9 Perspektif Negatif pada Kang Bit Na di The Judge from Hell

Kang Bit Na (Park Shin Hye) adalah seorang hakim muda di drama Korea The Judge from Hell. Karena kesalahan sistem, setelah meninggal akibat dibunuh, seorang iblis neraka bernama Justitia (Oh Na Ra) mengirim ruhnya ke Gehenna atau neraka pembunuh. Karena itu, Justitia kemudian dihukum dan harus hidup di dalam tubuh Bit Na untuk mencari 10 pembunuh di bumi dan dikirim ke neraka.
Meski kini hidup sebagai manusia, tentu sifat keiblisan Justitia kerap terbawa saat berbaur dengan orang lain. Sebab, perilakunya yang buruk menciptakan perspektif negatif pada dirinya di masyarakat. Berikut di antaranya!
1. Sering memberikan hukuman ringan kepada terdakwa, banyak orang memandangnya sebagai hakim yang tidak adil dan tidak berhati nurani

2. Hal itu membuat masyarakat memprotesnya, bahkan memasang baliho yang menuntut agar dia mundur dan enyah dari jabatannya sebagai hakim

3. Tindakan dan keputusannya yang tak masuk akal selama persidangan sering membuat para jaksa merasa kesal

4. Karena gerak-geriknya yang mencurigakan, seorang polisi bahkan menduga bahwa dia mungkin terlibat dalam tindakan buruk atau kejahatan

5. Bermulut tajam, orang-orang yang berinteraksi dengannya sering tersulut emosi, bahkan seorang nenek hampir berkelahi dengannya

6. Sifatnya yang boros, sering berbelanja barang-barang branded meski hanya tinggal di apartemen biasa, membuat orang-orang menilainya secara negatif

7. Sering ngeyel saat dinasihati tentang penampilan dan keputusannya di pengadilan, membuat kepala hakim marah dan sering menegurnya

8. Karena tidak pernah mendengarkan, Bit Na tidak disukai oleh rekan-rekan hakimnya, dan mereka berharap dia berhenti dari pekerjaannya

9. Karena iblis, Bit Na sering menolak diajak ke acara gereja, pemilik apartemennya yang religius menganggap Bit Na sebagai orang dengan jiwa kesepian

Pada akhirnya, perspektif negatif terhadap Kang Bit Na di The Judge from Hell muncul karena tindakannya yang dipengaruhi oleh Justitia, yang kerap terlihat kejam dan tidak manusiawi. Namun, semua ini dilakukan demi menjalankan misi beratnya. Penonton diajak mempertimbangkan kompleksitas karakternya, di mana batas antara keadilan dan kekejaman tampak samar.