5 Cara Mengenali Tanda Toxic Culture dalam Deskripsi Job

Mengenali tanda-tanda budaya kerja yang beracun sejak awal sangat penting dalam proses mencari pekerjaan. Salah satu cara efektif untuk melakukannya adalah dengan memperhatikan deskripsi pekerjaan yang ditawarkan.
Beberapa elemen dalam deskripsi tersebut dapat memberikan petunjuk mengenai budaya perusahaan yang tidak sehat. Simak artikel ini untuk mengetahui tanda-tanda toxic culture dalam deskripsi pekerjaan, agar kamu bisa memilih pekerjaan dengan lebih bijak.
1. Bahasa yang menekankan urgensi atau stres

Dilansir The Muse, menurut Katrina Kibben, pendiri Three Ears Media, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam layanan penulisan posting pekerjaan dan pelatihan, frasa seperti "lingkungan kerja yang cepat," "kecepatan tinggi," "harus bekerja di bawah tekanan," atau "mampu menangani stres dengan baik" sering kali mencerminkan ekspektasi perusahaan yang tidak realistis terhadap karyawan.
"Kecepatan dan tekanan waktu adalah tanda peringatan besar," kata Kibben. "Ini menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai waktumu," tambahnya.
Bahasa seperti ini biasanya menunjukkan bahwa perusahaan mengutamakan kecepatan dan produktivitas yang berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi. Budaya seperti ini dapat menciptakan tekanan yang terus-menerus, yang berisiko menyebabkan burnout dan mengurangi kepuasan kerja.
2. Daftar tanggung jawab yang ambigu atau terlalu panjang

Kenali adanya budaya kerja yang beracun dalam deskripsi pekerjaan melalui daftar tanggung jawab yang ambigu atau terlalu panjang. Kibben menjelaskan, jika deskripsi pekerjaan mencantumkan tugas yang sangat luas atau tidak jelas, itu bisa menjadi indikator bahwa perusahaan tidak memiliki pemahaman yang jelas mengenai peran yang akan diambil.
Hal ini sering kali menunjukkan harapan yang tidak realistis dan bisa membuatmu merasa kewalahan dengan pekerjaan yang tidak terstruktur. Tanggung jawab yang terlalu banyak atau tidak terdefinisi dengan baik dapat mengarah pada beban kerja yang berlebihan, yang pada gilirannya meningkatkan stres dan ketidakpuasan.
3. Ekspektasi waktu kerja yang tidak jelas

Ekspektasi mengenai waktu kerja yang tidak jelas dalam deskripsi pekerjaan dapat menjadi indikator adanya budaya kerja yang tidak sehat. Jika deskripsi pekerjaan tidak mencantumkan informasi yang jelas tentang jam kerja, atau malah menggunakan istilah seperti “waktu kerja fleksibel” tanpa penjelasan lebih lanjut, hal ini bisa menimbulkan kebingungan.
“Meski itu perusahaan global, mereka harus memberitahumu apa dan kapan jam kerjamu, dan apakah kamu akan bekerja langsung dengan karyawan di zona waktu internasional,” kata Modibor Fullah, seorang profesional HR bersertifikat, dilansir The Muse.
Tanpa kejelasan, kamu bisa saja terjebak dalam jam kerja yang tidak menentu, memerlukan kerja lembur yang sering, atau bahkan kesulitan dalam menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Keadaan ini dapat meningkatkan tingkat stres, karena kamu mungkin merasa selalu diharapkan untuk siap bekerja, tanpa adanya waktu yang pasti untuk beristirahat.
4. Rentang gaji yang sangat luas

Menurut Kibben, rentang gaji yang sangat luas dalam deskripsi pekerjaan, misalnya dari Rp4 juta hingga Rp12 juta per bulan, bisa menjadi tanda adanya budaya kerja yang ambigu dan tidak jelas. Hal ini sering kali mencerminkan ketidakjelasan tentang peran yang sebenarnya dan harapan perusahaan terhadap kandidat.
Gaji yang sangat bervariasi menunjukkan bahwa perusahaan mungkin belum menentukan secara tegas nilai pekerjaan tersebut atau bagaimana mereka menilai keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan. Selain itu, rentang gaji yang terlalu lebar bisa berarti perusahaan lebih mengutamakan kemampuan negosiasi daripada kemampuan dan keterampilan yang sebenarnya.
5. Tidak ada penyebutan tentang keseimbangan kerja dan kehidupan

Jika deskripsi pekerjaan tidak menyinggung pentingnya fleksibilitas waktu, itu bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan tidak memberi perhatian pada kesejahteraan karyawan. Perusahaan yang menghargai keseimbangan hidup dan pekerjaan biasanya akan mencantumkan informasi tentang jam kerja yang wajar, kebijakan cuti, atau dukungan untuk kehidupan pribadi karyawan.
Sebaliknya, jika deskripsi pekerjaan hanya fokus pada tuntutan pekerjaan tanpa menyebutkan kesempatan untuk istirahat atau waktu pribadi, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan lebih mengutamakan hasil kerja tanpa memperhatikan kesejahteraan karyawan. Hal ini berpotensi menciptakan budaya kerja yang tidak sehat dan meningkatkan risiko stres serta kelelahan pada karyawan.
Penting untuk mengenali tanda-tanda budaya kerja yang beracun dalam deskripsi pekerjaan agar kamu dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih karier. Pastikan untuk selalu menilai deskripsi pekerjaan secara menyeluruh dan jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan lebih lanjut saat wawancara.