5 Cara Introvert Tetap Waras di Lingkungan Kerja yang Ekstrovert

- Gunakan headset sebagai tameng sosial untuk menciptakan ruang tenang di tengah keramaian.
- Cari ruang tenang untuk mengisi ulang energi sebelum kembali bekerja di lingkungan extrovert.
- Batasi interaksi sosial yang tidak wajib diikuti dan komunikasikan gaya bekerja secara jujur kepada rekan kerja atau atasan.
Memasuki dunia kerja, akan banyak lika-liku tersendiri bagi setiap orang. Termasuk lingkungan kerja ramai yang diisi orang-orang extrovert, bisa jadi tantangan tersendiri untuk mereka dengan kepribadian introvert. Suara obrolan, notifikasi berisik, dan interaksi sosial yang tiada henti dapat menguras energi lebih cepat.
Bukan berarti mereka tidak suka bertemu banyak orang, tapi terlalu banyak stimulasi membuat si-introvert kesulitan untuk fokus dan cepat lelah. Namun, jangan khawatir karena berikut terdapat lima cara supaya tetap waras, dan bisa kerja lebih maksimal bekerja di tengah-tengah lingkungan yang super extrovert. Let's check it out!
1. Gunakan headset sebagai tameng sosial

Headset bukan hanya sekadar untuk mendengarkan musik, tapi juga jadi sinyal supaya tidak diganggu terlebih dahulu. Untuk introvert, ini jadi cara paling efektif supaya menciptakan ruang tenang di tengah keramaian. Bahkan tanpa musik pun, cukup dipakai supaya orang berpikir dua kali sebelum mengajak ngobrol.
Hal ini bukan berarti cuek, tapi bentuk menjaga energi supaya orang-orang di sekitar bisa lebih mudah memahaminya. Saat di awal-awal bekerja di lingkungan extrovert, kamu mungkin membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Namun, itu adalah bagian dari proses adaptasi dan tidak masalah untuk memahaminya. Jadi, jangan lupa untuk mempelajari sikap orang-orang di sekitar!
2. Cari ruang tenang untuk mengisi ulang energi

Terkadang, introvert hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit untuk duduk sendiri dan menenangkan pikiran. Cobalah cari ruang pantry, mushola, atau sudut yang kosong untuk rehat sejenak dari keramaian. Momen ini bisa bantu kamu untuk reset energi sebelum kembali bekerja.
Jangan ragu untuk minta waktu istirahat kalau mulai merasa overload. Bekerja di lingkungan mayoritas orang-orang extrovert akan terasa melelahkan bagi introvert. Mencoba untuk jujur kepada rekan kerja yang lain atau atasan adalah pilihan yang tepat. Jadi, jangan sampai memaksakan diri sendiri ketika suasananya sudah tidak memungkinkan.
3. Batasi interaksi sosial yang tidak wajib diikuti

Kamu tidak harus mengikuti semua ajakan nongkrong, makan bareng, atau ngobrol random di jam kerja. Pilihlah interaksi yang memang penting atau dirasa cukup nyaman. Menjaga batas bukan berarti antisosial, karena itu bentuk menjaga kesehatan mental.
Sampaikan dengan sopan dan konsisten, bahwa kamu lebih memilih fokus di pekerjaan. Ceritakan jika kamu akan bergabung saat pekerjaan sudah selesai atau di waktu istirahat nanti. Pada awalnya mungkin terasa tidak nyaman, tidak jarang ada rekan kerja yang membicarakan di belakang. Tapi itu semua di luar kendali, karena tugas utama kamu adalah bekerja dengan sebaik-baiknya.
4. Komunikasikan gaya bekerja secara jujur

Kalau kamu lebih nyaman mendapatkan waktu berpikir sebelum rapat atau lebih produktif kerja sendiri terlebih dahulu, coba sampaikan ke rekan kerja atau atasan. Komunikasi yang jujur bisa membuat kerja lebih sehat untuk semua pihak. Kadang orang lain tidak tahu kalau kamu membutuhkan ruang, kecuali kamu sendiri yang menjelaskannya.
Gaya kerja introvert itu valid dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Bekerja bersama orang-orang extrovert butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Sampaikan secara jujur apa yang kamu rasakan bisa membuat mereka memahaminya secara bertahap. Tidak perlu khawatir, selagi kinerjamu baik pasti mereka akan menghargainya.
5. Atur waktu fokus dan bersosialisasi secara seimbang

Jangan kerja terus-menerus tanpa henti atau sebaliknya. Terlalu banyak menerima ajakan ngobrol, juga tidak efektif. Cobalah mulai belajar mengatur jadwal, misalnya pagi untuk bekerja secara fokus, siang boleh ngobrol sebentar, lalu lanjut produktif kerja lagi. Ritme ini akan membantu kamu menjaga energi tetap stabil sepanjang hari.
Ingatlah bahwa, setiap orang berhak mengelola energinya masing-masing. Ketika kamu adalah seorang introvert yang lebih suka ketenangan dan dihadapkan dengan orang-orang extrovert, maka tugasmu adalah mengaturnya dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai mempermasalahkan kepribadian, lalu mengecewakan orang-orang di sekitar kantor. Karena bagaimanapun kamu tidak mungkin kerja sendiri secara terus-menerus.
Lingkungan kerja yang ramai tidak selalu bisa diubah, tapi cara kamu menghadapinya bisa disesuaikan. Introvert bukan berarti lemah atau susah bergaul, mereka hanya membutuhkan ruang dan waktu untuk mengisi energinya. Menerapkan strategi yang tepat, akan membuat kamu tetap produktif tanpa menyusahkan diri sendiri. Jadi, apakah kamu masih semangat bekerja di tengah-tengah lingkungan extrovert?