4 Kasus di Oh My Ghost Clients yang Bikin Deja Vu Penonton, Fiksi Rasa Fakta?

Oh My Ghost Clients adalah sebuah drakor yang menyajikan kisah pengacara buruh bernama Noh Mu Jin (Jung Kyoung Ho) dalam memperjuangkan hak para klien yang sudah meninggal. Ia pun dibantu oleh Na Hee Joo (Seol In Ah) dan Go Gyeon Woo (Cha Hak Yeon). Menariknya, setiap dua episode memiliki kasus berbeda.
Meski tak diangkat langsung dari kisah asli, kasus-kasus dalam drama Korea ini tak sepenuhnya asing. Penonton yang merupakan warga asli, mungkin pernah membaca, mendengar, atau bahkan menyaksikan kasus serupa di kehidupan nyata. Lantas, seberapa dekatkah kisah fiksi ini dengan realita? Cari tahu di bawah ini, yuk!
1. Lee Min Uk (kasus Taehyeop Steel)

Lee Min Uk (Park Soo Oh) adalah murid SMA yang magang di Taehyeop Steel. Tenaganya dikuras habis-habisan oleh atasan di tempat tersebut. Nahas, ia meninggal setelah terhimpit mesin. Para petinggi tak membawanya ke rumah sakit karena takut usahanya ditutup.
Kasus Lee Min Uk ini mengingatkan pada Lee Min Ho. Dilansir dari News Jeju, pengadilan menjatuhkan vonis dua tahun penjara dengan masa percobaan tiga tahun kepada Kim, pemilik perusahaan tempat almarhum Lee Min Ho menjalani praktik kerja industri. Lee Min Ho, seorang siswa SMA, meninggal dunia pada November 2017 setelah lehernya terjepit alat pengangkut barang di pabrik Jay Creation di Jeju, saat tidak ada pengawasan dari staf. Meskipun dinyatakan bahwa kesalahan terletak pada kurangnya pengawasan keselamatan, hakim juga menilai ada faktor penyebab lain yang turut memengaruhi kejadian tragis itu.
Putusan ini memicu kemarahan ayah korban, Lee Sang Young, yang menyebut hukuman itu terlalu ringan dan tidak adil bagi keluarga korban. “Anak saya meninggal karena tak ada satu pun langkah pengamanan, tapi pelaku hanya dihukum dengan hukuman percobaan,” ujarnya dikutip dari News Jeju. Ia juga menyoroti ketimpangan hukum dengan mengatakan, “Orang miskin mencuri 10 ribu won saja bisa dipenjara, tapi yang kaya bisa melakukan ratusan pelanggaran dan tetap bebas.”
2. Choi Eun Yeong (kasus Join Hospital)

Choi Eun Yeong (Hwang Boreumbyeol) merupakan seorang perawat yang baru saja diterima di Join Hospital. Ia mengakhiri hidupnya dengan terjun dari atas gedung lantaran gak kuat dengan tekanan dan fitnah. Selama bekerja, ia gak mendapat jatah istirahat. Ia pun difitnah telah memberi obat yang salah pada pasien.
Kasus Choi Eun Yeong ini hampir mirip dengan perawat di Uijeongbu. Menurut laporan News1, seorang perawat berusia 23 tahun berinisial A ditemukan meninggal dunia di dalam kamar asrama Rumah Sakit Universitas Eulji, Uijeongbu, pada 16 November 2023. A baru bekerja selama 9 bulan dan diduga mengakhiri hidupnya karena tekanan kerja dan dugaan perundungan dari atasan, seperti melempar catatan medis di depan orang banyak. Menurut keluarga, A sempat meminta resign pada C, sang kepala bagian, namun ditolak dengan alasan prosedur harus dilakukan 60 hari sebelumnya.
Pihak rumah sakit menyatakan turut berduka dan telah melaporkan kasus ini ke kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap kebenaran. “Jika ada masalah internal, kami akan menindak tegas tanpa toleransi,” ujar Direktur RS Eulji, Yoon Byung Woo, dikutip dari News1. Keluarga korban menekankan bahwa tekanan pekerjaan berlebihan hingga harus menangani 23 pasien, serta perilaku intimidatif, menjadi pemicu utama tragedi ini.
3. Kim Yeong Suk (kasus Hankuk University)

Kim Yeong Suk (Kang Ae Shim) adalah petugas kebersihan di Universitas Hankuk. Ia meninggal karena jantung usai tenaganya diporsir untuk bekerja dan belajar. Pihak universitas memberi ujian yang gak masuk akal pada para petugas kebersihan untuk menentukan siapa saja yang bisa lanjut bekerja.
Kisah ini mengingatkan penonton pada cleaning service yang bekerja di SNU. Sebagaimana diberitakan Newsis, seorang petugas kebersihan bernama A yang bekerja di Universitas Seoul ditemukan meninggal dunia di ruang istirahat asrama tempatnya bekerja pada 26 Juni 2021. Menurut keterangan polisi, tidak ditemukan tanda-tanda bunuh diri atau pembunuhan, namun kemungkinan kelelahan kerja masih perlu diselidiki lebih lanjut oleh pihak universitas. A diketahui mengalami stres berat akibat tekanan kerja, termasuk perintah ala militer dan peningkatan volume sampah selama pandemi COVID-19.
Dalam konferensi pers, suami A dan pihak serikat buruh menyatakan bahwa A sering mengeluhkan beban kerja yang berlebihan dan perlakuan tidak manusiawi dari pihak kampus. Dilaporkan bahwa A harus mengangkut 6–7 kantong sampah berukuran 100 liter setiap hari tanpa lift, serta mengikuti aturan ketat termasuk ujian dengan soal di luar jobdesk dan kode berpakaian saat rapat. Hingga kini, pihak Universitas Seoul belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus ini.
4. Heo Yoon Jae (kasus di department store)

Heo Yoon Jae (Yoo Seon Ho) adalah petugas mini market, tempat Noh Mu Jin biasa berbelanja langganan. Ia berhenti karena diterima sebagai karyawan department store. Ia meninggal karena kelelahan memindahkan troli belanja dengan cuaca yang sangat panas.
Berdasarkan informasi dari SBS News, seorang pekerja berusia 29 tahun bernama Dongho meninggal dunia setelah ambruk saat bekerja mengatur troli di bawah terik matahari di Costco cabang Hanam, Korea Selatan. Sebelum meninggal, Dongho mencatatkan jarak berjalan hingga 22 km dalam sehari dan mengalami kelelahan ekstrem, namun tidak mendapatkan cukup waktu istirahat maupun fasilitas pendingin. Ayah korban menyebut, “Anak saya tak punya riwayat penyakit, tapi perusahaan belum sekalipun menyampaikan permintaan maaf.”
Masih dari sumber yang sama, selama tiga minggu sejak kejadian, pihak Costco belum memberikan pernyataan resmi ataupun bentuk tanggung jawab atas kematian Dongho. Kondisi kerja dinilai melanggar pedoman keselamatan kerja saat cuaca ekstrem, sehingga Kementerian Tenaga Kerja Korea sedang menyelidiki dugaan pelanggaran Undang-Undang Kecelakaan Serius. “Jika ini bukan kecelakaan kerja, lalu apa?” kata ayah Dongho, menyesalkan sikap perusahaan yang langsung menunjuk firma hukum besar tanpa terlebih dahulu mengucap belasungkawa.
Dengan menghadirkan kasus-kasus fiksi, Oh My Ghost Clients seolah menyindir dunia kerja yang kadang lebih kejam dari cerita hantu. Beberapa atasan bisa berlaku zalim tanpa menyadari luka yang ditinggalkan pada karyawannya. Semoga drama Korea ini bisa jadi bahan renungan bahwa kadang yang paling menyeramkan bukanlah arwah gentayangan melainkan manusia yang kehilangan nuraninya.