8 Sisi Menyedihkan Kim Sa Bi di Resident Playbook, Kesepian?

Kim Sa Bi (Han Ye Ji) adalah salah satu dokter residen tahun pertama di Yulje Medical Center, dalam drama Resident Playbook. Karakternya dalam drama tersebut digambarkan sebagai sosok yang dingin, kaku, dan berwajah datar. Sehingga rekan-rekannya pun tak segan menyebutnya sebagai robot AI.
Di balik sifat kaku dan minim empati Kim Sa Bi yang membuatnya tampak seperti robot AI, ternyata ia juga memiliki sisi menyedihkan dalam dirinya yang sama seperti manusia pada umumnya. Sisi menyedihkan yang tak pernah ia tunjukkan ke siapa pun. Berikut delapan sisi menyedihkan yang ada dalam hidup Kim Sa Bi di Resident Playbook.
1. Kim Sa Bi berasal dari keluarga dokter yang pasti membuatnya memiliki tuntutan yang besar untuk menjadi dokter yang hebat pula seperti mereka

2. Kakaknya yang juga seorang dokter pastinya akan membuatnya dibanding-bandingkan saat belum bisa memenuhi ekspektasi orangtua

3. Sehingga, Kim Sa Bi menjadi sosok yang sangat ambisius dan gila kerja demi mendapatkan validasi mereka dan mengalahkan sang kakak

4. Karena kesibukan orangtuanya sebagai dokter, Kim Sa Bi jadi kekurangan kasih sayang dan sulit mengekspresikan perasaannya maupun berempati pada orang lain

5. Dia pasti sangat kesepian sehingga merasa iri saat melihat kedekatan Pyo Nam Kyung dengan sang ibu lantaran ia tak memiliki kesempatan yang seperti itu

6. Bahkan, pada salah satu scene Kim Sa Bi mengungkap kesedihannya karena orangtuanya yang tak bisa datang ke acara wisudanya lantaran kesibukan mereka

7. Saat sakit pun ia terpaksa tidak menghubungi orangtuanya membuat orangtuanya khawatir dan mengganggu pekerjaan mereka. Padahal, di saat seperti itu ia pasti sangat butuh sosok mereka di sisinya

8. Saat sudah berjuang keras untuk menjadi yang terbaik, Kim Sa Bi justru tak dilirik oleh Prof. Seo. Malah Oh Yi Young yang bekerja setengah hati yang diberikan kesempatan olehnya

Karena tumbuh di keluarga yang super sibuk, Kim Sa Bi mungkin sangat kesepian dan kekurangan kasih sayang. Sehingga, ia ingin menjadi yang terbaik untuk mendapatkan validasi dari mereka.
Dia juga butuh dukungan dari orang-orang di sekitarnya yang akan membuat ia merasa lebih dihargai dan diakui. Dan bersama rekan residen tahun pertamanya, ia akhirnya bisa mendapatkan semua itu. Kehangatan dan juga kasih sayang yang sangat tulus.