7 Alasan Park Gi Ppeum Dianggap Terlalu Idealis di Pro Bono

- Park Gi Ppeum selalu memulai dari empati dan mendengarkan klien sebelum memikirkan peluang menang atau kalah
- Keyakinan Gi Ppeum bahwa hukum seharusnya melindungi mereka yang tidak punya kuasa membuatnya terus mengambil kasus berisiko tinggi
- Gi Ppeum tetap memperjuangkan kasus dengan peluang kecil karena baginya kelayakan moral lebih penting daripada hasil instan
Sejak kemunculannya di Pro Bono (2025), Park Gi Ppeum (So Ju Yeon) kerap mendapat cap “terlalu idealis”. Cara kerjanya yang penuh empati, keberpihakannya pada klien rentan, hingga pilihannya bertahan di tim Pro Bono tanpa mengejar prestise sering dianggap tidak realistis, bahkan naif, oleh orang-orang di sekitarnya.
Namun, label itu muncul bukan tanpa konteks. Di dunia hukum yang keras dan penuh kompromi, prinsip Gi Ppeum memang terlihat kontras. Pertanyaannya, apakah ia benar-benar terlalu idealis, atau justru konsisten pada nilai yang jarang dipertahankan? Berikut beberapa alasan kenapa Park Gi Ppeum kerap dipandang terlalu idealis.
1. Park Gi Ppeum selalu memulai dari empati dan mendengarkan klien sebelum memikirkan peluang menang atau kalah

2. Keyakinan Gi Ppeum bahwa hukum seharusnya melindungi mereka yang tidak punya kuasa membuatnya terus mengambil kasus berisiko tinggi

3. Gi Ppeum tetap memperjuangkan kasus dengan peluang kecil karena baginya kelayakan moral lebih penting daripada hasil instan

4. Ia memilih untuk masuk ke tim Pro Bono tanpa mengejar keuntungan materi atau prestise karier

5. Prinsipnya kuat, tetapi ia tetap fleksibel dalam strategi tanpa mengorbankan nilai dasarnya

6. Sikapnya yang selalu positif dan percaya pada orang lain kerap dianggap terlalu naif dan tidak realistis

7. Kehadirannya terus mengingatkan sistem pada nilai keadilan yang kerap dilupakan, sehingga ia mudah dilabeli idealis

Park Gi Ppeum dianggap terlalu idealis karena ia menolak menyesuaikan diri dengan standar yang sudah lama timpang. Di tengah dunia hukum yang terbiasa mengukur segalanya lewat kemenangan dan angka, ketulusannya memang terlihat asing. Namun, justru idealisme itulah yang membuat Gi Ppeum menonjol, bukan sebagai kelemahan, melainkan sebagai pengingat bahwa hukum seharusnya tetap berpihak pada kemanusiaan.



















