Kenapa Pemerintah Berpengaruh pada Kesejahteraan Rakyat di Pro Bono?

- Pemerintah berperan dalam mengubah hukum terkait perlindungan hewan peliharaan
- Keadilan bisa dipengaruhi oleh status sosial dan finansial di negara tersebut
- Pemerintah harus memperhatikan kebutuhan orang dengan keterbatasan seperti disabilitas
Drakor Pro Bono (2025) menggambarkan tentang kisah hidup seorang hakim yang dijadikan kandidat kuat menjadi hakim agung, Kang Da Wit (Jung Kyoung Ho). Sayangnya, kariernya sebagai hakim terpaksa berhenti setelah menjadi korban suap dari salah satu buronan penipu berantai. Pada akhirnya, dia harus bekerja menjadi seorang pengacara di sebuah firma hukum besar, Oh & partners.
Saat pindah kerja, Kang Da Wit harus puas dengan pekerjaannya sebagai pengacara pro bono. Dalam proses mempelajari pekerjaannya, Kang Da Wit mulai melihat banyak hal melalui kacamata kemanusiaan. Baru beberapa bulan, dia juga mengerjakan banyak kasus yang mempunyai ketimpangan sosial.
Sejak saat itu, Kang Da Wit sadar jika pemerintah punya andil besar pada kesejahteraan rakyat di drakor Pro Bono. Mengapa pemerintah memiliki andil tersebut?
Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.
1. Berhak memberi dukungan dan peduli dengan hukum yang gak relevan lagi

Di awal kerjanya, Kang Da Wit mengerjakan masalah pencurian anjing, Byeol, yang diduga dilakukan oleh kliennya. Byeol adalah anjing yang ditemukan oleh Ji So Yeon (Yun Sang Jeong) di pinggir sungai saat pulang kerja. Anjing ini kemudian diurus oleh pasangan tua pemilik kafe di daerah tersebut.
Sayangnya, ada seorang wanita yang mengaku anjingnya hilang dan mirip dengan Byeol. Dia berusaha mengambil Byeol dari pasangan tua tersebut melalui bantuan hukum. Namun, Ji So Yeon gak tega jika Byeol kembali ke rumah perempuan tersebut.
Ji So Yeon mengaju jika menemukan Byeol disiksa dengan alat kejut listrik yang akan berfungsi saat menggonggong. Sayangnya, tindakan ini memang dilarang oleh hukum Korea Selatan namun dengan tuntutan atau hukuman ringan. Dalam hukum mereka, hewan peliharaan masih dianggap sebagai benda yang bisa diperebutkan.
Sayangnya, Byeol jelas punya pengalaman akan rasa sakit ketika disiksa oleh pemiliknya dulu, Hal ini menunjukkan jika pemerintah wajib mengubah lagi hukum mengenai hewan peliharaan untuk dapat perlindungan.
2. Mengawasi langsung praktik hukum dan keadilan

Di sebuah negara yang gak membedakan status sosial dan finansial, para rakyatnya bisa dengan mudah memperjuangkan keadilan bagi diri sendiri. Hal ini sangat digambarkan pada kasus yang menyangkut Byeol ini. Penuntut diketahui sebagai seorang putri dari salah satu kandidat kepala daerah di salah satu wilayah Seoul.
Dengan kondisi ini, penuntut dengan mudah mendapatkan kemenangan setelah melobi banyak orang, terutama jaksa dan hakimnya. Kondisi ini memang bukan praktik baru juga di dunia nyata. Sayangnya, prinsip keadilan gak diterapkan dengan baik di lapangan. Makanya, sebagai seorang pengacara pihak lemah, Kang Da Wit berusaha menggunakan segala pengalaman dan koneksinya untuk membantu memenangkan persidangan.
3. Mewujudkan kemudahan bagi orang yang punya keterbatasan

Disabilitas kadang kala gak pernah diperhatikan oleh negara. Salah satunya adalah kasus yang menimpa Kim Gang Hun (Lee Chun Moo). Kim Gang Hun lahir dari seorang ibu tunggal yang saat itu masih remaja. Dia merasa jika ibunya gak pernah mau melahirkannya karena secara finansial dan mental gak cukup siap.
Sayangnya, kehidupan Gang Hun dan ibunya juga gak mendapatkan perhatian besar dari pemerintah. Gang Hun harus kesulitan beradaptasi saat bersekolah di sekolah umum karena merasa jika dirinya gak sama dengan orang lain. Setelah itu, lingkungan rumahnya juga akan dibangun sekolah luar biasa karena sekolah terdekat cukup jauh untuk ditempuh olehnya yang harus menggunakan kursi roda.
Namun, pertentangan muncul dari warga sekitar yang merasa dirugikan dengan pembangunan sekolah. Dia dan ibunya jelas gak punya kuasa besar untuk menghentikan protes tersebut.
Ketika pemerintah hadir di kehidupan rakyat, maka masalah mendasar seperti di atas gak akan pernah muncul. Sayangnya, gak semua politisi yang duduk di kursi kekuasaan bisa sadar akan hal ini. Menurutmu, bagaimana cara kita untuk terus dan berani bersuara demi kenyamanan hidup masing-masing layaknya para klien Kang Da Wit di drakor Pro Bono?


















