Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Seseorang Terjebak Job Hugging, Takut Pindah Kerja?

ilustrasi malas bekerja (pexels.com/karolina grabowska)
ilustrasi malas bekerja (pexels.com/karolina grabowska)
Intinya sih...
  • Takut keluar dari zona nyaman membuat seseorang bertahan di pekerjaan lama tanpa perkembangan.
  • Ketakutan gagal di tempat baru sering membuat orang menunda pindah kerja, padahal itu kesempatan untuk belajar.
  • Gaji stabil dan lingkungan kantor yang terlalu nyaman juga menjadi alasan seseorang terjebak job hugging.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Fenomena job hugging kian populer di kalangan pekerja muda saat ini, terutama mereka yang baru beberapa tahun meniti karier. Istilah ini menggambarkan kondisi di mana seseorang terlalu nyaman di pekerjaannya, bahkan ketika sebenarnya sudah gak bahagia atau gak berkembang lagi.

Sekilas biasa aja, tapi kalau dibiarkan, job hugging bisa bikin kamu susah maju dan kehilangan semangat kerja. Banyak orang gak sadar kalau mereka sedang terjebak di situasi ini. Nah, biar kamu bisa mindful terhadap karier sendiri, berikut lima alasan kenapa seseorang bisa terjebak job hugging!

1. Takut keluar dari zona nyaman

ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba)

Alasan paling sering seseorang bertahan di pekerjaan lama adalah karena takut keluar dari zona nyaman. Setelah bertahun-tahun di tempat yang sama, kamu mungkin udah hafal semua tugas, paham ritme kerja, dan akrab sama rekan satu tim. Rasanya aman banget, gak ada perubahan, gak ada tekanan besar.

Namun, justru di situ letak bahayanya, rasa terlalu nyaman bisa bikin kamu kehilangan motivasi buat berkembang. Ketika rasa nyaman berubah jadi keterikatan berlebihan, kamu mulai menolak tantangan baru. Akibatnya, karier bisa berhenti di situ-situ aja. Kalau kamu merasa bosan tapi tetap gak berani pindah kerja, bisa jadi kamu udah mulai “job hugging” tanpa sadar.

2. Terlalu takut gagal di tempat baru

ilustrasi stres dalam bekerja (pexels.com/olly)
ilustrasi stres dalam bekerja (pexels.com/olly)

Ketakutan lain yang sering muncul adalah takut gagal setelah pindah kerja. Banyaknya pikiran negatif sering bikin seseorang menunda langkah untuk keluar, meski mereka tahu pekerjaan saat ini gak bikin bahagia. Padahal, rasa takut gagal itu wajar, tapi gak seharusnya jadi alasan buat berhenti mencoba.

Banyak orang lupa kalau setiap lingkungan kerja baru justru bisa jadi kesempatan buat belajar hal-hal yang gak akan kamu dapat di tempat lama. Kamu gak harus langsung sukses di awal, yang penting kamu berani coba dan keluar dari rutinitas yang bikin stagnan.

3. Gaji stabil jadi alasan bertahan

ilustrasi uang (pexels.com/karolina grabowska)
ilustrasi uang (pexels.com/karolina grabowska)

Uang memang bukan segalanya, tapi gaji dan tunjangan sering bikin orang sulit melepaskan pekerjaan. Apalagi kalau kamu punya tanggungan atau gaya hidup yang mulai terbentuk dari gaji bulanan itu. Jadi, meskipun kamu udah gak semangat kerja, gaji tetap jadi “perisai” buat gak pindah ke tempat lain.

Masalahnya, ketika kamu bertahan hanya demi uang, kamu secara gak sadar mengorbankan kesejahteraan mental. Kamu mungkin gak sadar mulai sering stres, kehilangan minat, atau bahkan burnout. Padahal, uang gak akan bisa ganti kepuasan batin kalau setiap hari kamu harus berjuang buat sekadar bertahan di kantor.

4. Lingkungan kantor terlalu nyaman

ilustrasi bekerja (pexels.com/fauxels)
ilustrasi bekerja (pexels.com/fauxels)

Salah satu jebakan halus dalam job hugging adalah lingkungan kerja yang terlalu akrab. Kamu udah punya teman satu circle, kantor terasa kayak rumah kedua, bahkan atasan pun udah kayak teman nongkrong. Semua itu bikin kamu ragu untuk pindah, karena takut kehilangan hubungan yang udah dibangun selama ini.

Meski kenyataannya, hubungan baik di tempat kerja bukan alasan untuk menahan diri dari berkembang. Lingkungan nyaman memang bikin betah, tapi kalau kamu terus berada di situ tanpa ada kemajuan, kamu bisa kehilangan kesempatan besar yang seharusnya bisa mengubah hidupmu di tempat lain.

5. Merasa gak punya skill yang cukup untuk pindah

ilustrasi mempelajari soft skill (unsplash.com/sickhews)
ilustrasi mempelajari soft skill (unsplash.com/sickhews)

Banyak orang terjebak job hugging karena merasa skill-nya belum cukup buat bersaing di luar sana. Pikiran rendah diri sering muncul karena kurangnya rasa percaya diri. Akhirnya, kamu memilih bertahan di tempat yang sama karena merasa aman, padahal sebenarnya kamu punya potensi lebih besar.

Padahal, dunia kerja terus berubah, dan skill bisa dipelajari. Kamu bisa mulai dari hal kecil seperti ikut kursus online, ikut proyek tambahan, atau belajar skill baru yang relevan dengan bidangmu. Jangan biarkan rasa minder menahan kamu dari kesempatan untuk berkembang.

Job hugging bisa jadi penghalang besar untuk pertumbuhan karier. Kalau kamu mulai merasa kehilangan semangat, bosan, atau cuma kerja karena kewajiban, mungkin itu tanda kamu udah terjebak job hugging, lho!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

50 Kata Sindiran buat Saudara yang Munafik, Halus tapi Menohok!

12 Nov 2025, 07:45 WIBLife