Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Woo Myeong Hun Sulit Dikalahkan di Drakor Pro Bono

still cut drama Korea Pro Bono
still cut drama Korea Pro Bono (instagram.com/tvn_drama)

Woo Myeong Hun (Choi Dae Hoon) bukan antagonis yang mudah dijatuhkan dalam drama Korea Pro Bono. Ia tidak mengandalkan kekerasan atau teriakan dramatis di ruang sidang, melainkan kecerdikan, pengalaman, dan jaringan kekuasaan yang kokoh. Setiap kali berhadapan dengan tim pro bono, terutama Kang Da Wit (Jung Kyoung Ho) dan Park Gi Ppeum (So Ju Yeon), Woo Myeong Hun selalu tampak selangkah lebih siap.

Sebagai mantan jaksa yang kini menjadi pengacara elit para chaebol, Woo Myeong Hun memahami bahwa pertarungan hukum bukan hanya soal benar atau salah. Ia tahu kapan harus menyerang, kapan harus bertahan, dan kapan harus memanfaatkan celah sekecil apa pun untuk membalikkan keadaan. Inilah yang membuatnya menjadi lawan tangguh dan sulit ditaklukkan. Berikut lima alasan utama mengapa Woo Myeong Hun begitu sulit dikalahkan dalam Pro Bono.

1. Mantan jaksa yang menguasai pola pikir aparat penegak hukum

still cut drama Korea Pro Bono
still cut drama Korea Pro Bono (instagram.com/tvn_drama)

Pengalaman Woo Myeong Hun sebagai jaksa memberinya keunggulan besar. Ia memahami bagaimana jaksa menyusun dakwaan, bagaimana hakim menilai bukti, dan di mana celah prosedural sering diabaikan. Pengetahuan ini membuatnya mampu mengantisipasi langkah lawan bahkan sebelum persidangan dimulai.

Ketika berhadapan dengan Kang Da Wit yang mengandalkan strategi dan Park Gi Ppeum yang bertumpu pada empati, Myeong Hun justru bermain di level sistemik. Ia tahu bagaimana mengarahkan jalannya persidangan sesuai kepentingannya tanpa terlihat melanggar aturan.

 

2. Didukung sumber daya tak terbatas dari klien berkuasa

still cut drama Korea Pro Bono
still cut drama Korea Pro Bono (youtube.com/@tvNDRAMA_official)

Woo Myeong Hun hampir selalu membela klien dengan kekuatan finansial dan politik besar. Dukungan ini memberinya akses pada tim hukum elit, pakar forensik, konsultan media, hingga saksi ahli terbaik. Dengan modal tersebut, ia bisa memanjangkan proses hukum dan menekan lawan secara psikologis.

Bagi Tim Pro Bono yang sering kekurangan sumber daya, situasi ini menjadi tantangan berat. Ketimpangan kekuatan inilah yang membuat Woo Myeong Hun sulit dikalahkan, bahkan ketika argumen moral berada di pihak lawannya.

 

3. Licik dan tanpa beban moral dalam memanfaatkan kelemahan lawan

still cut drama Korea Pro Bono
still cut drama Korea Pro Bono (youtube.com/@tvNDRAMA_official)

Salah satu kekuatan terbesar Woo Myeong Hun adalah ketidakterikatannya pada beban moral. Ia tidak ragu memanfaatkan kesalahan kecil, emosi lawan, atau celah administratif untuk menjatuhkan posisi Tim Pro Bono. Baginya, kemenangan lebih penting daripada citra diri.

Ketika Kang Da Wit terpancing ambisi atau Park Gi Ppeum terbawa empati klien, Myeong Hun masuk dengan serangan dingin dan terukur. Kelicikannya sering membuat lawan kehilangan pijakan sebelum sempat membangun argumen kuat.

 

4. Ahli dalam permainan waktu dan tekanan psikologis

still cut drama Korea Pro Bono
still cut drama Korea Pro Bono (instagram.com/tvn_drama)

Woo Myeong Hun memahami bahwa hukum adalah permainan ketahanan. Ia piawai memanfaatkan penundaan, banding, dan prosedur panjang untuk melelahkan lawan. Strategi ini sangat efektif ketika menghadapi tim kecil seperti Pro Bono yang bekerja dengan sumber daya terbatas.

Tekanan psikologis yang ia ciptakan kerap membuat lawan goyah sebelum putusan dijatuhkan. Dengan sabar dan konsisten, Myeong Hun membuktikan bahwa kemenangan tidak selalu diraih lewat argumen brilian, tetapi lewat siapa yang mampu bertahan lebih lama.

 

5. Terlindungi oleh sistem yang berpihak pada kekuasaan

still cut drama Korea Pro Bono
still cut drama Korea Pro Bono (instagram.com/tvn_drama)

Alasan terbesar Woo Myeong Hun sulit dikalahkan adalah karena ia tidak berdiri sendirian. Ia merupakan bagian dari sistem hukum yang telah lama berpihak pada pemilik uang dan kekuasaan. Selama sistem tersebut tidak berubah, sosok seperti Woo Myeong Hun akan selalu memiliki ruang untuk bergerak.

Premis ini membuatnya bukan sekadar lawan personal bagi Kang Da Wit dan Park Gi Ppeum, melainkan simbol musuh struktural yang jauh lebih besar. Mengalahkannya berarti menantang sistem itu sendiri.

Woo Myeong Hun menjadi bukti bahwa Pro Bono tidak menyederhanakan konflik hukum menjadi hitam dan putih. Karakternya menunjukkan betapa sulitnya menumbangkan kekuatan yang berakar pada uang, pengalaman, dan sistem yang timpang. Melalui sosok Woo Myeong Hun, Pro Bono mengajak penonton memahami bahwa perjuangan keadilan selalu berat, karena lawan terbesarnya sering kali bukan individu, melainkan struktur yang melindunginya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us

Latest in Korea

See More

5 Pertarungan Dimenangkan Yun Su di Ending The Price of Confession

18 Des 2025, 19:59 WIBKorea