7 Geopolitik yang Muncul di Tempest, Rivalitas Amerika-Tiongkok

Drama Tempest bukan sekadar menghadirkan kisah politik domestik Korea, tetapi juga menyingkap dinamika geopolitik internasional yang memengaruhi jalannya cerita. Intrik, konflik, dan strategi yang ditampilkan dalam drama ini mencerminkan bagaimana Semenanjung Korea selalu berada di persimpangan kepentingan global. Dari tekanan Amerika hingga manuver Tiongkok, Tempest memperlihatkan bahwa politik bukan hanya persoalan internal, melainkan juga pertarungan kekuatan besar dunia.
Seperti apa geopolitik yang disajikan dalam drakor Tempest ini? Berikut adalah tujuh isu geopolitik utama yang muncul dalam drama Tempest.
1. Rivalitas Amerika dan Tiongkok

Salah satu geopolitik yang paling menonjol adalah perebutan pengaruh antara Amerika dan Tiongkok. Keduanya berusaha memengaruhi arah kebijakan Korea, baik melalui diplomasi maupun tekanan militer. Rivalitas ini memperlihatkan bagaimana Seoul sering terjebak di antara dua raksasa dunia.
2. Isu perang di Semenanjung Korea

Drama ini mengangkat isu klasik, kemungkinan pecahnya perang di Semenanjung Korea. Amerika mendorong narasi bahwa reunifikasi hanya bisa dicapai melalui konflik, sementara sebagian pihak Korea justru menginginkan jalan damai. Ketegangan ini menggambarkan rapuhnya keseimbangan kawasan.
3. Aliansi Korea Utara dan Tiongkok

Aliansi yang sudah terbangun lama, yakni antara Korea Utara dan Tiongkok menambah dimensi geopolitik di drakor ini. Aliansi ini memperlihatkan bahwa lawan-lawan Amerika terus memperkuat blok mereka, sehingga mengancam stabilitas dan memaksa Korea Selatan untuk mengambil posisi yang sulit.
4. Peran Rusia dalam intelijen global

Rusia digambarkan berperan melalui teknologi intelijen, salah satunya dengan mendeteksi kapal selam nuklir USS Michigan. Kehadiran Rusia menunjukkan bahwa persaingan kekuatan besar di kawasan bukan hanya soal Amerika dan Tiongkok, tetapi juga keterlibatan Moskow dalam percaturan global.
5. Manipulasi informasi militer

Amerika menggunakan klaim bahwa Korea Utara menyiapkan kapal selam nuklir berbobot 10.000 ton untuk menjustifikasi langkah mereka. Namun klaim itu ternyata tidak terbukti benar. Hal ini memperlihatkan geopolitik manipulasi informasi, di mana propaganda digunakan untuk membentuk opini publik dan melegitimasi intervensi.
6. Diplomasi forum internasional

Forum iklim di Beijing menjadi panggung diplomatik yang sarat makna. Di balik pertemuan formal, berlangsung lobi-lobi politik yang memengaruhi arah hubungan internasional. Adegan ini mencerminkan kenyataan bahwa isu global seperti iklim sering kali dipakai sebagai topeng bagi agenda geopolitik.
7. Posisi Korea yang terjepit

Keseluruhan drama menunjukkan posisi Korea yang sulit karena berada di tengah kepentingan besar Amerika, Tiongkok, dan Korea Utara. Seo Mun Ju, sebagai calon presiden, harus memilih apakah akan mengikuti tekanan aliansi perang atau berjuang demi perdamaian dan kedaulatan rakyatnya.
Tempest dengan tajam menggambarkan bahwa geopolitik bukan hanya urusan negara besar, tetapi juga sangat memengaruhi kehidupan negara kecil dan rakyatnya. Dari rivalitas Amerika–Tiongkok hingga aliansi baru Korea Utara–Idisha, semua memperlihatkan betapa rumitnya politik internasional. Drama ini tidak hanya menegangkan dari sisi aksi, tetapi juga membuka mata tentang realitas pahit bahwa nasib sebuah bangsa sering kali ditentukan oleh tarik-menarik kepentingan global.