Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Beauty Privilege di Tempat Kerja, Memicu Ketidakadilan

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/fauxels)

Ketika berbicara tentang ketidakadilan di tempat kerja, sering kali kita lebih fokus pada isu-isu seperti gender, ras, dan agama. Namun, salah satu bentuk ketidakadilan yang sering diabaikan adalah beauty privilege atau hak istimewa kecantikan.

Beauty privilege mengacu pada keuntungan dari seseorang yang dianggap lebih memesona atau menarik secara fisik, dan ini dapat berdampak besar pada karier mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi enam bentuk beauty privilege di tempat kerja yang bisa memicu ketidakadilan.

1. Punya kesempatan pekerjaan yang lebih baik

ilustrasi sukses (pexels.com/Karolina Grabowska)

Salah satu bentuk ketidakadilan yang paling terlihat adalah kesempatan pekerjaan yang lebih baik bagi individu yang dianggap lebih memesona. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang dianggap menarik lebih mungkin dipilih untuk pekerjaan daripada mereka yang dianggap kurang menarik, meskipun mereka memiliki kualifikasi yang sama.

Hal ini disebabkan oleh pandangan subjektik tentang kecantikan yang sering kali mempengaruhi pemilihan kandidat oleh pewawancara atau perekrut. Dalam beberapa kasus, ini bisa berarti bahwa individu yang kurang menarik secara fisik diabaikan, bahkan jika mereka memiliki pengalaman dan keahlian yang luar biasa.

2. Lebih cenderung diterima dalam proses rekrutmen

ilustrasi berbicara (pexels.com/Sora Shimazaki)

Saat melamar pekerjaan, proses rekrutmen adalah tahap kunci yang dapat memicu beauty privilege. Pewawancara sering kali lebih cenderung menerima kandidat yang dianggap lebih memesona atau menarik, bahkan jika mereka tidak sepenuhnya sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Ini bisa berarti bahwa individu yang kurang menarik secara fisik memiliki peluang lebih kecil untuk berhasil dalam proses rekrutmen, bahkan jika mereka memiliki kemampuan dan pengalaman yang sesuai dengan pekerjaan tersebut.

3. Dianggap sebagai pekerja yang lebih profesional

ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/George Milton)

Seiring dengan kesempatan pekerjaan yang lebih baik, individu yang dianggap lebih memesona sering kali dianggap sebagai pekerja yang lebih profesional. Mereka mungkin diberi lebih banyak tanggung jawab atau dipercaya dengan proyek-proyek penting, bahkan jika ada rekan kerja lain yang memiliki kemampuan yang sama atau lebih baik. Ini dapat menciptakan ketidaksetaraan di tempat kerja dan membuat individu yang kurang beruntung secara fisik merasa tidak dihargai.

4. Menerima dukungan lebih besar dalam karier

ilustrasi berbicara (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Salah satu dampak lain dari beauty privilege adalah kemungkinan mendapatkan dukungan lebih besar dalam pengembangan karier. Individu yang dianggap lebih memesona sering memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan mentor atau sponsor yang dapat membantu mereka maju dalam karier. Sementara individu yang kurang menarik fisik mungkin kesulitan menarik perhatian pemimpin atau mentor potensial, yang dapat menghambat kemajuan karier mereka.

5. Mendapatkan penilaian yang lebih tinggi

ilustrasi berbicara (pexels.com/MART PRODUCTION)

Beauty privilege juga dapat memengaruhi bagaimana individu dinilai dalam pekerjaan mereka. Orang yang dianggap lebih memesona sering mendapatkan penilaian yang lebih tinggi, bahkan jika hasil kerja mereka sama dengan rekan kerja yang kurang menarik secara fisik. Ini dapat menciptakan perasaan ketidakadilan di tempat kerja dan dapat merusak motivasi individu yang kurang beruntung secara fisik.

6. Mudah mendapatkan kesempatan networking

ilustrasi berbicara (pexels.com/fauxels)

Networking adalah salah satu kunci kesuksesan dalam karier, dan beauty privilege dapat memainkan peran penting dalam memudahkan individu untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Orang yang dianggap lebih memesona sering kali lebih mudah mendapatkan perhatian dan diundang ke acara-acara atau pertemuan bisnis yang dapat membantu mereka membangun hubungan berharga. Sementara individu yang kurang menarik fisik mungkin perlu bekerja lebih keras untuk mendapatkan kesempatan networking yang sama.

Beauty privilege di tempat kerja adalah masalah serius yang harus diakui sekaligus diperangi. Penting untuk memahami bahwa penilaian subjektif tentang pesona tidak seharusnya memengaruhi kesempatan orang dalam berkarier. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil, perusahaan perlu mengambil tindakan mengurangi pengaruh beauty privilege dalam proses rekrutmen, promosi, dan pengembangan karier.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us