Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Bijak Menghadapi Attention Seeker agar Hubungan Tetap Sehat

ilustrasi attention seeker (pexels.com/ Tim Douglas)
ilustrasi attention seeker (pexels.com/ Tim Douglas)

Dalam interaksi sosial sehari-hari, tidak jarang kita bertemu dengan orang yang mencari perhatian lebih dari yang seharusnya. Orang-orang ini sering disebut sebagai attention seeker. Entah hubungan kita dekat ataupun tidak, menghadapi seorangĀ attention seeker kerap membuat situasi sosial terasa tidak nyaman karena perilaku berlebihan yang mereka tunjukkan. Meskipun lingkungan di sekitarnya mungkin tidak menyadari, tindakan mereka seringkali bertujuan untuk mendapatkan pengakuan atau karena ingin dihargai.

Sikap yang berlebihan tersebut memang bisa membuat kita merasa tidak nyaman. Akan tetapi, kita juga perlu bisa menyikapi perilaku tersebut dengan bijak agar interaksi sosial tetap terjaga dengan baik dan tidak merusak hubungan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara-cara efektif dalam menghadapi attention seeker. Enam cara berikut semoga bisa membantu menangani permasalahan yang bisa muncul saat kita berhadapan dengan seorang attention seeker.

1. Tetap tenang dalam menghadapi perilaku berlebihan

ilustrasi memberikan respons (SHVETS Production)
ilustrasi memberikan respons (SHVETS Production)

Menghadapi seseorang yang terus-menerus mencari perhatian dapat memicu perasaan kesal bahkan marah. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah tetap tenang agar tidak terbawa emosi. Orang yang mencari perhatian seringkali ingin memicu reaksi emosional dari orang lain, dan jika kita merespons dengan emosi yang berlebihan, mereka akan merasa tujuannya tercapai. Memberikan respons yang tepat adalah kunci untuk tidak menyerahkan diri kita kepada mereka dan terhindar dari jebakan emosi negatif.

Berusaha untuk tetap bersikap tenang juga merupakan contoh yang baik bagi mereka. Terkadang, seseorang yang mencari perhatian melakukannya karena merasa tidak dihargai atau diabaikan. Dengan merespons secara tenang, kita telah mengirimkan pesan bahwa perhatian yang dimiliki sebaiknya diberikan pada hal-hal yang lebih konstruktif, bukan pada tingkah laku yang tidak produktif. Cara ini bisa saja membantu mereka untuk mulai merenungkan cara yang lebih sehat dalam mendapatkan pengakuan.

2. Memberikan penghargaan secukupnya

ilustrasi menghargai (pexels.com/ Julia Larson)
ilustrasi menghargai (pexels.com/ Julia Larson)

Orang yang mencari perhatian seringkali melakukannya dengan cara yang tidak sesuai atau berlebihan. Salah satu cara untuk menghadapi tindakan atau perilaku mereka adalah dengan memberikan penghargaan secukupnya, terutama ketika mereka berbuat baik atau menunjukkan perilaku positif yang tentunya dengan intensi. Misalnya, jika mereka berperilaku sopan atau melakukan sesuatu yang produktif, memberikan pujian akan membuat mereka merasa dihargai, tetapi jangan berikan perhatian berlebihan karena itulah yang mereka cari. Penghargaan yang tepat ini akan membantu mereka merasa lebih dihargai tanpa harus bertindak berlebihan.

Namun, penting untuk kita pahami agar jangan memberikan pujian atau perhatian pada perilaku yang tidak pantas hanya untuk menghindari konflik. Sebaliknya, apa yang kita lakukan adalah sebagai bentuk kepedulian agar orang tersebut tidak berperilaku seperti itu terus-menerus. Yang kita inginkan tentu adalah perubahan sikap, dan harus dipahami bahwa mereka perlu menyadari kalau tindakan yang mereka lakukan demi mencari perhatian pada akhirnya tak hanya merugikan lingkungan di sekitarnya, tetapi juga dirinya sendiri.

3. Batasi pemberian perhatian

ilustrasi perhatian (pexels.com/ Alexander Suhorucov)
ilustrasi perhatian (pexels.com/ Alexander Suhorucov)

Attention seeker menuntut perhatian pada dirinya dan itulah yang mereka inginkan. Membatasi pemberian perhatian adalah langkah awal untuk membatasi sikap dan perilaku yang mereka tunjukkan. Jika mereka merasa bahwa setiap kali mereka bertindak dramatis atau mengganggu, mereka mendapatkan perhatian yang mereka cari, hal ini hanya akan memperburuk situasi. Dalam hal ini, kita harus belajar untuk memilih kapan waktu yang tepat untuk memberi perhatian dan kapan saatnya untuk mengabaikan tingkah laku tersebut.

Membatasi perhatian yang diberikan tidak berarti mengabaikan orang tersebut sepenuhnya, tetapi lebih pada mengendalikan bagaimana perhatian diberikan. Dengan membatasi respons terhadap perilaku yang berlebihan tersebut, kita telah mencoba memberikan pengertian kepada mereka bahwa perhatian hanya diberikan pada hal-hal yang penting atau relevan. Hal ini juga bisa membantu terciptanya hubungan dan interaksi sosial yang lebih sehat bagi semua pihak.

4. Berkomunikasi secara jelas

ilustrasi berkomunikasi (pexels.com/ Armin Rimoldi)
ilustrasi berkomunikasi (pexels.com/ Armin Rimoldi)

Terkadang, orang yang mencari perhatian tidak menyadari bahwa tingkah laku mereka mengganggu orang lain. Dalam situasi seperti ini, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Berbicara dengan seorang attention seeker secara langsung tentang bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang di sekitarnya dapat membuka mata mereka tentang dampak yang ditimbulkan. Cobalah untuk berbicara dengan cara yang empatik dan tanpa menghakimi agar mereka tidak merasa diserang atau dipojokkan.

Satu hal yang perlu diingat bahwa komunikasi yang jelas bukan berarti menyalahkan atau menyudutkan seseorang atas tindakan mereka. Sampaikan bahwa perhatian sebaiknya memang diberikan pada tindakan yang positif. Berbicara secara terbuka juga bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk memahami kemungkinan untuk bisa berinteraksi dengan cara yang lebih baik. Ingatlah, komunikasi yang efektif selalu berdasarkan pada tujuan komunikasi itu sendiri, karena kita memberi mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih peka terhadap lingkungan sosialnya, bukan karena kita tidak menyukai perilakunya.

5. Menetapkan batasan yang sehat

ilustrasi interaksi sosial (pexels.com/ Keira Burton)
ilustrasi interaksi sosial (pexels.com/ Keira Burton)

Dalam interaksi sosial dengan attention seeker, salah satu hal penting lainnya adalah menetapkan batasan yang sehat. Kita tentu menginginkan interaksi yang sehat dan tidak merusak hubungan atau menyebabkan perasaan tidak nyaman. Contoh, jika seseorang terus-menerus mencari perhatian dengan cara yang mengganggu, kita bisa menentukan batasan yang jelas tentang bagaimana dan kapan mereka bisa mendapatkan perhatian. Dengan cara ini, mereka akan tahu kapan saatnya untuk berbicara atau berbuat sesuatu yang pantas mendapatkan perhatian, dan kapan mereka harus menahan diri.

Menetapkan batasan juga membantu mencegah perasaan lelah secara emosional, baik untuk diri sendiri maupun orang lain yang terlibat. Ketika kita tahu bagaimana cara mengelola interaksi dengan baik, kita juga belajar untuk menghargai ruang dan waktu yang ada, dan tentunya kita berharap orang lain pun belajar hal yang sama. Batasan yang sehat akan menguntungkan banyak pihak, termasuk seorang attention seeker, sebab secara tidak langsung mereka juga akan beradaptasi dengan cara yang lebih positif dan menghargai diri sendiri tanpa harus bergantung pada perhatian orang lain.

6. Menerapkan empati dalam pendekatan

ilustrasi empati (pexels.com/ Kampus Production)
ilustrasi empati (pexels.com/ Kampus Production)

Pada dasarnya, orang yang terus-menerus mencari perhatian seringkali melakukannya karena merasa tidak dihargai atau kurang mendapat pengakuan. Hadapilah mereka dengan sikap yang benar dan penuh empati. Cobalah untuk memahami apa yang mungkin menjadi dasar dari perilaku mereka.

Mungkin mereka merasa cemas, tidak aman, atau bahkan kesepian, yang mendorong mereka untuk berusaha menarik perhatian. Dengan pendekatan yang empatik, kita bisa membantu mereka merasa didengar dan dihargai, tanpa perlu memperkuat perilaku yang tidak sehat. Empati juga membuka kesempatan untuk memberikan dukungan emosional yang lebih positif. Terkadang, apa yang mereka butuhkan bukan hanya perhatian, tetapi juga rasa diterima dan dihargai. Dengan memberikan dukungan yang tepat, kita tidak hanya membantu mereka merasa lebih baik, tetapi juga membantu mereka menjadi pribadi yang lebih percaya diri tanpa perlu mencari perhatian dari orang lain dengan cara yang berlebihan.

Menghadapi seorang attention seeker memang tidak selalu mudah. Kita bahkan kerap terjenak dalam sisi emosional yang bisa melelahkan bahkan memunculkan respons yang kurang tepat. Belajarlah untuk mengelola interaksi sosial dan hubungan dengan orang lain menggunakan cara yang baik, termasuk bagaimana kita berinteraksi dengan seorang attention seeker. Menghadapi mereka dengan respons yang tepat dan bijak akan menciptakan hubungan yang lebih sehat dan menumbuhkan sikap saling menghargai. Meski prosesnya mungkin membutuhkan waktu yang tak sebentar, sesungguhnya tindakan kita telah membantu mereka menemukan cara yang lebih baik untuk mendapatkan pengakuan tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us