IMGR 2026: Meme Jadi Senjata Gen Z untuk Kritik Isu Politik dan Sosial

- Meme membuat isu kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami
- Meme sebagai sarana Gen Z meluapkan unek-unek
- Meme juga bisa dibilang jadi media komunikasi baru melalui humor dan hiburan
Timeline media sosial selalu sibuk dengan bahasan-bahasan hangat yang tengah terjadi. Topik silih berganti dibicarakan, berbagai tren juga bergantian dimainkan oleh warganet. Namun, ada satu tak lekang oleh zaman, yaitu meme.
Meme mungkin sekilas terlihat seperti humor receh yang cuma bisa mengundang tawa. Tapi, di tangan generasi Z, gambar absurd dan caption satir itu bisa jadi media pembawa pesan yang jauh lebih mendalam soal kritik dan perlawanan terhadap berbagai isu politik dan sosial yang terjadi.
1. Meme membuat isu kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami

Bagi sebagian orang, meme mungkin humor yang hanya ditertawai secara singkat dan lewat begitu saja. Bagi Gen Z, meme juga jadi salah satu cara unik untuk menyalurkan suara mereka. Meskipun dengan gambar random bahkan no context, meme bisa jadi tamparan halus untuk isu-isu besar.
Mulai dari meme tentang janji politik yang tidak ditepati, kesetaraan gender, climate change, hingga cancel culture, semua isu kompleks tersebut bisa dijelaskan lewat meme dengan bahasa yang singkat tapi mudah dipahami.
Lewat balutan visual yang sederhana, meme bisa dibagikan sebanyak ribuan kali dalam hitungan menit, mengundang komentar, hingga diedit ulang dengan caption satir yang lebih pedas sehingga meme jadi media yang kelihatannya ringan, tapi menyimpan rasa frustasi dan kritik yang serius.
2. Meme selalu relate dengan suasana hati Gen Z

Melalui laporan Indonesia Millenial and Gen Z Report 2026, Tiara Dianita dan Desy Maharani dari The Maple Media menyebut, meme bisa jadi primadona sebagai sarana Gen Z meluapkan unek-unek, karena isi dari meme selalu relate dengan emosi yang dirasakan anak-anak muda. Karena merasa relate, hiburan dan pesannya gak berhenti hanya di meme itu saja, tapi terus berlanjut karena banyak di-share ulang oleh mereka.
"Kultur meme adalah bukti hiburan tidak berhenti di konten utama. Hiburan berlanjut di komentar, screenshot, hingga editan-editan fans. Bukan sekadar viral, tapi soal dipahami, di-share ulang, dan menjadi bagian humor sehari-hari," kata Tiara Dianita dan Desy Maharani.
3. Jadi media komunikasi baru yang efektif

Selain menjadi bahasa baru untuk isu-isu kompleks seperti politik, sosial dan budaya, meme juga bisa dibilang jadi media komunikasi baru yang mampu menyampaikan pesannya secara efektif dengan caranya sendiri, yaitu melalui humor dan hiburan.
Ketika media tradisional terasa terlalu formal dan kaku, meme hadir dengan bentuk yang lebih cair dan relevan. Mereka mudah dimengerti, menyampaikan pesan secara cepat, menghibur, dan juga tepat sasaran.
Kekuatan meme ada di rumus sederhana, yaitu Emotion + Recognition + Timing = Share.
Meme yang berhasil adalah meme yang mampu menangkap dan menjelaskan pesan dari dan kepada pembacanya secara cepat dan lebih menghibur. Itulah yang membuat meme terus dibagikan dan menjadi bagian dari perbincangan sehari-hari.