Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Langkah Berhenti Jadi Karyawan Tukang Telat, Perbaiki Diri!

ilustrasi telat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kebiasaan telat sepertinya sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan hal ini pun terbawa ke dalam dunia profesional. Sudah bukan hal yang mengherankan apabila karyawan telat.

Padahal, kebiasaan telat yang dilakukan sudah jelas merugikan dirinya sendiri. Misalnya, gaji jadi dipotong. Tapi, tetap saja hal itu dilakukan lagi dan lagi.

Nah, supaya atasan atau rekan kerja lebih respek ke kamu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk berhenti jadi karyawan tukang telat. Untuk perbaiki diri, simak ulasan berikut.

1. Buat alasan kenapa kamu mesti menghentikan kebiasaan telat

ilustrasi wanita bertopang dagu (pexels.com/Marcelo Chagas)

Seseorang hanya bisa berubah apabila ada kemauan kuat. Kemauan kuat ini hanya timbul bila kamu memiliki kesadaran dari diri sendiri untuk melakukannya.

Oleh sebab itu, langkah pertama agar kamu bisa berhenti jadi tukang telat, adalah dengan merinci alasan apa saja kenapa kamu wajib menghentikan kebiasaan datang gak tepat waktu. Misalnya, setelah dihitung-hitung uang gaji yang dipotong akibat telat lumayan juga, dan mestinya itu bisa ditabung.

2. Tidur lebih awal, bangun lebih pagi

ilustrasi minum kopi pagi hari (pexels.com/Miriam Alonso)

Jika sebelum-sebelumnya kamu sering begadang, cobalah mulai sekarang kebiasaan itu juga dihilangkan. Buat rutinitas tidur sehingga setiap harinya waktu tidurmu terjadwal.

Usahakan tidur lebih awal supaya kamu lebih mudah bangun pagi. Pasang alarm, dan sebisa mungkin pasang di tempat yang tidak terjangkau. Dengan begitu, mau gak mau kamu mesti bangun untuk menghentikan bunyi alarm tersebut.

3. Persiapkan hal-hal penting di malam hari

ilustrasi memotong paprika (unsplash.com/Emma Frances Logan)

Biasakan pula untuk mempersiapkan hal-hal penting yang mesti dibawa saat kerja di malam hari. Jangan menunggu keesokan pagi. Ini untuk mengantisipasi jika ternyata kamu bangun lewat dari yang dijadwalkan. Setidaknya waktumu gak akan tersita untuk menyiapkan hal-hal yang mesti dibawa ke kantor.

Persiapan ini berlaku pula bila kamu hendak membawa bekal. Kalau kamu kebetulan masak sendiri, pastikan bahan-bahan yang akan dimasak sudah disiapkan sejak malam. Jadi, paginya gak keteteran.

4. Lakukan segala sesuatu dengan lebih cepat

ilustrasi mandi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada sebagian orang yang cekatan, ada pula yang melakukan apa pun lelet. Nah, kalau kamu termasuk yang terakhir ini gak perlu tersinggung. Akui saja kalau kamu memang lelet, sehingga sadar untuk memperbaiki diri.

Cobalah untuk melakukan sesuatu dengan lebih cepat. Misalnya, jika selama ini kalau mandi butuh waktu sampai satu jam, ubah jadi 15-20 menit saja. Kalau mau mandinya lama, lakukan nanti pas pulang kerja.

5. Bikin reward and punishment system

ilustrasi memilih sepatu (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Langkah ini juga perlu agar kamu bisa termotivasi untuk melakukan niatanmu berhenti jadi karyawan tukang telat. Misalnya, kalau kamu gagal datang ke kantor tepat waktu selama lima hari berturut-turut, maka seminggu ke depan gak boleh minum kopi sama sekali. Ini bakal sangat menyiksa bila kamu termasuk pecinta kopi.

Begitu pula ketika berhasil mencapai target, kamu perlu untuk mengapresiasi dengan melakukan self-reward. Misalnya, kalau selama sebulan ini berhasil datang tepat waktu, maka boleh membeli sepatu yang selama ini sudah kamu incar.

Telat datang ke kantor gak hanya menimbulkan kerugian finansial, lho, yaitu dipotong gaji. Tapi yang terpenting adalah reputasimu rusak.

Orang gak akan menghargaimu karena kamu pun tak menghargai mereka atau perusahaan. Maka dari itu, yuk, mulai sekarang perbaiki diri jadi karyawan yang selalu datang tepat waktu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
L A L A .
EditorL A L A .
Follow Us