5 Hal yang Gak Perlu Dilakukan Saat Usulanmu Ditolak Tim

Siapa pun yang memberikan usulan tentu akan merasa sangat senang bila usulannya didengarkan apalagi diterima. Namun bagaimana jika tidak? Seperti apa responsmu biasanya?
Wajar kok, bila kamu merasa kecewa. Akan tetapi mengingat yang memberikan usulan bukan cuma dirimu, sudah seharusnya kamu bisa menyikapinya dengan bijaksana. Bukan malah melakukan lima hal di bawah ini.
1. Marah-marah gak jelas

Kenapa juga harus marah-marah? Bukankah usulan yang akhirnya digunakan oleh tim juga demi kebaikan seluruh anggota? Usulanmu mungkin juga gak salah-salah amat. Cuma ada usulan yang lebih baik.
Makanya, usulan itulah yang didahulukan. Jika setelah dicoba gak berjalan dengan baik, baru mencoba usulan lain termasuk usulanmu. Nah, kalau belum apa-apa kamu sudah marah-marah, siap-siap saja dikucilkan oleh teman-temanmu seperti dalam ilustrasi.
2. Bersikap gak kooperatif sehingga mengganggu kerja tim

Kamu memang gak marah-marah. Namun sikapmu itu seperti enggan diajak bekerja sama. Kamu terlampau cuek atau malah sengaja bikin masalah. Akibatnya, penyelesaian tugas-tugas menjadi terhambat.
Kalau begini, siapa yang rugi? Kalian semua, kan? Kepuasan yang kamu dapat karena telah berhasil menghambat kerja tim malah berujung merugikan diri sendiri. Target tak tercapai, kamu dan teman-teman juga gak mendapatkan pembagian hasil seperti yang diharapkan.
3. Merasa gak dibutuhkan lagi, berubah pasif banget

Kalau usulanmu sudah terlalu sering ditolak tanpa alasan yang jelas, wajar bila kamu jadi malas untuk kembali mengusulkan sesuatu. Apalagi bila usulan yang diterima juga terbukti gak pernah lebih baik ketimbang usulanmu.
Mungkin pengambil keputusan memang bersikap gak adil. Seperti ia memiliki kedekatan khusus dengan salah satu anggota tim. Namun bila baru satu atau dua kali usulanmu ditolak, semua anggota pasti juga pernah mengalaminya.
Makin banyak jumlah anggota dalam suatu tim, makin lumrah itu terjadi. Kan, gak semua usulan bisa dijadikan satu. Kalau kamu berubah amat pasif cuma gara-gara itu, kamu sama saja membuat diri sendiri gak berguna buat tim. Bukan tim yang menganggapmu gak berguna.
4. Menghasut teman agar gak menuruti keputusan tim

Kamu boleh saja kecewa pada keputusan tim. Namun jadikan rasa kecewa itu sebagai urusan pribadimu saja, ya! Jangan malah berusaha menyeret orang lain dengan cara menghasutnya agar dia mau menjadi sekutumu.
Kamu menjanjikan ini itu padanya. Termasuk agar dia gak perlu khawatir akan kena sanksi karena kamu pasti melindunginya. Pertanyaannya, jika itu benar-benar terjadi, apakah kamu akan menepati janjimu?
Kalau sampai kamu ingkar, kamu berada dalam masalah besar. Dia akan membongkar tindakan provokatifmu selama ini. Kamu bakal kehilangan respek dari semua orang bahkan mendapatkan sanksi yang amat berat.
5. Cepat-cepat keluar dari tim

Kalau usulanmu sudah terlalu sering diabaikan, bolehlah kamu memutuskan untuk hengkang saja dari tim itu. Barangkali usulan-usulanmu bisa lebih dihargai tim lain atau bahkan kamu bekerja secara individual saja.
Namun jika sekali saja usulanmu ditolak lantas kamu memutuskan keluar dari tim, itu namanya kamu arogan. Lama-kelamaan kamu gak bisa lagi mencari tim baru karena semua langsung malas menerimamu. Sifat burukmu sudah terkenal sih.
Bekerja dalam tim memang harus bisa lebih mengendalikan diri, termasuk mengendalikan kekecewaan. Jangan melebih-lebihkan penolakan atas usulanmu. Tanyakan saja alasan tim menolak usulanmu dan menerima usulan yang lain.
Bila kamu mau mendengarkan dengan baik dan gak cuma memperturutkan ego, pasti akan mudah untukmu memahaminya. Keputusan yang diambil oleh tim menjadi terasa masuk akal dan kamu akan tetap siap bekerja sama demi kepentingan bersama.