Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Modus Penipuan Kerja Online dan Tips agar Gak Tergocek

Gambar orang stress kerja (pexels.com/@olly)
Gambar orang stress kerja (pexels.com/@olly)
Intinya sih...
  • Penipuan untuk bayar pelatihan: Perusahaan meminta biaya pelatihan di awal, padahal seharusnya gratis. Curigai jika diminta membayar.
  • Penipuan untuk perbaikan CV: Oknum mengaku perekrut, menawarkan jasa perbaikan CV dengan biaya. Gunakan jasa resmi atau komunitas profesional.
  • Penipuan pembelian peralatan kerja: Perusahaan palsu memaksa membeli peralatan kerja sendiri. Perusahaan serius akan menyediakan peralatan kerja.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekerja dari rumah memang terdengar menyenangkan. Kamu bisa mengatur waktu sendiri, bekerja dengan pakaian santai, bahkan sambil menikmati kopi favorit.

Sayangnya, peluang kerja online juga menjadi ladang empuk bagi penipu. Mereka memanfaatkan keinginan orang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara mudah, lalu memancing korban agar mau memberikan uang atau informasi pribadi.

Menurut data dari Better Business Bureau, sekitar 14 juta pencari kerja dihadapkan pada penipuan lowongan setiap tahunnya, dengan kerugian mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp35 triliun. Besarnya angka ini menunjukkan kalau siapa pun bisa jadi korban, termasuk kamu yang sedang mencari kerja dari rumah.

Karena itu, penting untuk mengenali modus-modus yang sering digunakan penipu agar kamu bisa menghindarinya. Berikut beberapa modus yang perlu kamu waspadai.

1. Penipuan untuk bayar pelatihan

ilustrasi online course (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
ilustrasi online course (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Modus ini biasanya dimulai dengan kabar gembira: kamu diterima kerja. Tapi sebelum mulai, “perusahaan” meminta kamu membayar biaya pelatihan atau sertifikasi, dengan janji biaya itu akan diganti di gaji pertama. Faktanya, pelatihannya palsu dan uangmu langsung masuk ke kantong penipu.

Tips aman: Perusahaan resmi tidak membebankan biaya pelatihan wajib di awal. Kalau diminta membayar, langsung curigai.

2. Penipuan untuk perbaikan CV

ilustrasi CV (pexels.com/Lukas)
ilustrasi CV (pexels.com/Lukas)

Ada oknum yang mengaku sebagai perekrut lalu bilang CV kamu perlu diperbaiki agar bisa lolos seleksi kerja online. Mereka menawarkan jasa “perbaikan CV” dengan biaya tertentu. Setelah dibayar, hasilnya gak jelas, bahkan lowongan yang dijanjikan gak pernah ada.

Tips aman: Kalau mau memperbaiki CV, gunakan jasa resmi atau minta bantuan komunitas profesional, bukan lewat tawaran mendadak dari orang asing. Jadi, kamu mesti lebih berhati-hati, ya.

3. Penipuan pembelian peralatan kerja

ilustrasi remote work (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi remote work (pexels.com/Yan Krukau)

Perusahaan palsu akan memintamu membeli peralatan seperti laptop atau software tertentu sebelum mulai bekerja, dengan janji biaya diganti. Peralatan itu entah tidak pernah dikirim, atau ternyata gak dibutuhkan sama sekali.

Tips aman: Perusahaan yang serius akan menyediakan peralatan kerja, bukan memaksamu membelinya sendiri.

4. Penipuan overpayment

ilustrasi penipuan atau scam (vecteezy.com/Grigory Alekhin)
ilustrasi penipuan atau scam (vecteezy.com/Grigory Alekhin)

Dalam modus ini, penipu mengirim “gaji” lebih besar dari seharusnya, lalu meminta kamu mengembalikan selisihnya. Setelah kamu mengirim uangnya, ternyata cek atau transfer awal itu palsu dan bank akan menagih kerugian darimu.

Tips aman: Jangan pernah mengirim uang balik ke perusahaan sebelum dana yang kamu terima benar-benar clear di rekening.

5. Pencurian identitas

ilustrasi KTP (vecteezy.com/Miftachul Huda)
ilustrasi KTP (vecteezy.com/Miftachul Huda)

Penipu bisa meminta data pribadi lengkap dengan alasan untuk verifikasi atau pemeriksaan latar belakang. Data itu kemudian digunakan untuk membuka rekening, pinjaman, atau transaksi ilegal atas namamu.

Tips aman: Jangan memberikan nomor KTP, NPWP, atau data sensitif lain sebelum benar-benar yakin perusahaan tersebut sah dan proses rekrutmennya resmi.

6. Skema MLM atau piramida terselubung

ilustrasi remote work (freepik.com/freepik)
ilustrasi remote work (freepik.com/freepik)

Ada perusahaan yang mengaku MLM, tapi fokusnya bukan menjual produk, melainkan merekrut anggota baru. Kamu diminta membeli produk di awal lalu mendapat komisi dari orang yang kamu ajak bergabung. Skema seperti ini biasanya merugikan anggota di level bawah.

Tips aman: MLM yang legal mendapatkan keuntungan utama dari penjualan produk, bukan dari biaya pendaftaran anggota baru.

Kerja online memang menawarkan banyak kemudahan, tapi bukan berarti kamu bisa lengah. Selalu lakukan pengecekan mendalam tentang perusahaan, tanyakan detail pekerjaan, dan perhatikan tanda-tanda yang mencurigakan seperti gaji yang terlalu besar untuk pekerjaan sederhana atau permintaan uang di awal.

Intinya, kalau tawarannya terlalu indah untuk jadi kenyataan, besar kemungkinan itu jebakan. Dengan sikap waspada, kamu bisa menikmati keuntungan kerja dari rumah tanpa takut jadi korban penipuan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Ide Outfit Syar'i untuk Acara Maulid Nabi, Fashionable!

04 Sep 2025, 22:45 WIBLife