5 Sebab Kamu Bingung Menjelaskan Diri saat Interview, Auto Blank!

Pernahkah kamu mengikuti interview atau sesi wawancara? Misalnya, wawancara untuk seleksi karyawan atau anggota organisasi. Selain pertanyaan-pertanyaan terkait kemampuan diri yang disyaratkan dan pengetahuanmu di suatu bidang, mungkin kamu juga diminta buat menjelaskan dirimu.
Bagaimana kamu merespons permintaan tersebut? Sebingung apa pun kamu saat itu, gak mungkin juga buat diam saja dan atau menanyakan maksud dari instruksi itu. Yuk, cari tahu lima penyebabnya di bawah ini!
1. Takut terkesan terlalu percaya diri bahkan sombong

Punya segudang prestasi ternyata tidak menjamin kamu lebih mudah dalam merespons instruksi untuk menjelaskan diri. Satu sisi, dirimu tentu bangga dengan pencapaian-pencapaian tersebut. Namun, apakah tepat untukmu mengemukakan semuanya?
Kalau kamu cuma perlu menyampaikan sebagiannya, mana saja yang akan dipilih? Apakah kamu cukup menyebutkan daftar prestasi atau juga karaktermu? Bisakah kamu terbebas dari dorongan membanggakan diri sendiri?
Untuk menjawab kebingunganmu, baik prestasi maupun karakter diri dapat disampaikan. Kalau pencapaianmu banyak, pilih tiga prestasi tertinggimu yang relevan dengan tujuan kamu mengikuti wawancara tersebut. Terkait sifat, imbangi sisi positif dengan negatif biar kamu gak terkesan hendak menampilkan diri yang sesempurna mungkin.
2. Niat merendah malah nanti dikira minder

Terkesan terlalu percaya diri dan sombong di dalam interview memang tidak baik. Kamu bisa membuat pewawancara merasa muak. Pun ketika kemampuanmu diuji belum tentu sesuai dengan penjelasanmu mengenai diri.
Kamu perlu low profile tanpa terkesan minder. Jangan bilang kamu gak bisa apa-apa bila sebenarnya dirimu punya kemampuan yang dibutuhkan. Hindari juga mengecilkan prestasi diri seperti kamu pernah menjuarai kompetisi bergengsi, tetapi dirimu menyebutnya sebagai lomba kecil-kecilan.
Nanti kamu bukan cuma kelihatan insecure, melainkan juga meremehkan ajang tersebut. Dirimu telah dinilai kurang percaya diri, masih pula tak punya rasa terima kasih pada penyelenggara kompetisi. Sampaikan informasi tentang dirimu apa adanya saja.
3. Belum mengenal diri dengan baik

Tanpa pengenalan diri yang baik, penjelasan yang coba kamu berikan tetap tidak menjelaskan siapa dirimu. Kamu cuma memberitahukan informasi yang umum seperti pekerjaan orangtua, jumlah saudara dan nama mereka, serta riwayat pendidikan. Semua itu sudah bisa dibaca oleh interviewer di CV bahkan salinan Kartu Keluargamu .
Sebagai pembuka, kamu boleh saja mengemukakannya secara singkat. Setelah itu masuklah ke informasi yang lebih mendalam tentang dirimu. Di sinilah perlunya pengenalan diri.
Jangan sampai kamu merekayasa penjelasan sampai hal sesepele hobi saja cuma ikut-ikutan orang. Seperti hobi membaca jika dirimu ingin terkesan pintar dan rajin atau hobi mendengarkan musik agar dianggap asyik. Kenali diri dengan baik supaya kamu dapat menceritakannya dengan lebih jelas serta jujur.
4. Tidak mengerti tujuan dari permintaan tersebut

Pentingkah pewawancara mendengarkan penjelasanmu tentang diri sendiri? Karena ini bukan sekadar kegiatan beramah-tamah, pastinya kamu tidak boleh meremehkan urgensinya. Jelaskan dirimu dengan sungguh-sungguh meski kamu tidak mengerti hubungannya dengan seleksi yang diikuti.
Interviewer tentu ingin mengenalmu lebih dalam. Apa yang sudah dituliskan dalam surat lamaran kerja berikut lampirannya barangkali belum cukup menggambarkan tentang dirimu. Isinya hanya poin-poin yang disalin tempel dari satu surat lamaran ke surat lamaran yang lain.
Dengan kamu menjelaskan tentang diri secara lisan, diharapkan ada informasi tambahan yang bisa diberikan. Misalnya, perjuanganmu dulu dalam menempuh perjalanan menuju sekolah yang jauh akan menggambarkan kegigihanmu meraih cita-cita. Kegigihan itu bisa menarik perhatian pewawancara karena sangat menentukan keberhasilanmu ketika menduduki suatu posisi.
5. Takut penjelasanmu dianggap salah

Penjelasan tentang diri sendiri tentu tak mengenal benar atau salah. Ini bukan soal matematika yang jawabannya sudah pasti. Rileks saja dalam menjelaskan tentang dirimu sebab interviewer juga telah tahu, bahwa subjektivitas dalam dirimu amat tinggi.
Itu tidak salah dan bisa disandingkan dengan penilaian pribadi pewawancara untuk ditarik kesimpulan yang lebih berimbang. Penjelasanmu tidak mungkin disangkal olehnya yang bahkan baru bertemu denganmu sekarang. Jangan cemas pemaparanmu bakal dihakimi seakan-akan dia lebih tahu tentang diri dan kehidupanmu.
Bila gak ada penjelasan diri yang benar atau salah, lantas apa yang dicari interviewer? Di antaranya adalah untuk mengenalmu lebih jauh, mengerti cara pandangmu terhadap diri sendiri, dan menyempurnakan penilaiannya tentang sosokmu. Semua itu akan memantapkan keputusannya atas dirimu.
Menjelaskan tentang diri sendiri seharusnya bukan tugas yang sulit. Jangan merasa tertekan dengan pertanyaan ini sampai bingung mesti jujur atau tidak. Jawab saja tanpa perlu banyak berpikir karena kamu bebas menjelaskan dirimu dari sisi mana pun.