Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Cerdas Hadapi Rekan Kerja Attention Seeker, Bebas Drama!

ilustrasi pekerja (pexels.com/ Pavel Danilyuk)

Di lingkungan kerja manapun, kita pasti akan bertemu dengan berbagai macam tipe dan karakter orang. Ada rekan kerja yang penuh semangat, pendiam, bahkan ada juga yang gemar cari perhatian atau caper atau juga dikenal sebagai attention seeker. Seorang attention seeker bisasanya kerap berusaha menarik perhatian orang lain dengan berbagai macam cara. Entah itu membesar-besarkan masalah, mencari validasi secara berlebihan, bahkan mengadu pada atasan.

Kehadiran attention seeker di tempat kerja tentu bisa mengganggu suasana dan produktivitas kerja. Apalagi jika kamu yang terlibat dalam drama yang ia mainkan. Oleh karena itu, kamu perlu punya keterampilan dan cara yang elegan dalam menghadapi para attention seeker  di tempat kerja. Simak yuk artikel berikut, supaya kamu bebas dari drama.

1. Pahami perilakunya

Ilustrasi pekerja (pexels.com/ Canva Studio)

Jangan langsung reaktif ketika menghadapi seorang attention seeker, atau kamu akan terlibat jauh dengan drama yang dibuatnya. Oleh karena itu, sebelum kamu bereaksi, pahami dulu apa alasan di balik perilaku mereka. Attention seeker bukanlah perilaku tiba-tiba yang terjadi tanpa alasan. Seringnya, hal tersebut disebabkan oleh masalah psikologis yang belum terselesaikan.

Beberapa orang mencari perhatian karena merasa kurang percaya diri atau butuh akan validasi. Beberapa lainnya mungkin karena obsesi dan ambisi yang ingin dipenuhi. Memahami apa yang menjadi dasar penyebab mereka berperilaku seperti itu akan membuatmu punya pilihan dalam merespons. Jangan salah memberikan respons atau membalas dengan sikap emosional karena itulah yang mereka harapkan darimu. Sebaliknya, jika kamu tetap tenang, kamu berhasil untuk tidak 'menjual dirimu' kepada perhatian yang mereka cari.

2. Buat batasan yang profesional

Ilustrasi pekerja kantor (pexels.com/ Fauxels)

Mengikuti pola permainan yang diciptakan oleh rekan kerja attention seeker akan membuatmu kehilangan fokus dan produktivitas. Supaya kamu tidak terjebak dalam drama yang mereka ciptakan, buatlah batasan yang jelas antara urusan profesional dan personal. Jika mereka mulai berusaha menarik perhatianmu dengan cara-cara yang tidak relevan dengan profesionalitas, abaikan atau alihkan perhatianmu pada pekerjaan dan tanggung jawab yang mesti kamu kerjakan.

Kamu perlu menyadari bahwa bertanggung jawab pada pekerjaan adalah dengan menyelesaikan urusan-urusan pekerjaan dan mengabaikan berbagai drama yang terjadi di lingkungan kerja. Jangan biarkan permainan yang tidak sehat ini menyedot fokusmu. Meski kamu tidak menyampaikan batasan ini secara langsung padanya, setidaknya kamu tahu sejauh mana kamu perlu membatasi diri.

3. Berkomunikasilah secara efektif

Ilustrasi kantor (pexels.com/ Christina Morillo)

Dalam menghadapi situasi yang kurang mendukung, penting bagimu untuk berkomunikasi secara efektif. Jika rekan kerja attention seeker tengah menciptakan drama atau berusaha menarik perhatianmu, gunakanlah komunikasi yang jelas, lugas, tetapi tetap sopan. Berikan respons yang singkat tetapi profesional. Tak perlu banyak bicara atau berdebat dengan mereka sebab mereka tak akan berhenti sampai mendapatkan perhatianmu.

Berhati-hatilah dalam berkomunikasi sebab mungkin saja perkataan atau responsmu akan mereka gunakan sebagai bumbu drama atau senjata yang merugikanmu. Reaksimu adalah motivasi mereka untuk mencari perhatian lebih. Oleh karena itu, dengan tetap bersikap sopan pada mereka, cobalah untuk tak terlibat dalam banyak komunikasi bersama mereka untuk tujuan profesionalisme dan produktivitasmu.

4. Bangun suasana kerja yang positif

ilustrasi pekerja (pexels.com/ Vlada Karpovich)

Meskipun lingkungan kerjamu mungkin tak positif, tetapi penting bagimu untuk tetap berusaha untuk membangun suasana kerja yang positif. Tunjukkan bahwa kamu tidak terpengaruh dengan lingkungan sekitarmu. Sebaliknya, jika memungkinkan, berikanlah pengaruh yang positif pada lingkunganmu.

Lingkungan kerja yang sehat bisa membantu mengurangi dampak negatif dari perilaku yang ditimbulkan oleh para attention seeker. Kamu bisa memulai dengan membicarakan hal-hal yang relevan dengan pekerjaan, berkomunikasi secara terbuka tentang kritik dan masukan, serta mengabaikan perilaku yang tidak memberikan kontribusi pada perusahaan. Cara-cara ini menunjukkan integritasmu dan membangun citra dirimu.

5. Alihkan fokus pada hal yang lebih penting

Ilustrasi kantor (pexels.com/ Fauxels)

Jika situasi yang terjadi terus-menerus menyudutkanmu pada drama-drama di tempat kerja, cobalah untuk mengalihkan fokusmu pada tugas dan tanggung jawab yang lebih penting. Dan jika memungkinkan, tularkan semangat dan kebiasaan ini pada rekan-rekan kerjamu yang lain. Ketika perhatianmu lebih terarah pada pekerjaan, para attention seeker akan kehilangan audiens yang mereka butuhkan.

Jangan pernah tergoda untuk terlibat dengan hal-hal yang tak relevan dengan pekerjaanmu. Selalu ingat, apa yang menjadi tujuanmu bekerja. Jangan menjauh dari apa yang menjadi tanggung jawabmu. Sebaliknya, fokuslah pada hal tersebut. Dengan sikap profesional yang kamu tunjukkan, bukan tak mungkin mereka akan berhenti dengan sendirinya.

6. Minta bantuan manajemen

Ilustrasi kantor (pexels.com/ Rebrand Cities)

Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan jika perilaku attention seeker sudah sangat mengganggu produktivitasmu adalah dengan melibatkan manajemen dan HRD. Jangan ragu untuk menyampaikan kondisi ini selama kamu menggunakan koridor yang tepat dan menyampaikannya dengan cara yang profesional. Mintalah dukungan dari manajemen serta ajukan solusi yang membantu agar lingkungan kerja tetap kondusif.

Ingat dan pahamilah, tujuanmu adalah bukan untuk mengadukan orang-orang tersebut, sebab memang bukan itu tujuan utamamu. Sebaliknya, kamu menginginkan lingkungan kerja yang profesional yang bisa bermanfaat bagi seluruh tim kerja. Dengan cara ini, manajemen pasti bisa mengerti situasi yang kamu hadapi.

Menghadapi rekan kerja attention seeker  memang bisa menyedot perhatian dan energi positifmu. Namun, kamu tetap bisa melakukan pendekatan yang tepat. Mengelola situasi tanpa menciptakan konflik baru yang tidak diperlukan adalah kunci untuk mengatasi kondisi ini. Selalu patuhi peraturan di tempat kerja, bersikap profesional, dan pahami kode etik dalam bersikap dan bertindak. Dengan cara ini, kamu tak hanya menolong dirimu sendiri, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang positif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Robin Wijaya
EditorRobin Wijaya
Follow Us