Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Sebab Orang Memilih Career Break, Gak Melulu Malas

ilustrasi menulis (pexels.com/George Milton)
ilustrasi menulis (pexels.com/George Milton)

Career break selalu identik dengan keputusan negatif, seperti malas atau ketidakmampuan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, periode tidak bekerja ini bisa jadi karena hal lain yang positif. Sesuatu yang tidak pentingnya dengan bekerja. 

Ada beberapa penyebab seseorang sengaja memilih untuk tidak bekerja secara penuh waktu atau mengambil cuti dari pekerjaan mereka. Misalnya karena melanjutkan pendidikan, mengalami perubahan dalam hidup, dan sebagainya. Dengan menilik lebih dalam penyebab tersebut, kita akan memahami bahwa keputusan career break tidak selalu buruk. 

1. Mengejar pendidikan lanjutan

ilustrasi lulus kuliah (freepik.com/artursafronovvvv)
ilustrasi lulus kuliah (freepik.com/artursafronovvvv)

Dalam lingkungan kerja yang terus berkembang, manusia dituntut untuk terus mengembangkan potensi diri agar mampu bersaing. Salah satu cara agar mampu bertahan di lingkungan kompetitif yaitu dengan mendapatkan pendidikan lanjutan. Baik itu gelar formal, pelatihan, atau kursus informal, sangat diperlukan guna meningkatkan kualifikasi seseorang. 

Pendidikan lanjutan dapat membuka peluang karier yang lebih baik, terutama dalam bidang yang terus berkembang dan membutuhkan keahlian khusus. Ini membantu seseorang tetap relevan dengan perubahan di dunia kerja. Motivasi inilah yang membuat seseorang memilih career break. 

2. Memutuskan beralih karier

ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikael Blomkvist)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Seseorang mungkin merasa bahwa karier yang sedang ditekuni tidak lagi memotivasi diri. Mereka tidak menemukan arah yang ingin dicapai dalam pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, mereka membutuhkan waktu untuk merenung dan mengevaluasi tujuan karier yang ingin dicapai. 

Keputusan career break diambil untuk mengejar passion yang baru, mengeksplorasi minat, atau mencari makna yang lebih besar dalam pekerjaan. Keputusan ini tepat agar mereka dapat menentukan karier yang sesuai dengan aspirasi pribadi. Sehingga, peralihan karier dapat direncanakan dengan matang dan mereka menemukan kebahagiaan dalam pekerjaan baru tersebut. 

3. Pemulihan kesehatan

ilustrasi opname (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi opname (pexels.com/RDNE Stock project)

Terkadang, keputusan memilih career break dilakukan seseorang untuk memulihkan kondisi kesehatan yang kurang baik. Pemulihan kesehatan dapat mencakup perawatan medis yang intensif, terapi, atau program kesehatan holistik. Langkah ini bijak agar seseorang dapat fokus sepenuhnya pada kesehatan mereka.

Selain itu, aspek kesehatan mental sering menjadi alasan bagi seseorang untuk mengambil career break. Tekanan dan tuntutan di lingkungan kerja dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Maka dari itu, mengambil waktu untuk pemulihan menjadi langkah penting untuk mencegah terjadinya burnout atau masalah kesehatan mental yang lebih buruk. Dengan mendahulukan kesehatan, seseorang  dapat kembali bekerja dengan maksimal. 

4. Fokus mengembangkan bisnis sendiri

ilustrasi pemilik coffee shop (freepik.com/benzoix)
ilustrasi pemilik coffee shop (freepik.com/benzoix)

Seseorang mungkin tertarik untuk menciptakan dan mengelola bisnis sendiri. Alasan ini yang membuat mereka memilih career break. Waktu jeda tersebut mereka luangkan untuk membuat perencanaan strategis, meneliti pasar, serta mengembangkan keterampilan lain yang dibutuhkan untuk  bisnis mereka. 

Fokus mengembangkan bisnis pribadi dapat menjadi cara seseorang untuk mengejar passion. Keputusan ini memberikan kebebasan untuk seseorang menentukan minat dan tujuan pribadi. Meskipun mengembangkan bisnis pribadi dapat menantang,  career break memberikan peluang untuk memenuhi tujuan hidup serta aspirasi karier seseorang.

5. Ingin pekerjaan yang lebih fleksibel

ilustrasi bekerja (pexels.com/Polina Zimmerman)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Polina Zimmerman)

Di era modern saat ini, banyak orang yang semakin menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Mereka merasa perlu mengejar fleksibilitas dalam hal jam kerja, lokasi, atau model kontrak kerja. Oleh karena itu, memilih career break memungkinkan mereka mengevaluasi opsi pekerjaan yang lebih fleksibel. 

Pekerjaan yang lebih fleksibel semakin terasa terutama di tengah perkembangan teknologi yang memungkinkan kolaborasi jarak jauh. Ini memungkinkan seseorang bekerja dari rumah, memiliki jadwal yang lebih adaptif, dan lingkungan kerja yang tidak menuntut. Fleksibilitas ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup, memenuhi tanggung jawab keluarga, mengejar hobi, atau meresapi kehidupan di luar rutinitas pekerjaan. 

6. Dipengaruhi perubahan dalam hidup

ilustrasi pindah rumah (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi pindah rumah (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Keputusan untuk mengambil career break bisa terkait dengan perubahan dalam hidup seseorang. Contohnya seperti menikah, pindah lingkungan, melahirkan, kehilangan anggota keluarga, atau merawat keluarga yang sakit. Semua peristiwa tersebut dapat memicu seseorang untuk mengevaluasi prioritas dan arah hidup. 

Career break dalam situasi tersebut memberikan kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam hidup.  Ini memungkinkan seseorang menentukan prioritas akibat perubahan tersebut. Sehingga, career break adalah langkah bijak untuk fokus pada peristiwa yang terjadi. 

Career break tidak selalu karena malas atau sulit mendapatkan pekerjaan. Lebih dari itu, banyak penyebab yang membuat seseorang memilih career break, seperti mengejar pendidikan, mengembangkan bisnis, memulihkan kesehatan, beralih karier, ingin pekerjaan yang lebih fleksibel, dan meresapi perubahan dalam hidup. Dalam beberapa situasi, career break bukanlah keputusan negatif, melainkan langkah bijak untuk mengevaluasi arah hidup. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us