Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Tingkatkan Keterampilan Menulis Skenario Film

ilustrasi pria menulis skenario film (istockphoto.com/Prostock-Studio)
Intinya sih...
  • Belajar struktur tiga akt untuk membangun cerita yang kohesif dan menarik
  • Pahami pentingnya midpoint dan inciting incident dalam menjaga ketegangan cerita
  • Bangun karakter, hubungan antar karakter, dan dialog yang autentik untuk memberikan dimensi pada cerita

Menulis skenario film adalah seni yang memerlukan keterampilan dan dedikasi yang tinggi. Seorang penulis skenario harus mampu mengembangkan karakter, plot, dan dialog yang menarik dan memukau penonton. Namun, menulis skenario film yang baik bukanlah hal yang mudah.

Dibutuhkan waktu dan usaha untuk mengasah keterampilan menulis skenario film yang baik. Selain itu, kreativitas, kejelian dalam merancang cerita, dan pemahaman mendalam tentang struktur naratif juga memiliki pengaruh signifikan terhadap cerita yang sedang dituis.

Bagi kamu yang ingin terjun ke dalam bidang tersebut, yuk simak lima tips meningkatkan keterampilan menulis skenario film dibawah ini. Let's check it out!

1. Pelajari struktur skenario dengan teliti

ilustrasi pria mencari ide skenario film (istockphoto.com/Kateryna Onyshchuk)

Basis dari hampir semua skenario film adalah struktur tiga akt. Ini mencakup pengenalan karakter dan konflik (akt satu), pengembangan konflik dan peningkatan ketegangan (akt dua), serta penyelesaian konflik dan resolusi (akt tiga). Pelajari dengan teliti bagaimana para penulis skenario sukses membagi cerita mereka menjadi tiga bagian yang kohesif, memberikan awal yang menarik, puncak konflik yang menegangkan, dan akhir yang memuaskan.

Midpoint dalam skenario film adalah titik tengah yang seringkali menandai perubahan besar dalam cerita. Puncak cerita ini bisa berupa perubahan emosional, pergeseran dalam plot, atau pengungkapan rahasia penting. Belajar dari film-film favoritmu dan amati bagaimana midpoint digunakan untuk menjaga ketegangan dan menambah dimensi pada narasi.

Inciting incident adalah peristiwa yang memicu konflik utama dalam cerita. Pahami cara menempatkan inciting incident dengan cerdas di awal skenario untuk segera menarik perhatian penonton. Pilih momen yang penuh ketegangan dan merangsang keingintahuan, agar penonton ingin tahu lebih banyak.

2. Bangun karakter yang kuat dan multidimensional

ilustrasi pria menulis karakter film (istockphoto.com/LumiNola)

Bangun latar belakang yang kaya dan mendalam untuk setiap karakter. Pahami sejarah hidup mereka, pengalaman traumatis, kegembiraan, dan peristiwa penting lainnya yang telah membentuk kepribadian mereka. Informasi ini membantu menentukan mengapa karakter bertindak seperti yang mereka lakukan dalam cerita.

Karakter yang kuat tidaklah sempurna. Berikan karakter kelebihan yang membuat mereka mengesankan, tetapi pastikan juga untuk memberikan kelemahan yang realistis. Kelemahan ini menciptakan konflik dan memberikan ruang bagi pertumbuhan karakter sepanjang cerita.

Hubungan antar karakter dapat memberikan dimensi tambahan pada cerita. Pikirkan secara cermat tentang bagaimana setiap karakter berinteraksi satu sama lain. Tentukan apakah mereka memiliki hubungan konflik, romantis, atau mendukung. Hubungan ini akan memberikan warna kepada karakter dan cerita secara keseluruhan.

3. Perhatikan dialog yang autentik dan signifikan

ilustrasi pria menulis dialog film (istockphoto.com/fizkes)

Dialog yang autentik sering kali bersumber dari kehidupan nyata. Dengarkan percakapan orang di sekitarmu, perhatikan nuansa bahasa dan gaya bicara mereka. Ini dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana orang berbicara, serta cara mereka menyampaikan emosi dan informasi.

Jauhi penggunaan klise dan stereotip dalam dialogmu. Karakter yang memiliki dialog klise atau terdengar seperti karakter stereotip akan membuat cerita terasa dangkal dan tidak menarik. Ciptakan dialog yang unik dan kreatif, sesuai dengan kepribadian dan keadaan karakter masing-masing.

Dialog yang signifikan mengeksplorasi motivasi karakter dan menciptakan konflik yang memperkaya cerita. Pertimbangkan apa yang diinginkan oleh setiap karakter dalam suatu adegan dan bagaimana dialog dapat menjadi sarana untuk mengeksplorasi dan mengatasi konflik tersebut. Ini dapat memberikan ketegangan yang diperlukan untuk menjaga ketertarikan penonton.

4. Buat konflik yang membangkitkan ketegangan

ilustrasi pria menulis konflik dalam skenario filmnya (istockphoto.com/GaudiLab)

Konflik yang kuat muncul ketika karakter memiliki tujuan yang bertentangan satu sama lain. Pilih tujuan yang saling berlawanan antara karakter utama dan antagonis, atau antara karakter-karakter yang berkonflik. Konflik semacam ini menciptakan ketegangan dan drama yang diperlukan untuk menjaga pemirsa tetap terlibat.

Tidak ada konflik yang menarik tanpa adanya hambatan yang signifikan. Jangan mudah memberikan solusi atau jalan keluar bagi karaktermu. Timbulkan rintangan dan tantangan yang sulit untuk diatasi. Semakin besar hambatan yang dihadapi karakter, semakin tinggi tingkat ketegangan yang dapat kamu ciptakan dalam cerita.

Penting untuk mengatur pengungkapan konflik dengan tepat. Jangan ungkapkan semuanya sekaligus. Gunakan teknik foreshadowing untuk membangun ketegangan sepanjang cerita, dan kemudian tempatkan puncak ketegangan pada momen yang paling mendalam dan menentukan. Timing yang baik dapat meningkatkan dampak emosional konflik.

5. Revisi dengan kritis dan terbuka untuk umpan balik

ilustrasi pria meminta saran kepada temannya (istockphoto.com/Ridofranz)

Setelah menyelesaikan draf pertama, beri dirimu jeda sejenak sebelum mulai revisi. Ini memberi kesempatan untuk mendekatinya dengan pikiran yang lebih segar dan kritis. Saat kembali untuk merevisi, kamu akan lebih mampu melihat potensi perbaikan dan peningkatan.

Ketika memulai revisi, baca skenario seolah-olah kamu adalah penonton, bukan penulisnya. Tinjau dengan mata yang kritis dan tanyakan pada diri sendiri apakah alur cerita mengalir dengan baik, karakter memiliki pengembangan yang memadai, dan apakah dialog memberikan dampak yang diinginkan.

Ajak orang lain untuk membaca skenariomu dan berikan umpan balik konstruktif. Teman, rekan penulis, atau bahkan profesional di industri film dapat memberikan perspektif yang berharga. Bersikap terbuka terhadap kritik dan gunakan umpan balik tersebut sebagai bahan bakar untuk perbaikan.

Meningkatkan keterampilan menulis skenario film memerlukan dedikasi, latihan, dan keterbukaan untuk terus belajar. Yuk, mulai tuangkan idemu dalam bentuk skenario film!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us