Apa Itu Outsourcing? Begini Kelebihan dan Kekurangannya

12 Mei 2024, 13:03 WIB

Kori

ilustrasi bekerja di kantor (pexels.com/Thirdman)

Intinya sih...

Outsourcing merujuk pada praktik perusahaan yang menggunakan karyawan kontrak untuk dialihkan ke perusahaan lain guna meningkatkan efisiensi operasional.
Karyawan outsourcing tidak bekerja pada perusahaan tersebut, melainkan akan dialihkan ke pihak atau perusahaan lain yang membutuhkan jasanya.
Perekrutan pekerja outsourcing dilakukan oleh perusahaan outsourcing dan nantinya para pekerja akan diberi dua pilihan sistem kontrak, PWKT dan PKWTT.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu mendengar istilah outsourcing? Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, outsourcing berarti alih daya. Dalam lingkup kerja, istilah ini merujuk pada sebuah praktik yang kerap dilakukan guna meningkatkan efisiensi perusahaan secara operasional.

Ciri umum dari perusahaan outsourcing, yakni mereka mampu memiliki karyawan kontrak yang nantinya akan dialihkan ke perusahaan lain. Banyak yang beranggapan bahwa pekerjaan ini merugikan karyawan karena gak punya jenjang karier. Benarkah seperti itu? Yuk, temukan jawabannya di bawah!

1. Pengertian outsourcing

ilustrasi bergabung di perusahaan (pexels.com/Edmond Dantès)

Secara sederhana, outsourcing bisa didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang gak berhubungan dengan inti perusahaan. Dilansir TechTarget, Ben Lutkevich, seorang penulis, menjelaskan, perusahaan outsourcing akan mempekerjakan pihak ketiga untuk melaksanakan tugas, menangani operasi, atau memberikan layanan bagi perusahaan.

Artinya, karyawan dari perusahaan outsourcing gak akan "bekerja" pada perusahaan tersebut, melainkan dia akan dialihkan ke pihak atau perusahaan lain yang membutuhkan jasanya. Singkatnya, mereka bukan bagian inti dari perusahaan tersebut.

"Perusahaan luar yang dikenal sebagai service provider atau penyedia layanan/ pihak ketiga, mengatur pekerja atau sistem komputernya sendiri untuk melakukan tugas atau layanan baik di lokasi, di fasilitas perusahaan yang mempekerjakannya sendiri, atau di lokasi eksternal," jelas Lutkevich.

2. Sistem kerja outsourcing

ilustrasi suasana tempat kerja (pexels.com/RF._.studio)

Sistem kerja perusahaan outsourcing telah tertuang juga dalam Pasal 66 UU Ketenagakerjaan. Berikut bunyinya:

“Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborong pekerjaan atau penyedia jasa pekerja atau buruh yang dibuat tertulis."

Dari penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa, perekrutan pekerja outsourcing dilakukan oleh perusahaan outsourcing. Lalu, nantinya para pekerja tersebut akan diberi dua pilihan sistem kontrak di antaranya, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PWKT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).

3. Kelebihan dan kekurangan outsourcing

ilustrasi perekrut mewawancarai (pexels.com/RDNE Stock project)

Lutkevich memaparkan beberapa alasan kenapa perusahaan sering melakukan outsourcing, di antaranya; bisa menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan mendapatkan kecepatan. Namun, sistem ini juga punya kekurangan seperti, informasi perusahaan yang mudah bocor, kontrak yang singkat, dan menyebabkan perusahaan ketergantungan pada tenaga outsource.

Sementara itu, keuntungan untuk karyawan yang bekerja di perusahaan outsourcing, yaitu bisa menambah skill, memperluas jaringan, memperoleh keahlian khusus, dan proses rekrutmen yang cenderung lebih mudah. Lalu untuk kekurangannya, jenjang karier yang sempit, kurangnya kesejahteraan, penghasilan yang gak menentu, hingga berisiko pemutusan kontrak sewaktu-waktu.

Itu dia penjelasan seputar outsourcing mulai dari pengertian hingga kekurang dan kelebihannya. Semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasanmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.