7 Tanda Pemimpin yang Menjadi Beban Organisasi, Gak Tahu Tujuan!

Seorang pemimpin biasanya identik dengan sifat tanggung jawab dan profesional. Tapi ternyata, tidak semua individu memiliki jiwa kepemimpinan sedemikian rupa. Adakalanya suatu organisasi justru dipimpin oleh seseorang yang tidak tepat.

Individu demikian justru menjadi beban bagi organisasi yang dipimpin. Salah satu tandanya selalu melimpahkan tugas dan wewenang kepada orang lain. Ia tidak memiliki kapasitas yang mumpuni untuk memegang tampuk kepemimpinan. Tapi hanya memaksakan diri maju demi kepentingan individu tertentu.

Apa yang kamu ketahui jika mendengar kata pemimpin? Pasti terbayang dengan sosok yang tegas dalam berbagai situasi. Kebijakan yang diambil selalu memenuhi aspirasi bersama. Bukan sosok pemimpin yang gampang disetir oleh orang lain.

Meskipun begitu, ada saja seorang pemimpin yang justru menjadi beban bagi organisasi. Kamu bisa melihat dari karakternya yang tidak memiliki ketegasan dalam bersikap. Ia cenderung plin-plan dan mudah dipermainkan. Keputusan yang diambil tidak pernah menyelesaikan masalah secara menyeluruh.

Organisasi pasti memiliki tujuan bersama yang ingin dicapai. Untuk memudahkan langkah ke depan, pastinya harus diiringi dengan perencanaan yang matang. Mulai dari pengelolaan sumber daya, sampai menentukan solusi mengenai risiko yang mungkin dihadapi.

Tapi pada kenyataannya tidak semua pemimpin memiliki sikap bijaksana tersebut. Beberapa diantaranya justru menjadi beban bagi organisasi yang dipimpin. Ia tidak mampu menyusun rencana dan strategi. Seringnya hanya berpatokan pada ambisi dan ekspektasi buta.

Seorang pemimpin yang menjadi beban organisasi pasti tidak disukai oleh bawahan. Orang-orang seperti ini tidak bisa menjalankan kepemimpinan secara maksimal. Akibatnya, banyak tujuan bersama berakhir terhambat.

Mereka yang menjadi beban bagi organisasi dikenal tidak tahu arah dan tujuan. Ia hanya melangkah mengandalkan tuntutan emosi. Atau melangkah hanya mengikuti kehendak orang lain. Akibatnya, sering menemui permasalahan di tengah jalan sehingga seluruh anggota organisasi terkena imbasnya.

Menjadi seorang pemimpin harus diiringi dengan kebijaksanaan. Baik dari cara bersikap maupun berpikir. Terutama saat organisasi yang dipimpin mengalami permasalahan. Seorang pemimpin harus turun tangan menyelesaikannya.

Menjadi beban bagi organisasi saat seorang pemimpin selalu lari dari masalah. Alih-alih turun tangan dan menyelesaikan, ia justru menyalahkan orang lain atas keadaan yang terjadi. Tipe pemimpin seperti ini hanya mau diunggulkan dan diistimewakan. Tapi tidak benar-benar menjalankan tugas dengan baik.

Menjadi seorang pemimpin bukan tentang perlakuan istimewa atau dihormati banyak orang. Justru ini menjadi ajang untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri. Termasuk diantaranya menjalankan fungsi kepemimpinan secara menyeluruh.

Tapi berbeda jadinya saat seorang pemimpin justru menjadi beban bagi suatu organisasi. Orang-orang seperti ini justru tidak mengetahui fungsi kepemimpinan secara jelas. Mereka cenderung memiliki sudut pandang yang dangkal. Bahkan kepemimpinan hanya untuk memenuhi tujuan dan kepentingan pribadi.

Seorang pemimpin juga harus memiliki keterampilan yang mumpuni. Karena ini berkaitan dengan arah dan tujuan organisasi yang dipimpin. Akan menimbulkan banyak hambatan jika organisasi dipimpin oleh orang yang hanya bisa menjadi beban.

Tipe pemimpin seperti ini dikenal tidak mampu berpikir secara logis dan realistis. Mereka cenderung mengandalkan emosi. Tujuan yang disusun bahkan jauh dari batas kemampuan. Akibatnya, energi dan sumber daya terbuang sia-sia.

Kemajuan organisasi ditentukan oleh sosok yang memimpinnya. Akan berakibat fatal jika suatu organisasi dipimpin orang yang hanya bisa menjadi beban. Ia tidak mengetahui fungsi kepemimpinan yang sesungguhnya. Bahkan cenderung lari dari masalah dan gemar melimpahkan tugas kepada orang lain.