8 Kesalahan CV Fresh Graduate yang Bikin HRD Ilfil

Buat banyak fresh graduate, menyusun CV sering terasa seperti pekerjaan kecil yang bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Padahal, CV adalah kesan pertama yang menentukan apakah kamu akan dipanggil wawancara atau tidak. Sayangnya, masih banyak yang asal menulis tanpa memperhatikan detail penting. Akibatnya, CV yang sudah dikirim justru berakhir di trash bin HRD.
CV bukan sekadar daftar pengalaman dan nilai akademik, tapi cerminan kepribadian dan profesionalismemu. HRD bisa tahu seberapa serius kamu melamar hanya dari tampilan dan isi CV. Karena itu, setiap kata, tata letak, dan format perlu kamu pikirkan dengan matang. Yuk, pelajari kesalahan umum yang sering dilakukan fresh graduate agar kamu tidak mengulanginya.
1. Terlalu panjang dan bertele-tele

Banyak fresh graduate menulis CV seperti menulis biografi lengkap hidupnya. Padahal, HRD hanya butuh tahu hal-hal penting dan relevan dengan posisi yang kamu lamar. CV yang terlalu panjang justru membuat HRD malas membaca dan kehilangan fokus pada poin utama. Kamu tidak ingin usahamu sia-sia hanya karena informasi yang berlebihan, kan?
Idealnya, CV cukup satu halaman untuk kamu yang baru lulus. Pilih pengalaman yang paling relevan dan buat penjelasan singkat tapi padat. Gunakan poin-poin agar mudah dibaca, bukan paragraf panjang. Semakin jelas dan ringkas CV-mu, semakin cepat HRD memahami potensimu.
2. Desain yang berlebihan dan sulit dibaca

Memang menarik punya CV yang terlihat kreatif dan penuh warna, tapi kalau berlebihan malah bikin pusing. Banyak fresh graduate terjebak pada keinginan tampil unik, sampai lupa soal keterbacaan. HRD tidak mencari karya seni, mereka mencari kandidat yang profesional dan rapi. CV dengan warna mencolok atau font aneh malah membuatnya terlihat tidak serius.
Pilih desain yang sederhana tapi tetap modern. Gunakan warna lembut dengan kontras yang nyaman di mata. Pastikan juga urutan informasimu jelas dan mudah diikuti. CV yang rapi dan seimbang akan jauh lebih menarik dibanding yang terlalu ramai.
3. Salah tulis atau typo di bagian penting

Kesalahan kecil seperti huruf terlewat atau nama perusahaan yang salah bisa fatal di mata HRD. Mungkin terdengar sepele, tapi hal itu bisa menandakan kamu kurang teliti. HRD pasti berpikir, kalau menulis CV saja tidak rapi, bagaimana nanti saat bekerja? Padahal, semua bisa dihindari hanya dengan membaca ulang sebelum mengirim.
Luangkan waktu untuk memeriksa CV-mu dengan teliti. Kamu bisa juga meminta teman membaca ulang agar ada sudut pandang baru. Gunakan fitur spell check untuk membantu mendeteksi kesalahan. CV tanpa typo menunjukkan kamu serius dan menghargai proses seleksi.
4. Mengisi bagian pengalaman dengan asal-asalan

Banyak fresh graduate merasa minder karena belum punya pengalaman kerja. Akhirnya, mereka mengisi bagian pengalaman seadanya atau malah kosong sama sekali. Padahal, HRD tidak hanya mencari orang dengan pengalaman panjang, tapi juga yang punya semangat belajar. Kamu bisa menulis kegiatan magang, organisasi, atau proyek kampus yang relevan.
Jelaskan apa yang kamu lakukan dan hasil yang dicapai, walau skalanya kecil. Fokuslah pada keterampilan yang kamu pelajari selama menjalani kegiatan itu. Misalnya, kemampuan komunikasi, kerja tim, atau kepemimpinan. Dengan begitu, HRD bisa melihat potensi dan kesiapanmu menghadapi dunia kerja.
5. Menulis deskripsi diri yang terlalu umum

Bagian deskripsi diri sering kali diisi dengan kalimat generik seperti “saya pekerja keras dan mudah beradaptasi”. Masalahnya, kalimat seperti itu terlalu umum dan tidak menunjukkan siapa dirimu sebenarnya. HRD sudah membaca ratusan CV dengan deskripsi yang sama, jadi mereka butuh sesuatu yang lebih spesifik. Deskripsi diri adalah kesempatanmu untuk menonjolkan karakter unikmu.
Coba tulis dengan gaya yang lebih personal dan relevan dengan pekerjaan. Misalnya, “Saya seseorang yang menikmati proses belajar hal baru dan suka menyelesaikan masalah secara kreatif.” Kalimat seperti ini lebih menunjukkan kepribadianmu. Dengan gaya yang jujur tapi profesional, deskripsi diri bisa jadi nilai tambah besar.
6. Informasi kontak yang tidak profesional

Kedengarannya lucu, tapi masih banyak fresh graduate yang menulis alamat email seperti “cuteboy98@gmail.com” atau “princesspink@yahoo.com”. HRD bisa langsung kehilangan kesan profesional hanya dari hal kecil itu. Kontak yang tidak rapi juga bisa bikin mereka kesulitan menghubungimu. Ini bisa membuat peluangmu hilang begitu saja.
Pastikan kamu menulis kontak yang jelas, aktif, dan terlihat profesional. Gunakan nama asli untuk email, seperti “namadepan.namabelakang@gmail.com”. Cantumkan juga nomor ponsel dan akun LinkedIn jika ada. Detail kecil seperti ini menunjukkan kamu sudah siap memasuki dunia kerja dengan sikap dewasa.
7. Tidak menyesuaikan CV dengan posisi yang dilamar

Satu kesalahan besar adalah mengirim CV yang sama ke semua perusahaan. Padahal, setiap posisi punya kebutuhan dan fokus yang berbeda. HRD bisa langsung tahu kalau CV-mu dibuat secara umum tanpa menyesuaikan diri dengan deskripsi pekerjaan. Akibatnya, CV-mu kehilangan relevansi dan daya tarik.
Luangkan waktu untuk menyesuaikan setiap kali melamar. Ubah bagian keahlian, pengalaman, atau highlight agar sesuai dengan posisi yang kamu incar. Tidak perlu dari nol, cukup ubah detail yang relevan. Cara ini menunjukkan kamu serius dan benar-benar paham peran yang kamu lamar.
8. Lupa menonjolkan keahlian dan pencapaian

Banyak fresh graduate terlalu fokus menulis pengalaman sampai lupa menunjukkan apa yang sudah dicapai. HRD tidak hanya ingin tahu kamu pernah melakukan apa, tapi juga hasilnya. CV tanpa pencapaian membuatmu terlihat seperti hanya menjalankan tugas tanpa kontribusi nyata. Padahal, sekecil apa pun pencapaian bisa jadi nilai tambah.
Tuliskan hasil yang konkret, seperti “berhasil meningkatkan partisipasi acara kampus sebesar 30%” atau “menyusun konten media sosial dengan engagement tinggi.” Gunakan angka jika memungkinkan agar lebih meyakinkan. Dengan begitu, kamu bisa menunjukkan kemampuanmu secara nyata. CV yang punya impact seperti ini pasti lebih mencuri perhatian HRD.
CV bukan hanya sekumpulan data diri, tapi cermin dari caramu memandang profesionalitas. Kesalahan kecil bisa membuat HRD menilai kamu kurang siap, padahal kemampuanmu sebenarnya besar. Karena itu, selalu luangkan waktu untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Satu halaman CV bisa jadi pembuka jalan menuju karier impianmu.
Ingat, kamu hanya perlu satu CV yang tepat untuk membuka satu pintu besar dalam hidupmu. Jadi jangan terburu-buru, perhatikan detail, dan pastikan CV-mu benar-benar mencerminkan versi terbaik dirimu. Dengan begitu, kamu tidak hanya membuat HRD tertarik, tapi juga percaya bahwa kamu layak diberi kesempatan.