Mengenal 4 Gaya Komunikasi di Tempat Kerja, Kamu Tipe yang Mana?

Masing-masing individu memiliki gaya komunikasi yang unik. Mengutip Verywell Mind, Sanjana Gupta, seorang penulis dan editor kesehatan, menyatakan bahwa gaya komunikasi di tempat kerja adalah cara kamu berbagi ide, informasi, dan masalah dalam lingkungan profesional.
Penelitian menunjukan, komunikasi yang tepat dan efektif dapat memengaruhi tingkat poduktivitas, kesehatan organisasi, dan kepuasan bagi setiap karyawannya. Bukan hanya itu, cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain turut berperan besar dalam menentukan pertumbuhan, kelancaran aktivitas bekerja serta kesuksesan pribadi di tempat kerjanya.
Meskipun gaya komunikasi setiap individu berbeda-beda, namun penting untuk dipahami agar dapat meminimalisir terjadinya konflik atau miskomunikasi dengan rekan kerja. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Octavia Goredema, seorang pelatih karier dan penulis “Prep, Push, Pivot”, dikutip Verywell Mind.
“Mengidentifikasi gaya komunikasi pribadi akan memungkinkanmu meningkatkan interaksi dengan orang lain dan memainkan peran penting dalam membangun personal branding. Selain menentukan gaya komunikasi diri sendiri, penting juga untuk mengenali gaya komunikasi orang lain,” jelas Goredema.
Dilansir dari berbagai sumber, setidaknya ada empat gaya komunikasi yang mungkin kamu jumpai di tempat kerja. Yuk, kenali lebih jauh dan ketahui gaya komunikasi seperti apa yang paling mencerminkan dirimu!
1.Gaya komunikasi pasif

Sesuai namanya, seseorang yang memiliki gaya komunikasi pasif cenderung pendiam. Ia lebih suka menyerap informasi di sekitarnya daripada menyuarakan pendapatnya. Dikutip G2.com, Mary Clare Novak, seorang spesialis pemasaran konten yang berbasis di Burlington, Vermont, menyatakan bahwa komukator pasif biasanya akan menunjukkan isyarat komunikasi nonverbal yang tidak aman, seperti membukukan bahu, menghindari kontak mata, atau mengangkat bahu ketika orang lain memintanya menyampaikan masukan.
Tak sampai di situ, menurut Gupta, beberapa ciri komunikaor pasif lainnya, yakni kesulitan untuk mengatakan ‘tidak’, kurang percaya diri, dan berusaha menghindari konflik atau perdebatan. Kendati demikian, bukan berarti orang-orang dengan gaya komunikasi pasif tidak bisa berkomunikasi secara efektif. Hanya saja, mereka cenderung lebih tertutup dan mengikuti arus pembicaraan.
Apabila kamu bertemu dengan rekan kerja yang pasif, terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan. Menurut seorang pelatih karier, Krystin Morgan, dilansir Verywell Mind, kamu bisa memberikan ruang bagi mereka untuk terlibat dalam percakapan, pertimbangkan membentuk keompok kecil untuk bekomunikasi, dan jangan menekan mereka untuk berbicara.
Namun, jika kamu adalah seorang komunikator pasif, penting untuk meningkatkan keterampilan komunikasi. Tentukan tujuan komunikasi spesifik yang cocok untukmu, gunakan bahasa yang lugas saat mengungkapkan pikiran, dan hindari terlalu sering meminta maaf.
“Ingatlah bahwa kamu berhak untuk duduk di meja dan menyampaikan pendapatmu,” kata Morgan.
2.Gaya komunikasi agresif

Berlawanan dengan gaya komunikasi pasif, komunikator agresif cenderung lebih sering mengungkapkan pikiran dan perasaanya tanpa ragu. Mereka juga sangat percaya diri dengan sudut pandang mereka dan mungkin cenderung bereaksi sebelum berpikir.
Dikutip Indeed, Jennifer Herrity, seorang pelatih karier, menuliskan bahwa orang-orang yang memiliki gaya komunikasi agresif mungkin menimbulkan rasa hormat dalam situasi kepemimpinan tertentu. Namun, di sisi lain, gaya ini juga kerap kali mengintimidasi dan mengontrol orang lain, sehingga menimbulkan ketegangan atau konflik di tempat kerja.
Menurut Elizabeth Perry, seorang penulis kreatif dengan latar belakang bidang psikologi, dikutip BetterUp, untuk bisa berinteraksi dengan komunikator agresif, kamu harus bersikap tenang namun tetap tegas. Jauhkan percakapan yang memicu emosi serta ketahui kapan harus menjauh.
Di samping itu, jika kamu adalah seorang komunikator agresif, beberapa cara ini mungkin dapat membantumu membangun hubungan yang lebih kuat di tempat kerja. Misalnya, memahami emosi atau situsasi yang memicu kamu merespons secara agresif, berpikir sebelum bertindak, pilihlah kata-kata yang tepat sehingga tidak menyinggung orang lain, dan jangan malu meminta maaf.
3.Gaya komunikasi pasif-agresif

Tidak hanya gaya komunikasi pasif dan agresif, ada juga gaya komunikasi pasif-agresif yang menyatukan kedua gaya tersebut. Perry menyatakan bahwa orang-orang dengan gaya komunikasi ini mungkin tampak menyenangkan dari luar, namun sebenarnya mereka diam-diam memiliki sifat agresif dalam mendorong tindakan mereka.
Bisa dikatakan kalau komunikator pasif-agresif sangat mahir dalam memanipulasi situasi untuk menguntungkan mereka. Tindakan mereka pun tak selalu sejalan dengan apa yang mereka katakan, sarkasme, dan sering melakukan penyangkalan.
Jika kamu berhadapan dengan komunikator pasif-agresif di tempat kerja, cobalah untuk meminta sesuatu kepada mereka dengan jelas dan spesifik, mintalah umpan balik, dan hadapi perilaku mereka dengan sopan namun tegas. Akan tetapi, jika kamu termasuk dalam kategori ini, cobalah untuk memahami dampak negatif dari perilaku pasif-agresif, cari jalur untuk menjalin komunikasi yang jelas dan jujur, serta jangan membiarkan persoalan berlarut-larut.
4.Gaya komunikasi asertif

Gaya komunikasi yang sering dijumpai di tempat kerja terakhir adalah asertif. Menurut Novak, gaya komunikasi ini dianggap paling efektif karena komunikator mengungkapkan pemikirannya dengan cara yang sopan serta mempertimbangkan pendapat orang lain.
Orang-orang dalam kategori ini akan menyampaikan idenya dengan percaya diri, namun tetap ramah dan penuh hormat. Lebih lanjut, mereka tidak takut menetapkan batasan di tempat kerja, bersifat intuitif, sehingga membuat lawan bicaranya merasa nyaman.
Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila kamu mempunyai rekan kerja yang asertif. Menurut Morgan, ketika kamu berinteraksi dengan komunikator asertif, cobalah untuk menghindari sikap bertele-tele saat bicara, hormati sudut pandang mereka, dan berikan umpan balik secara jujur.
Namun, jika kamu adalah seorang komunikator asertif yang tegas, penting untuk tetap berpikir secara terbuka. Seuaikan gaya biacaramu karena setiap kondisi yang berbeda memerlukan gaya komunikasi berbeda. Selain itu, tingkatkan kesabaran dan tetap tenang selama berbicara.
Komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang memegang peranan penting dalam bidang profesional. Komunikasi dapat menunjukan kemampuan seseorang dalam mengirim dan menerima pesan. Menentukan gaya komunikasi pribadi dan memahami gaya komunikasi orang lain mungkin membutuhkan banyak usaha. Namun, dengan begini, kamu akan lebih siap untuk bekerja dengan setiap orang yang kamu temui.