keluar dari grup whatsapp. Nggak nyambung sama curhatan saya tadi tho? Nggak apa-apa namanya juga curhat. Suka-suka saya.
Grup whatsapp adalah keniscayaan buat kamu yang memililki akun whatsapp atau smartphone. Kamu tak bisa lepas dari hal itu. Di dalam grup kamu bisa ketemu teman sekolah, kuliah, kantor, karang taruna, keluarga besar, teman komplek, tetangga, mantan pertama, mantan kedua, mantan ketiga, mantan majikan dan seterusnya.
Saya sendiri sering mengadakan rapat di grup whatsapp yang saya pimpin (saya bangga jadi admin whatsapp). Rapat di whatsapp sungguh efisien. Tak perlu buang banyak waktu, tenaga dan uang. Cukup meluangkan waktu dan mengeluarkan isi kepala saja.
Tapi ada beberapa hal yang bikin saya pengen keluar dari satu grup whatsapp. Begini:
1. Cuma di-read

Sebenarnya poin ini bisa terjadi di chat jalur pribadi atau personal. Saya juga sering mengalami ini. Tapi kalau pesan kamu juga cuma dibaca di grup, rasanya menyebalkan sekali. Kalau satu orang yang cuma baca, tidak masalah. Kalau di dalam grup ada 20 orang tapi pesanmu cuma dibaca, rasanya menyakitkan. Apalagi yang kamu bagikan di grup whatsapp adalah video terlucu dari yang terlucu sepanjang tahun.
Bukan cuma itu, pesanmu yang cuma dibaca ternyata tak dicerna, dihayati, atau diamalkan. Misal, kamu membagikan thread soal, "lebih bagus mana, autan original atau soffel rasa jeruk,". Beberapa menit kemudian, ada teman kamu yang juga membagikan soal yang persis sama,"lebih bagus mana, autan original apa soffel rasa jeruk." Kemudian teman-teman kamu malah membalas thread yang dia buat barusan. Kalau sudah begitu mending kamu keluar aja.
2. Si OOT (Out of Topic)

Di dalam grup whatsapp ada beberapa macam tipe orang. Mulai dari baperan yang pingin left group terus, sampai yang suka membagikan foto atau meme nggak jelas (termasuk saya). Di setiap grup Whatsapp ada satu orang yang paling menyebalkan. Si OOT.
Misalnya kamu dan beberapa temanmu sedang berdiskusi soal kotoran kuda. Kemudian masuk si OOT ini membuat thread baru soal kotoran kumbang tanpa peduli sama diskusi kotoran kuda kamu yang belum selesai. Kamu sebagai pembuat thread kotoran kuda tadi merasa dilangkahi. Belum lagi teman-teman kamu yang tadinya asik diskusi soal kotoran kuda, malah pindah thread soal kotoran kumbang. Akhirnya kamu sendiri dengan kotoran kudamu.
3. Grup yang judul sama isinya nggak nyambung

Grup whatsapp di Indonesia barangkali jumlahnya ada jutaan. Jutaan grup Whatsapp itu judul grupnya berbeda-beda pula. Mulai dari keluarga besar si anu, karyawan kantor anu, mahasiswa jurusan anu, pokoknya yang nganu-nganu. Ada pula grup whatsapp yang judulnya sama sekali nggak nyambung dengan maksud dan tujuan di pembuat grup. Misalnya grup pecinta air hujan. Tapi isinya kebanyakan malah thread-thread soal air laut. Sebagai anggota grup tersebut, kamu pasti merasa tertipu dengan judulnya. Padahal kamu sangat berminat membahas air hujan, bukannya air laut. Lebih baik left group saja
4. Satu grup isinya orang baper semua

Kata baper (bawa perasaan) beberapa tahun belakangan ini sering digunakan sebagai kata ganti ngambek atau merajuk. Beberapa tahun kemudian, kamu boleh mengajukan baper sebagai kata baku di kamus Bahasa Indonesia.
Soal baper di dalam grup whatsapp, bagaimana jadinya kalau di dalam satu grup isinya orang baper semua? Misalnya begini, si A bikin thread tapi nggak ada yang menanggapi. Kemudian si B bikin thread juga, lantas si A yang tidak ditanggapi pun membalasnya dengan membacanya saja. Si C yang bikin thread pun sama, threadnya tidak ditanggapi oleh A dan B. Begitu seterusnya. Grup yang isinya orang cengeng ini tak layak untuk ditinggali. Bukannya tabah dengan kecuekan anggota grup lain, dan berusaha membuat thread yang lebih baik, malah baper semua. Lebih baik left saja Eh apakah saya baperan juga kalau saya left group?