Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Gak Perlu Jahat pada Karyawan Baru, Malu dengan Kesenioranmu

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Pendatang baru di lingkungan apa pun pasti ada dan tidak terhindarkan. Apalagi di dunia kerja yang setiap tahun ada sejumlah karyawan yang dimutasi, pensiun, atau mengundurkan diri. Mereka perlu digantikan oleh karyawan lain dan posisi-posisi yang kosong juga mesti diisi oleh karyawan baru. 

Belum lagi ketika kantor membuka cabang atau menambah divisi. Kebutuhan akan karyawan baru menjadi lebih besar. Sebagai karyawan lama, bagaimana sikapmu terhadap mereka? Semoga tidak terlintas sedikit pun di benakmu untuk memperlakukan mereka dengan buruk.

Jadilah teman yang baik buat siapa pun di kantor. Termasuk pada para junior yang mungkin masih sering mengalami kebingungan terkait tugas-tugas mereka. Jadikan tujuh poin berikut pengingat untukmu agar gak perlu jahat pada karyawan baru.

1. Jangan-jangan kemampuan kerjanya lebih baik daripada kamu

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Thirdman)

Hanya karena seseorang baru bekerja di kantor yang sama denganmu, belum tentu kemampuan kerjanya payah. Apalagi kalau ia sudah punya pengalaman kerja. Bahkan lulusan baru pun boleh jadi seorang yang genius. Kamu yang bukan bagian dari tim perekrutan tidak tahu apa-apa tentang dirinya. 

Dirimu bakal malu berat apabila dalam waktu singkat ia telah menunjukkan kinerja yang jauh melampaui kinerjamu selama ini. Atau, dia dipercaya menjadi ketua tim dan kamu tak lebih dari anggotanya. Walaupun ia tidak membalas perlakuan burukmu, kamu tetap saja gak nyaman mesti bekerja bareng dia.

2. Atasan tentu ingin karyawan lama membantu karyawan baru biar betah

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Bukan hal mudah dan tanpa biaya untuk suatu kantor mendapatkan karyawan baru yang memenuhi kualifikasi. Pelamar berusaha keras untuk memperoleh pekerjaan. Pihak perekrut juga bekerja keras dalam membuat iklan, melakukan seleksi, sampai memberikan pelatihan pada karyawan baru.

Semua kerja keras kantor untuk mendapatkan karyawan baru yang berkompeten dapat sia-sia apabila kamu justru membuatnya tidak betah. Dirimu terus mengganggunya sehingga ia tak bisa bekerja dengan fokus apalagi nyaman di lingkungan yang baru. Kalau kamu tak menghentikan ulahmu, itu dapat mendorongnya buat  resign.

Tentu dia rugi karena kehilangan pekerjaan. Akan tetapi, kamu juga membuat kantormu mesti kembali berupaya dari nol untuk mencari karyawan baru. Kalaupun karyawan baru didapat, belum tentu secara kompetensi setara apalagi lebih baik daripada karyawan sebelumnya. Seandainya atasan sampai mengetahui ulahmu, malah dirimu yang dijatuhi sanksi karena perilakumu bakal terus berulang setiap ada karyawan baru.

3. Gawat bila ternyata ia punya kedekatan dengan atasan

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Jep Gambardella)

Karyawan baru tidak punya kedekatan dengan atasan saja, kamu bisa kena teguran keras jika mengganggunya. Apalagi seandainya dia ternyata memiliki hubungan khusus dengan atasanmu. Baik hubungan persaudaraan atau ia anak dari teman bosmu. Gak usah cari-cari perkara yang bakal berbuntut masalah yang jauh lebih besar untukmu.

Kamu main aman saja dengan bersikap baik pada karyawan baru. Kedekatan di antara dia dengan atasan kalian terkadang memang disembunyikan agar tak mengundang reaksi negatif dari karyawan lainnya. Tapi jika kamu macam-macam, dengan mudahnya ia tinggal melaporkan perbuatanmu dan pekerjaanmu dalam bahaya.

4. Kalian akan terus bersama dan statusnya menjadi karyawan lama

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Jika karyawan baru tidak betah kemudian mengundurkan diri karena ulahmu dan atasan mengetahuinya, kamu bisa mendapat sanksi. Tapi bila ia lebih tangguh dari perkiraanmu sehingga bertahan bekerja di kantor tersebut, ini juga bukan suasana yang menyenangkan buatmu. Mau sampai kapan dirimu bersikap buruk padanya?

Lama-lama kamu malu sendiri dengan tingkahmu sebab dia dapat diterima dengan baik oleh teman-teman. Ada pula karyawan lain yang lebih baru darinya dan dirimu gak mungkin terus memandangnya sebagai anak 'kemarin sore'. Kamu hendak mendadak bersikap baik padanya pun terasa seperti menjatuhkan harga dirimu.

Paling-paling dirimu menjadi agak menarik diri selagi orang yang telah di-bully kian membaur dengan karyawan lainnya. Malah jadi kamu yang gak betah di kantor. Seakan-akan semua orang menjauhimu demi berteman dengannya. Jika sejak awal dirimu bersikap ramah pada karyawan baru, kamu tak perlu ujung-ujungnya merasa terasing di tempat kerja.

5. Dia mencari nafkah buat diri sendiri serta keluarganya

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Felicity Tai)

Baik karyawan lama maupun baru sama-sama bekerja dengan tujuan memperoleh penghidupan. Ini niat sekaligus kegiatan yang mulia sekali sampai-sampai bernilai ibadah. Tidak seharusnya kamu mengganggunya dengan berbagai sikap yang membuatnya tertekan. Jika ia sampai terhambat dalam bekerja, sama artinya dirimu merintangi jalan rezekinya.

Biarkan dia berkonsentrasi pada tugas-tugasnya. Tanpa gangguanmu saja pasti telah gak mudah untuknya beradaptasi dengan dunia kerja. Apalagi kalau ditambah dengan berbagai caramu untuk mengusiknya. Kalian perlu sama-sama memusatkan perhatikan pada pekerjaan.

6. Merundung junior tanda kamu gak dewasa

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menjadi senior di tempat kerja sama dengan seandainya kamu seorang kakak. Masa kakak sengaja menakali adiknya? Justru dirimu dituntut untuk membantu menjaga adik dan memberitahunya hal-hal yang baik. Bila sebagai senior sikapmu malah buruk pada junior, ini artinya kamu belum dewasa. 

Sekalipun kamu bukan tipe orang yang amat ramah apalagi terhadap teman baru, paling tidak tak sampai bersikap jahat. Biarkan karyawan baru menempati posisinya dengan nyaman. Beri dia kesempatan untuk bekerja dengan tenang seperti dirimu juga tidak mau pekerjaanmu diganggu oleh siapa pun.

7. Justru kamu harus membantu kalau ada yang belum diketahuinya

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Jep Gambardella)

Walaupun sudah melalui masa training, bisa saja karyawan baru masih mengalami beberapa kesulitan dalam bekerja. Sebagai karyawan lama, semestinya dirimu memberikan bantuan jika bisa. Atau, kebingungannya berkaitan dengan berbagai fasilitas kantor yang canggih.

Jangan mentertawakannya seakan-akan sikapnya kampungan. Fasilitas secanggih itu tidak ada di setiap tempat. Wajar kalau siapa pun yang belum berpengalaman dalam menggunakannya menjadi tak tahu caranya. Kamu tidak perlu mengejeknya dan segera saja menunjukkan caranya. 

Bantuan-bantuanmu sekecil apa pun di masa awal seseorang bekerja akan terus dikenang. Sikap rendah hati begini juga meningkatkan rasa hormat karyawan baru terhadapmu. Bukan sikap tinggi hati dan berbagai tindakanmu yang kejam seolah-olah kamu ditugasi untuk menganiaya fisik dan psikisnya. 

Berkacalah kembali pada pengalamanmu sendiri beberapa tahun yang lalu ketika baru diterima bekerja. Seperti apa sikap senior yang membuatmu senang atau benci? Jangan tiru sikap seniormu dulu yang buruk karena hidup dan bekerja bukan tentang pembalasan dendam atau gaya-gayaan di depan junior. Mulai dari sekarang, kamu gak perlu jahat pada karyawan baru, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us