5 Cara Mengatur Target Realistis dalam Side Hustle

- Kenali kapasitas diri untuk menetapkan target yang sesuai dengan waktu dan energi yang dimiliki.
- Gunakan metode SMART agar target lebih jelas, terukur, dan tidak terlalu tinggi untuk kemampuan saat ini.
- Prioritaskan proses daripada hasil, fleksibel dalam revisi target, dan rayakan setiap kemajuan untuk menjaga semangat.
Punya side hustle alias pekerjaan sampingan semakin diminati oleh banyak orang. Alasannya, dengan side hustle, orang bisa menambah penghasilan, pengalaman, dan bahkan jadi jalan menuju bisnis besar. Namun, di balik semua itu, ada satu hal penting yang sering terlupakan, yaitu menetapkan target yang realistis. Banyak orang semangat di awal tapi akhirnya burnout karena target yang mereka buat terlalu tinggi, gak sesuai kapasitas waktu dan energi. Padahal, kunci sukses dalam side hustle bukan hanya kerja keras, tapi juga kerja cerdas dan terukur.
Target realistis bukan berarti kamu harus menurunkan standar atau puas dengan hasil yang “biasa saja”. Justru, dengan target yang pas, kamu bisa berkembang secara konsisten tanpa merasa kewalahan. Bayangkan seperti naik tangga, kalau anak tangganya terlalu tinggi, kamu bisa jatuh. Namun, kalau langkahnya pas, kamu bisa sampai di puncak dengan napas tetap teratur. Yuk, sekarang bahas bagaimana cara mengatur target realistis biar side hustle kamu bisa jalan lancar dan hasilnya maksimal.
1. Kenali kapasitas diri

Langkah pertama yang paling krusial adalah tahu seberapa besar kemampuan dan waktu yang kamu punya. Jangan sampai kamu pasang target bisa dapat 10 proyek per bulan, padahal kamu juga kerja full-time selama lebih dari 8 jam sehari. Evaluasi dulu jadwal dan energimu. Misalnya, kamu hanya bisa menyisihkan waktu 2 jam per hari untuk side hustle, berarti targetmu harus disesuaikan. Dengan begitu, kamu tetap bisa produktif tanpa harus mengorbankan waktu istirahat atau hubungan sosial.
Kapasitas ini juga termasuk kemampuan teknis dan mental. Kalau masih baru di bidang side hustle yang kamu jalani, jangan langsung berharap hasil setara pro. Fokus dulu ke kemajuan kecil tapi konsisten. Misal, minggu pertama bisa desain satu logo, minggu berikutnya dua, dan seterusnya. Konsistensi jauh lebih penting daripada kecepatan semu yang bikin stres.
2. Gunakan metode SMART

Agar targetmu gak melayang di awan, coba pakai metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Contohnya, daripada bilang “aku pengin tambah penghasilan dari side hustle”, ubah jadi “aku pengen dapat tambahan Rp2 juta per bulan dalam 3 bulan ke depan lewat jualan hampers handmade”. Dengan cara ini, targetmu lebih jelas dan bisa diukur.
SMART juga membantu kamu untuk gak overpromise ke diri sendiri. Misalnya, kalau kamu baru mulai, mungkin realistisnya bukan Rp10 juta per bulan dulu, tapi cukup Rp1–2 juta sambil bangun reputasi. Setelah itu, baru perlahan naikkan target seiring bertambahnya kemampuan dan pengalaman. Percaya, deh, target kecil tapi tercapai itu rasanya jauh lebih memotivasi daripada target besar yang gak kesampaian.
3. Prioritaskan proses, bukan cuma hasil

Banyak orang terjebak sama angka penghasilan, jumlah klien, atau follower di media sosial. Padahal yang lebih penting adalah proses di balik semua itu. Kalau kamu hanya fokus ke hasil, sedikit aja gagal bisa bikin kamu kehilangan semangat. Namun, kalau kamu nikmati proses belajar, eksperimen, dan evaluasi, kamu akan tetap semangat untuk jalan walau hasil belum maksimal.
Misalnya, kamu punya target bikin 20 konten promosi dalam sebulan. Kalau ternyata cuma bisa 15 tapi kualitasnya meningkat dan engagement naik, itu juga sebuah prestasi besar. Jangan terlalu keras sama diri sendiri, kadang kemajuan gak selalu kelihatan di angka, tapi terasa di kemampuan dan pengalaman yang terus tumbuh.
4. Fleksibel dan siap revisi target

Target realistis bukan berarti kaku. Justru, kamu perlu fleksibel dan siap revisi kalau situasi berubah. Mungkin ada minggu di mana kerjaan kantor lagi padat sekali, atau kondisi pasar tiba-tiba berubah. Kalau kamu terlalu maksa kejar target lama tanpa penyesuaian, ujung-ujungnya bisa stres dan malah kehilangan motivasi.
Jadi, evaluasi targetmu tiap bulan atau tiap kuartal. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah target ini masih relevan?”, “Apakah aku masih di jalur yang benar?” Kalau perlu turunkan sedikit target, itu bukan berarti gagal, melainkan tanda kamu adaptif dan realistis. Ingat, perjalanan side hustle itu maraton, bukan sprint.
5. Rayakan setiap kemajuan

Terakhir tapi gak kalah penting: jangan lupa beri penghargaan buat diri sendiri setiap kali kamu mencapai sesuatu, sekecil apa pun itu. Bisa dengan traktir diri sendiri kopi favorit, rehat sejenak, atau sekadar mencatat pencapaianmu di jurnal. Hal-hal kecil seperti ini bisa bantu menjaga semangat jangka panjang. Dengan merayakan progres, kamu belajar untuk menghargai perjalanan, bukan hanya tujuan. Pada akhirnya, itulah yang bikin side hustle kamu bertahan lama karena dijalani dengan sadar, senang, dan realistis.
Mengatur target realistis dalam side hustle itu bukan soal membatasi diri, tapi soal menciptakan ritme yang bikin kamu bisa tumbuh tanpa terbakar. Jadi, nikmati prosesnya, sesuaikan langkahmu, dan terus bergerak. Karena kesuksesan besar sering kali dimulai dari target kecil yang dijalankan dengan konsisten.