Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Isu Sosial dalam Kasus Kaya di Drama Pro Bono, Ada Ketimpangan Hukum

cuplikan drama Pro Bono.
cuplikan drama Pro Bono. (instagram.com/tvn_drama)

Tim Pro Bono dalam drama Pro Bono kembali dihadapkan sebuah kasus. Kali ini termasuk yang paling sulit karena kasusnya sangat kompleks yang melibatkan seorang imigran bernama Kaya (Jung Hoe Rin). Kaya ini merupakan imigran yang sudah lama tinggal di Korea Selatan. Ia memiliki seorang suami warga negara Korea bernama Cho Dong Min (Tae Hang Ho), sehingga ia diizinkan tinggal di Korea dalam kurun waktu lama. Namun, hal itu ternyata membawa penderitaan bagi Kaya sehingga ia memutuskan untuk berpisah dari sang suami.

Kasus Kaya ini banyak disorot karena mengangkat isu sosial yang terjadi di masyarakat umum. Banyak hal yang terjadi dan relate dengan kehidupan yang terjadi di masa kini. Seperti apa isu sosial yang dimaksud? Berikut adalah ulasannya!

1. Kasus berat yang terjadi luput dari sorotan hukum

cuplikan drama Pro Bono.
cuplikan drama Pro Bono. (instagram.com/tvn_drama)

Di masa lalu saat Kaya berusia 13 tahun, ia diculik seorang pria yang tak dikenal. Ia diperkosa dan dilecehkan serta dikurung selama satu minggu. Saat ia berhasil kabur dan pulang ke rumahnya, ia justru diusir oleh keluarganya karena membawa aib dan kesialan. Penderitaan belum usai, ia kembali ke pria yang melecehkannya. Ia pun hamil di usia 14 tahun dan saat kembali ke rumah, ia diusir kembali dan menderita sendiri.

Di masa kini saat ia tinggal di rumah Dong Min, ia pun mendapat perlakuan tak menyenangkan. Dong Min dengan keterbatasan intelektual melakukan kekerasan terutama memaksanya berhubungan badan. Ia juga ternyata dilecehkan oleh ayah mertuanya, Cho Byeon Hak (Park Yoon Hee) yang merupakan pejabat daerah di desanya.

Penderitaan yang dialami Kaya tersebut menjadi isu sosial yang sering terjadi di masyarakat. Hal yang membuatnya menderita yaitu tidak ada satu orang pun yang mempercayai dan membelanya. Kejahatan yang ia alami sangat berat, namun hal itu luput dari pemerintah. Hal tersebut pun relate dengan kejadian nyata. Banyak hukum yang luput dari pemerintah sehingga negara tak bisa melindungi orang sebagaimana mestinya.

2. Ketimpangan hukum yang tidak adil bagi masyarakat lemah

cuplikan drama Pro Bono.
cuplikan drama Pro Bono. (instagram.com/tvn_drama)

Seperti sudah dijelaskan di atas, Kaya mengalami pelecehan seksual oleh mertuanya, Byeon Hak yang merupakan kepala daerah. Byeon Hak sendiri disegani oleh masyarakat di kampungnya. Citra nama yang baik, sosok yang peduli dengan masyarakat lemah, dan memiliki keluarga harmonis menjadi kekuatan bagi Byeon Hak. Namun, hal itu justru salah karena ia terbukti melakukan pelecehan terhadap menantunya sendiri.

Alih-alih mendapat kecaman dari publik, Byeon Hak justru mendapat dukungan dari warganya. Semua tak percaya dengan kejahatan itu, justru menyalahkan Kaya karena kepribadiannya sebagai wanita sangatlah buruk. Bahkan Kaya dituduh berselingkuh juga, lho. Selain itu, ketimpangan hukum membuat siapa pun emosi.

Byeon Hak memiliki koneksi dengan pejabat lain, mulai dari pengacara hingga hakim yang membantunya untuk lolos dari jeratan hukum. Hal ini menjadi isu sosial yang tak ada habisnya dibicarakan. Hukum yang ada justru berpihak kepada siapa saja yang memiliki kuasa dan uang. Sementara, bagi orang lemah yang miskin dan tak punya kuasa apa pun menderita. Padahal orang inilah yang menjadi korban dan negara wajib untuk melindunginya.

3 Para imigran yang dianggap buruk di masyarakat

cuplikan drama Pro Bono.
cuplikan drama Pro Bono. (instagram.com/tvn_drama)

Menjadi imigran seperti Kaya tidaklah mudah. Hidup di negeri orang menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam mencari nafkah dan memperoleh keadilan. Maka tak heran, Kaya bersedia dinikahi oleh orang Korea Selatan demi kehidupan layak di Negeri Ginseng tersebut. Namun, hal itu menjadi rumit saat kejahatan yang dialaminya. Ia meminta cerai, namun itu juga rumit karena kalau tidak dikabulkan maka Kaya akan kena denda dan dideportasi.

Para imigran yang ada di kasus Kaya dianggap buruk di publik. Padahal para imigran itu bekerja di pabrik, di pertanian dan di berbagai sektor lainnya. Tanpa kehadiran dan kerja keras imigran itu, negara pasti akan kekurangan sumber daya manusia dan akan mengganggu kestabilan dalam hal kebutuhan. Namun, imigran itu justru mendapat perlakuan buruk di mata hukum dan menjadi tak berguna bagi negara. Nah, disinilah aturan negara soal imigran atau suaka diperkuat kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Korea

See More

Review Ending Dynamite Kiss, Dua Episode Akhir yang Terlalu Klise

26 Des 2025, 00:30 WIBKorea