Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gaji Jadi Prioritas Utama Millennials dalam Berkarier, Benarkah?

ilustrasi bekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Jakarta, IDN Times - Meski banyak orang yang mengatakan gaji bukan faktor utama untuk seseorang bekerja, namun faktanya kompensasi tetap menjadi bagian penting dalam pertimbangan sebuah pekerjaan. Bahkan, generasi millennial menilai dari beragam sisi, seperti aspek lingkungan kerja, pengalaman karier, dan sebagainya.

Budaya positif yang ditawarkan oleh perusahaan, mendorong adanya kolaborasi dan komunikasi terbuka yang dirasa tidak hanya kondusif bagi kesejahteraan mereka, tetapi juga mampu meningkatkan kepuasan dalam bekerja. Lewat Indonesia Millennial Report 2024, berikut informasi lengkap soal pandangan gaji di mata mereka.

1. Gaji jadi aspek utama dalam pertimbangan mencari pekerjaan

ilustrasi gaji (pexels.com/Karolina Grabowska)

Gaji memang memainkan peranan yang sangat penting dalam nilai kepuasan kerja. Hal ini karena gaji berdampak langsung pada stabilitas keuangan individu dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban dan tujuan keuangan mereka.

Berdasarkan data yang ada, 62 persen generasi millennial bahkan sepakat bila gaji dan tunjangan menjadi aspek utama yang dipertimbangkan ketika mencari pekerjaan. Menempati posisi kedua, ada dukungan lingkungan kerja dan budaya perusahaan.

Setelah dua aspek tersebut, faktor lain yang juga terbilang cukup penting adalah kesempatan memajukan karier, kesesuaian karier dengan keahlian dan minat, serta keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. Terakhir, 24 persen menyatakan manfaat finansial dan kesehatan juga jadi penilaian mereka.

2. Jenjang karier dianggap sebagai hal krusial lain yang dilihat millennial

ilustrasi pengembangan potensi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Peluang adanya pertumbuhan karier di dalam sebuah perusahaan, termasuk hal yang penting. Apalagi, millennial memiliki keinginan kuat untuk terus meningkatkan keterampilan, memajukan peran, dan perkembangan diri maupun profesional. 

Kurangnya prospek ini ternyata dapat menyebabkan rasa frustrasi akibat stagnasi. Kondisi tersebut senantiasa mendorong mereka untuk mencari peluang kerja baru di kemudian hari.

3. Lingkungan positif dan budaya kerja yang baik, juga jadi dambaan mereka

ilustrasi beradaptasi di lingkungan kerja (pexels.com/fauxels)

Pandangan terhadap lingkungan kerja yang positif, mendapat penekanan yang perlu digarisbawahi. Pentingnya budaya kerja di mata generasi millennial, dikarenakan mereka menghargai adanya kolaborasi, rasa hormat, dan komunikasi terbuka dalam menciptakan suasana suportif guna meningkatkan motivasi dan produktivitas mereka.

Perusahaan yang memprioritaskan aspek ini, kemungkinan besar akan memiliki talenta millennial yang loyal. Sebab, mereka akan dengan sadar bertahan dan berkontribusi terhadap kesejahteraan perusahaan lewat kinerja mereka secara keseluruhan.

4. Meski demikian, kembali lagi, gaji memiliki peran utama sebagai faktor bertahannya karyawan millennial

Ilustrasi menerima uang tunai. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Meski pertumbuhan karier dan lingkungan kerja merupakan faktor kunci setelah gaji, namun seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kompensasi tetap jadi aspek utama bagi para millennial. Menurut data, 64 persen dari mereka menyetujui hal tersebut.

Faktor lain yang bersinggungan adalah dua hal yang sudah disebutkan, lalu kesesuaian pekerjaan dengan keahlian, lokasi kantor, pengaturan waktu yang fleksibel, dan stabilitas perusahaan. Terakhir, para millennial sepaham bila kredibilitas dan citra dari perusahaan yang dinaungi juga penting.

5. Meski demikian, faktor di luar kompensasi juga kerap dianggap penting oleh pemimpin millennial

ilustrasi pekerjaan (pexels.com/ Karolina Grabowska)

Penekanan pada pertumbuhan dan pengembangan karier sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengembangan diri dan kesehatan mental. Millennial menyadari bahwa pekerjaan yang memuaskan, melibatkan peluang untuk peningkatan keterampilan, pertumbuhan pribadi, dan kemajuan dalam organisasi.

Pergeseran prioritas ini mencerminkan pendekatan holistik terhadap karier mereka. Di mana, faktor-faktor di luar imbalan uang memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan.

“Para pemimpin milenial juga cenderung lebih fokus pada isu-isu teknologi, Environmental, Social, Governance (ESG), dan dampak positifnya. Secara umum, mereka tidak ragu untuk menerapkan perubahan ketika mereka mengambil peran kepemimpinan karena mereka meneruskan warisan kepemimpinan," kata Hendra Soeprajitno, Pemimpin Redaksi FORTUNE Indonesia, dilansir Indonesia Millennial Report 2024.

IDN Media menggelar Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2023, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema Purposeful Progress, IMGS 2023 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.

IMGS 2023 diadakan pada 24 - 26 November 2023 di Pulau Satu dan Dome Senayan Park, Jakarta. Dalam IMGS 2023, IDN Media juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2024.

Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerja sama dengan Advisia sebagai Research Partner. Melalui survei ini, IDN Media menggali aspirasi dan DNA Millennial dan Gen Z Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Febriyanti Revitasari
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us