5 Alasan Lee Tang Jadi Psikopat di A Killer Paradox, Hukum Penjahat?

Lee Tang (Choi Woo Shik) adalah karakter utama di drakor A Killer Paradox. Ia merupakan mahasiswa yang menjalani kehidupannya dengan biasa. Ia bekerja paruh waktu di sebuah mini market dan mempunyai dua orang teman dekat. Suatu hari, ia secara spontan membunuh seseorang dalam perjalanan pulang kerja. Sejak itu, ia terus mengulangi kegiatan membunuh orang lain.
Tak seperti psikopat pada umumnya, Lee Tang membunuh orang-orang yang ternyata merupakan pelaku kriminal. Aksinya tidak pernah terendus kepolisian karena tidak ada bukti yang mengarah padanya. Supaya lebih jelas, di bawah ini telah dirangkum lima hal yang bikin Lee Tang jadi psikopat di A Killer Paradox. Yuk, kepoin!
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.
1. Merasa hidupnya membosankan

Lee Tang adalah mahasiswa yang sudah ketinggalan banyak kuliah. Ia sering tidak masuk kelas dan harus mengulangi berbagai mata kuliah. Baik di rumah, di kampus, maupun di tempat kerja, Lee Tang menemui orang-orang yang cerewet setiap harinya. Namun, ia hanya menanggapi seadanya dan tak pernah mencoba menanggapi atau menyanggah.
Ia akhirnya merasa hidupnya sangat membosankan. Hidupnya terasa monoton dan ia sebenarnya tidak tahan untuk dianggap sebagai pecundang. Ketika membunuh seseorang untuk pertama kali, ia merasakan sensasi yang berbeda. Ia merasa puas karena berani melakukan hal yang tak biasa dilakukannya, tapi di sisi lain ia juga masih punya rasa takut.
2. Sempat merasa bersalah dan ingin menyerahkan diri, tapi bukti pembunuhannya justru hilang

Pembunuhan pertama disimpulkan sebagai kasus saling serang. Sebab, sebelumnya korban yang dibunuh Lee Tang ternyata berkonflik dengan temannya yang juga tewas tak jauh dari lokasi pembunuhan.
Setelah korban pertamanya, Lee Tang kembali membunuh. Korban keduanya adalah saksi mata yang melihatnya membunuh korban pertama. Aksi tersebut dilakukannya secara impulsif. Namun, kasus tersebut disimpulkan terjadi karena penyerangan oleh anjing peliharaan.
Kedua pembunuhan yang dilakukan Lee Tang tidak memiliki bukti yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya. Ketika Lee Tang dengan sadar ingin menyerahkan diri ke polisi, tas yang dibawanya malah dijambret. Padahal, dalam tas itu terdapat bukti berupa alat-alat yang ia gunakan untuk membunuh. Alhasil, ia tidak jadi melaporkan diri.
3. Ada orang yang mendukung aksinya

Lee Tang awalnya melakukan aksinya sendirian dan terjadi karena tidak sengaja serta tindakan yang impulsif. Namun, di aksi yang ketiga, aksinya disaksikan oleh seseorang. Saat itu, ia menghabisi dua orang remaja yang bertemu dengannya di jalan.
Ternyata, aksinya dilihat oleh ayah dari korban pemerkosaan yang pelakunya adalah dua pemuda yang dibunuh Lee Tang. Orang tersebut berterima kasih karena Lee Tang mewakili dirinya untuk membunuh pemerkosa putrinya. Bahkan, sebelum Lee Tang melakukan aksinya, sebenarnya orang itu sudah berniat ingin membunuh mereka.
Dari situ, Lee Tang mengetahui bahwa ada yang mendukung aksinya. Ia lalu bertemu dengan Roh Bin (Kim Yo Han), seorang streamer yang punya kemampuan meretas. Roh Bin inilah yang memberinya informasi tentang beberapa orang yang telah dibunuh Lee Tang. Roh Bin juga yang mengarahkan Lee Tang untuk memilih target pembunuhan selanjutnya.
4. Merasa orang-orang yang dibunuhnya memang pantas untuk mati

Orang-orang yang dibunuh Lee Tang ternyata pernah melakukan kejahatan. Seperti di pembunuhan pertama dan kedua, misalnya. Korban pembunuhan pertama adalah laki-laki paruh baya yang dikenal baik dengan temannya. Namun, diam-diam menggoda istri dari temannya itu. Mereka bertengkar dan temannya tewas setelah dihantam dengan batu. Lee Tang sendiri ingin membunuhnya karena laki-laki itu kasar. Padahal, tak lama sebelumnya, ia bersikap sangat baik ketika bertemu Lee Tang di mini market.
Sementara, korban kedua dibunuh Lee Tang karena mengancamnya dengan barang bukti pembunuhan pertama. Ya, ia merupakan saksi mata yang melihat Lee Tang pertama kali membunuh laki-laki paruh baya. Ia ingin Lee Tang memberinya uang 2 juta won setiap bulan. Setelah diselidiki, perempuan itu ternyata dulu pernah membunuh orangtuanya sendiri.
Lee Tang lalu merasa bahwa orang-orang yang menjadi korbannya memang layak untuk dibunuh. Ditambah dengan informasi yang diberikan Roh Bin, ia makin percaya diri bahwa tindakannya tidak salah.
5. Mulai merasa kegiatan membunuh itu menyenangkan

Setelah mendapat dukungan, Lee Tang makin percaya diri untuk membunuh. Ia mengamati dan mengincar korban dari dekat sebelum benar-benar membunuhnya. Ia merasa ada sensasi yang menyenangkan tiap kali ia membunuh orang-orang jahat. Namun, ia harus waspada karena perlahan sensasi itu datang secara acak. Ia merasa ingin membunuh, padahal ia sedang bekerja atau sekadar bermain di arkade sendirian.
Memulai aksi membunuh dengan ketidaksengajaan, Lee Tang ternyata ketagihan untuk melakukan aksi yang serupa pada orang-orang dengan kriteria yang sama. Walaupun ia dianggap pahlawan, jangan sampai aksi Lee Tang di drama A Killer Paradox ini kamu tiru, ya!