Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Fresh Graduate Gagal dalam Wawancara Kerja

ilustrasi sesi interview (pexels.com/Anna Shvets)

Mencari pekerjaan sebagai fresh graduate bisa menjadi tantangan tersendiri. Meskipun memiliki gelar yang baik, banyak lulusan baru seringkali mengalami kesulitan dalam menghadapi wawancara kerja.

Wawancara kerja bukan hanya tentang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara, tetapi juga tentang bagaimana seseorang menampilkan dirinya, menunjukkan kemampuan dan potensi yang dimiliki, serta menyampaikan nilai tambah yang bisa diberikan kepada perusahaan. Berikut adalah lima alasan utama mengapa fresh graduate sering gagal dalam wawancara kerja.

1. Kurangnya persiapan

ilustrasi simulasi interview (pexels.com/Alex Green)

Banyak fresh graduate tidak melakukan riset yang memadai tentang perusahaan tempat mereka melamar. Mengetahui latar belakang, visi, misi, dan budaya perusahaan sangat penting untuk menunjukkan minat dan keseriusan dalam melamar pekerjaan.

Wawancara kerja seringkali memiliki pertanyaan standar seperti "Ceritakan tentang dirimu" atau "Apa kekuatan dan kelemahanmu?". Persiapan jawaban yang baik untuk pertanyaan-pertanyaan ini bisa membuat perbedaan besar. Selain itu, rutin lakukan simulasi wawancara dengan teman atau keluarga bisa membantu mengurangi rasa gugup dan meningkatkan kepercayaan diri.

2. Kurangnya pengalaman praktis

ilustrasi tes kemampuan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Banyak fresh graduate yang memiliki pengetahuan teoretis yang kuat namun kurang memiliki pengalaman praktis. Perusahaan sering mencari kandidat yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis tetapi juga kemampuan praktis yang relevan dengan posisi yang dilamar.

Kamu bisa coba mencari pengalaman praktis ini dengan mengikuti program magang atau bekerja paruh waktu selama masa kuliah. Selain itu, kamu juga bisa terlibat dalam proyek atau kegiatan organisasi di kampus juga bisa menunjukkan kemampuan praktis dan keterampilan kepemimpinan.

3. Keterampilan komunikasi yang kurang

ilustrasi melihat cv (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kemampuan berkomunikasi dengan baik adalah salah satu keterampilan paling penting dalam dunia kerja. Fresh graduate seringkali gagal dalam wawancara karena kurangnya kemampuan komunikasi yang efektif.

Salah satu faktor yaitu bahasa tubuh yang buruk, seperti tidak melakukan kontak mata atau postur tubuh yang tidak percaya diri, bisa memberikan kesan negatif. Cobalah untuk berbicara dengan jelas dan tegas serta hindari penggunaan kata-kata filler seperti "emm" atau "uh" yang berlebihan.

4. Tidak mampu menyampaikan nilai tambah

ilustrasi menyampaikan nilai tambah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dalam wawancara kerja, penting untuk bisa menyampaikan nilai tambah yang bisa diberikan kepada perusahaan. Banyak fresh graduate tidak mampu menjelaskan dengan jelas bagaimana keterampilan dan pengetahuan mereka bisa memberikan kontribusi positif kepada perusahaan.

Cobalah untuk menceritakan pengalaman relevan yang menunjukkan kemampuanmu. Keterampilan seperti kerjasama tim, problem solving, dan kepemimpinan juga penting untuk disampaikan.

5. Terlalu gugup atau tidak percaya diri

ilustrasi percaya diri (pexels.com/Gustavo Fring)

Rasa gugup yang berlebihan atau kurangnya kepercayaan diri bisa sangat merugikan dalam wawancara kerja. Banyak fresh graduate yang merasa cemas saat menghadapi wawancara, dan hal ini dapat mempengaruhi penampilan mereka secara keseluruhan.

Rutin lakukan latihan relaksasi atau teknik pernapasan yang bisa membantu mengurangi rasa gugup. Fokus pada hal-hal positif dan ingat bahwa wawancara adalah kesempatan untuk menunjukkan potensimu, bukan tes yang harus ditakuti.

Dengan memahami dan menghindari lima kesalahan umum ini, fresh graduate bisa meningkatkan peluang mereka untuk sukses dalam wawancara kerja dan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Oktavia Isanur Maghfiroh
EditorOktavia Isanur Maghfiroh
Follow Us