4 Alasan Kasus Kaya Jadi Paling Sulit di Drama Pro Bono, Kompleks!

Pada penayangan terbaru drama Pro Bono, Kang Da Wit (Jung Kyoung Ho) selaku Kepala Tim Pro Bono di firma hukum Oh & Partners menghadapi salah satu kasus berat. Seorang imigran bernama Kaya (Jung Hoe Rin) minta bantuan untuk bercerai dari suaminya, Cho Dong Min (Tae Hang Ho). Awalnya, Da Wit dan kawan-kawan tidak mau mengambil kasus ini karena perceraian bukan bagian dari kasus pro bono. Namun, karena ini berkaitan dengan pejabat publik, maka kasus ini ditangani oleh tim tersebut.
Kasus Kaya ini menjadi salah satu kasus berat yang ditangani Da Wit cs. Pasalnya, banyak hal yang dilakukan dan harus diselidiki demi mencari kebenaran. Tak heran, tim tersebut mengalami banyak kesulitan, bahkan hampir menyerah. Berikut adalah alasan kasus Kaya jadi yang paling sulit ditangani Da Wit cs. Silakan disimak ulasannya!
1. Masalah Kaya yang terlalu kompleks

Sebagai imigran yang sudah lama tinggal di Korea Selatan, Kaya mengalami penderitaan terus menerus. Ia menikah dengan Dong Min, putra dari pejabat daerah di kampung. Dong Min memiliki keterbatasan intelektual sehingga membuat Kaya ingin bercerai. Setiap saat, Dong Min selalu melakukan kekerasan pada Kaya. Ia memaksa Kaya untuk berhubungan suami istri, padahal Kaya menolaknya. Tak hanya itu, Kaya juga ternyata mengalami pelecehan seksual oleh mertuanya sendiri, Cho Byeon Hak (Park Yoon Hee). Ia diancam dan tertekan sehingga merahasiakan hal ini.
Di masa lalu, Kaya juga ternyata menjadi korban penculikan dan pemerkosaan di kampungnya. Ia diusir oleh ayahnya karena itu menjadi aib keluarga. Ia juga hamil hasil pemerkosaan dan mengalami penderitaan dan trauma berkepanjangan hingga dewasa. Nah, kini Kaya yang ingin bercerai namun ia terancam permohonan cerainya tak dikabulkan. Jika hal itu terjadi, maka ia akan dideportasi. Masalah Kaya yang kompleks membuat Da Wit cs memutar otak. Bukan soal memenangkan di pengadilan, melainkan memberikan perlindungan pada Kaya.
2. Melibatkan para pejabat tinggi

Kaya yang dilecehkan oleh mertuanya, Byeon Hak, menuntut keadilan. Da Wit cs harus memenjarakan Byeon Hak atas kejahatan keji yang dilakukannya. Namun, hal itu mendapat rintangan yang besar.
Byeon Hak menjadi kepala daerah yang disegani di desanya. Ia disukai oleh warga setempat sehingga banyak orang yang tak percaya dengan kejahatan yang dilakukannya. Alih-alih menghujat Byeon Hak, para warga justru menyalahkan Kaya. Kaya disebut-sebut sebagai wanita dengan kepribadian buruk karena selalu mengenakan pakaian yang tak pantas. Bahkan Kaya juga dituduh berselingkuh.
Selain mendapat dukungan warga, Byeon Hak juga memiliki koneksi luar biasa di pejabat pemerintah. Mulai dari pengacara hingga hakim, ia memiliki koneksi yang bisa diandalkan. Tak heran, saat divonis 7 tahun penjara, ia mendapatkan keringanan seperti masa percobaan, usia yang sudah lanjut, hingga hukumannya jauh vonis awal. Hal inilah yang membuat Da Wit cs kebingungan dan harus mencari cara agar keadilan bisa berpihak pada Kaya.
3. Harus melawan beberapa kali di pengadilan

Sulitnya kasus Kaya membuat Da Wit cs memutar otak. Awal persidangan, Da Wit cs menang dan gugatan perceraian Kaya dikabulkan. Byeon Hak pun mendapatkan hukuman setimpal atas kejahatannya. Hal ini membuat Da Wit cs lega. Namun, pihak lawan mengajukan banding.
Nah, di sini terbongkar bahwa Kaya pernah hamil dan tidak memberi tahukan kepada pihak suaminya. Berdasarkan hukum berlaku, ini termasuk ke dalam penipuan sehingga vonis sidang pertama dibatalkan dan kini pihak Kaya yang kesulitan. Kaya pun terancam dideportasi dan denda dalam jumlah fantastis.
Tak membiarkan begitu saja, Da Wit cs mencari cara. Cara yang diambil pun agak ekstrim. Hal itu dilakukan karena hukum negara sudah keterlaluan. Dengan gayanya yang konyol, Da Wit melibatkan aturan soal suaka alias imigran dalam kasus Kaya. Ia sempat dinilai aneh dan membuat hakim yang bertugas emosi. Namun, cara ini masuk akal dan diterima secara logika.
4. Melibatkan banyak pihak

Usai melakukan perlawanan beberapa kali di pengadilan, Da Wit cs merasa hal itu kurang efektif. Ia melakukan cara terakhir yaitu memanfaatkan aturan suaka atau imigran di kasus ini. Pertama, Da Wit cs memanfaatkan media sosial agar warga Korea lebih concern pada kasus suaka yang dinilai tak adil di negaranya.
The power of social media berhasil sehingga banyak dukungan yang mengalir. Bahkan saat sidang terakhir, berbagai organisasi kemasyarakatan atau komunitas yang berkaitan dengan imigran dan hak asasi manusia datang memberi dukungan dan membantu meyakinkan hakim untuk kasus Kaya. Akhirnya kasus ini pun dimenangkan oleh Kaya. Pemerintah pun kerepotan karena desakan masyarakat sehingga mengubah aturan yang memberi keuntungan para imigran. Mertua Kaya pun mendapat hukuman setimpal.
Dengan rintangan yang dihadapi, Da Wit cs berhasil menyelesaikan kasus ini dengan kemenangan. Kasus ini sulit namun mengubah semua aturan menjadi lebih baik dan berdasarkan keadilan. Da Wit cs memang patut diapresiasi karena usahanya yang pantang menyerah. Keren sekali!


















