5 Kritik terhadap Cerita Film The Great Flood, Bikin Bingung?

Film The Great Flood dibuka dengan adegan Gu An Na dibangunkan oleh putranya dari tidur. Sejurus kemudian, ia menyadari air banjir dari luar mulai menggenangi apartemennya yang ada di lantai 3. Paruh pertama film ini pun berlanjut membahas upaya evakuasi Gu An Na dari bencana ini.

Memasuki paruh kedua cerita, penonton disajikan momen Gu An Na seolah terjebak time loop. Ia mati, tapi terus hidup lagi dengan misi mencari anaknya yang hilang saat bencana banjir datang. Bagian ini sebetulnya mengandung plot twist. Sayangnya, transisi antara paruh awal cerita yang membahas bencana lalu berubah menjadi bahasan eksperimen terasa kurang smooth.

Akibatnya, sebagian penonton dibuat bingung dan kecewa sebab cerita film ini dinilai tidak sesuai ekspektasi. Sebelumnya film ini dikira membahas upaya survival dari karakter utama. Namun, ternyata plotnya jadi lebih fokus pada unsur fiksi ilmiah dari pertengahan film hingga ending.

Film ini menyebutkan soal dua eksperimen. Pertama, penciptaan manusia buatan dengan rupa fisik sempurna mirip asli. Kedua, pengembangan emosi pada manusia buatan ini. Dua eksperimen ini krusial dalam menciptakan ras manusia baru yang akan dikirim kembali ke bumi pascabencana.

Sayangnya, banyak hal dari kedua penelitian ini yang justru tidak dibahas. Misalnya, bagaimana cara peneliti membentuk tubuh manusia utuh mirip yang asli lengkap dengan organ-organ dalam. Selain itu, proses penelitian untuk mengembangkan emosi pasa manusia-manusia buatan ini juga tidak dibahas.

Sejak pertengahan film, cerita beralih pada simulasi dalam eksperimen Mesin Emosi. Di sini, Gu An Na asli sudah meninggal dan yang muncul di layar kaca adalah versi buatan. Simulasi di penelitian ini memakai memori Gu An Na yang diekstrak sebelum meninggal.

Masalahnya, karakter lain justru menunjukkan mereka ingat apa yang dialami selama ribuan simulasi berulang padahal ini terjadi memanfaatkan memori Gu An Na. Apa karakter-karakter yang seharusnya hanya jadi NPC ini juga ikut berkembang dalam proses penelitian?

Di ending cerita, tampak ras manusia baru, termasuk Gu An Na dan Shin Ja In, yang fisik serta emosinya dikembangkan peneliti mulai dikirim ke bumi untuk tinggal di sana. Namun, tidak dijelaskan seperti apa kondisi bumi setelah planet ini hancur akibat banjir bandang.

Selain itu, tidak dibahas apa keunggulan dan bekal para manusia buatan ini yang membuat mereka bakal bisa bertahan di bumi yang pernah kiamat. Terlebih seperti apa rupa fisik mereka, apakah semuanya mirip? Lalu apa mereka bisa bereproduksi seperti manusia asli? Lalu bagaimana nasib para peneliti yang merupakan manusia asli dan masih tinggal di stasiun luar angkasa?

The Great Flood menuai pro kontra setelah menyajikan plot twist tak terduga. Sebagian penonton mengkritik jalinan ceritanya tidak sesuai ekspektasi, membingungkan, dan menyisakan banyak pertanyaan tidak terjawab. Kalau kamu termasuk yang menikmati atau memberi kritik terhadap film ini?