Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebohongan Ini Boleh dan Disarankan Saat Wawancara Kerja, Catat!

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Boleh berbohong tentang mantan atasan yang sebenarnya buruk
  • Boleh berbohong tentang hubungan yang tidak harmonis dengan rekan kerja sebelumnya
  • Boleh berbohong tentang alasan ingin pindah pekerjaan atau sedang diinginkan oleh perusahaan lain

Wawancara kerja adalah salah satu proses penting dalam mencari pekerjaan. Kamu harus menjawab pertanyaan pewawancara dengan cermat sambil menampilkan kelebihan-kelebihanmu. Mungkin ada beberapa pertanyaan yang sulit kamu jawab dengan kejujuran. Namun, bolehkan berbohong saat melakukan wawancara kerja?

Jika pertanyaan itu tentang latar belakang pendidikan, dokumen-dokumen penting atau kemampuan krusial yang dibutuhkan perusahaan, maka lebih baik kamu tidak berbohong atau kamu akan mendapat masalah. Lantas, kapan kita boleh, bahkan harus berbohong saat wawancara kerja? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Berbohong tentang mantan atasan

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Pertanyaan tentang mantan atasan di perusahaan sebelumnya kerap muncul dalam sesi wawancara kerja. Avery Morgan, kepala SDM di EduBirdie mengungkapkan dalam majalah Forbes, untuk berkata baik tentang atasan meskipun sebenarnya atasanmu adalah orang terburuk yang pernah kamu temui.

Kamu boleh berkeluh-kesah tentang atasanmu di obrolan grup informal. Namun, jangan mengungkapkan kesulitanmu di sesi wawancara kerja. Avery Morgan juga menyarankan untuk memberikan sedikit "pemanis" ketika kamu diberi pertanyaan tentang alasanmu pindah dari pekerjaanmu sebelumnya. 

"Cobalah sesuatu seperti: 'Aku mencari lebih banyak peluang pertumbuhan, dan peran baru ini selaras dengan tujuanku.' Biarkan HR membaca yang tersirat bahwa atasanmu sebelumnya mengaturmu dengan cara yang buruk," ia menambahkan.

2. Berbohong tentang mantan rekan kerja

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Selain tentang atasan, kamu juga boleh berbohong tentang teman-teman toksikmu di pekerjaan sebelumnya. Berkeluh-kesah tentang hubungan yang tidak harmonis dengan rekan kerja di perusahaan sebelumnya membuatmu terlihat seperti orang yang suka mengeluh. Selain itu, keluhan tersebut justru menunjukkan kalau kamu berpotensi menjadi pembawa masalah.  

"Kamu harus memberi tahu setiap calon pemberi kerja betapa hebatnya staf di pekerjaanmu sebelumnya, dan merupakan suatu keistimewaan untuk bekerja dengan orang-orang hebat seperti mereka," Peter Harris, pemimpin redaksi papan pekerjaan daring Workopolis mengungkapkan dalam Business Insider.

3. Berbohong tentang keinginan berbisnis

ilustrasi dua orang bersalaman (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kamu mungkin memiliki jiwa bisnis dan sedang belajar lewat perusahaan yang kamu tuju, atau kamu ingin menjadikan perusahaan tersebut sebagai batu loncatan untuk tujuan yang lebih besar. Jika memang demikian, Avery Morgan menyarankan kamu untuk berbohong.

Kamu membutuhkan pekerjaan ini dan perusahaan tidak akan mau menerimamu jika kamu sudah memiliki rencana untuk pergi. Walau bagaimanapun, perusahaan akan lebih menghargai orang yang memiliki kompetensi serta ingin bekerjasama dalam waktu yang lama.

4. Berbohong tentang pengalaman kerja kecil yang tidak relevan

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tidak semua pekerjaan yang pernah kamu ambil berjalan mulus. Jika ada pekerjaan yang pernah kamu ambil dalam waktu singkat, namun justru berakhir buruk dan membuatmu kecewa, kamu boleh tidak mengungkapkannya dalam wawancara kerja. 

"Resume tidak harus berupa daftar lengkap semua pekerjaan yang telah kamu lakukan. Itu adalah alat pemasaran untuk pekerjaan yang kamu inginkan. Jadi, cantumkan saja pengalaman yang relevan dan positif," Peter Harris mengungapkan dalam Business Insider.

5. Berbohong tentang dirimu yang diinginkan perusahaan lain

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kebohongan terakhir yang diperbolehkan adalah berbohong tentang kamu yang sedang diinginkan oleh perusahaan lain. Avery Morgan mengungkapkan bahwa meskipun wawancara kerja yang kamu lakukan ini adalah satu-satunya lamaran di mana kamu dipanggil, tidak apa-apa untuk membuat pewawancara FOMO dengan berkata kamu sedang dalam tahap diskusi pekerjaan di perusahaan lain. 

"Mereka menginginkan hal-hal menarik yang dikejar semua orang. Bahkan jika ini adalah satu-satunya wawancara yang kamu dapatkan, buat mereka sedikit FOMO," ia mengungapkan dalam Forbes.

Itulah beberapa kebohongan yang menurut para profesional boleh bahkan disarankan untuk dilakukan. Kebohongan di atas bukan tentang perkara krusial yang membuat perusahaan salah paham tentang pendidikan maupun kemampuanmu. Kebohongan itu hanyalah pemanis agar pewawancara tertarik padamu. Semoga wawancaranya sukses, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anita Hadi Saputri
EditorAnita Hadi Saputri
Follow Us