Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Work Life Balance dan Work Life Integration, Wajib Tahu!

ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Edmond Dantès)
Intinya sih...
  • Work life balance menekankan pembagian waktu yang seimbang antara kerja dan kehidupan pribadi, dengan batas yang jelas antara jam kerja dan waktu istirahat.
  • Work life integration lebih fleksibel, pekerjaan dan kehidupan pribadi dijalankan berdampingan dalam satu hari, selama tetap seimbang dan produktif.
  • Work life balance cocok untuk mereka yang menyukai rutinitas dan membutuhkan struktur yang jelas dalam hidupnya, sementara work life integration lebih pas untuk mereka yang memiliki pekerjaan fleksibel.

Kamu mungkin sering mendengar istilah work life balance. Tapi pernah gak kamu dengar istilah work life integration? Walau terdengar mirip, keduanya punya pendekatan yang berbeda dalam menyikapi hubungan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, lho.

Work life balance yang selama ini kita tahu adalah konsep yang menekankan pembagian waktu yang seimbang antara kerja dan kehidupan pribadi, dengan batas yang jelas antara jam kerja dan waktu istirahat. Sementara itu, work life integration lebih fleksibel. Pekerjaan dan kehidupan pribadi dijalankan berdampingan dalam satu hari, selama tetap seimbang dan produktif. Simak lima perbedaan antara work life balance dan work life integration selengkapnya berikut ini!

1. Konsep dasar: pisah vs gabung

ilustrasi meeting di kantor (pexels.com/Christina Morillo)
ilustrasi meeting di kantor (pexels.com/Christina Morillo)

Perbedaan yang paling mencolok antara work life balance dengan work life integration terletak pada konsep dasarnya. Work life balance melihat kehidupan kerja dan pribadi sebagai dua hal terpisah. Artinya, ada waktu khusus untuk bekerja dan ada waktu khusus untuk diri sendiri, keluarga, atau hiburan. Misalnya kerja dari jam 9 pagi sampai 5 sore, lalu sisa waktunya dihabiskan untuk keluarga atau me time. Tujuan work life balance untuk menjaga keseimbangan agar keduanya tidak saling mengganggu.

Sebaliknya, work life integration justru menyatukan waktu kerja dan kehidupan pribadi secara fleksibel. Dalam pendekatan ini, aktivitas kerja dan kehidupan pribadi bisa saling berdampingan dalam satu hari. Contohnya, seseorang bisa mengantar anak ke sekolah di pagi hari, lalu bekerja sampai siang ketika sampai rumah. Menjelang sore menjemput anak di sekolah, dan kembali menyelesaikan tugas malam harinya.

2. Struktur waktu: kaku vs fleksibel

ilustrasi work life integration (pexels.com/Anna Tarazevich)
ilustrasi work life integration (pexels.com/Anna Tarazevich)

Pada work life balance, struktur waktu cenderung lebih kaku. Jam kerja biasanya tetap, dan di luar jam itu, diharapkan tidak terganggu oleh urusan kantor. Contoh orang-orang yang banyak menerapkan work life balance ini biasanya adalah pekerja kantoran yang bekerja dari pukul 9 pagi sampai 5 sore.

Sementara itu, work life integration memberi kesempatan untuk mengatur waktu yang lebih bebas dan mengalir. Tidak ada batasan pasti antara jam kerja dan jam pribadi, karena keduanya bisa "saling menyusup" dengan harmonis, selama tujuannya tercapai. Work life integration lebih cocok untuk freelancer, remote worker, atau pekerja yang punya ritme kerja dinamis.

3. Tujuan utama: seimbang vs selaras

ilustrasi orang bekerja (pexels.com/Jopwell)
ilustrasi orang bekerja (pexels.com/Jopwell)

Tujuan utama dari work life balance adalah mencapai pembagian waktu yang adil antara kerja dan kehidupan pribadi. Pembagian ini penting sekali untuk menghindari stres dan menjaga kesehatan mental.

Sementara itu, work life integration lebih menekankan pada keselarasan. Perlu diketahui bahwa work life integration bukan tentang membagi waktu secara sama rata, tapi bagaimana menciptakan alur hidup yang selaras antara kebutuhan dengan prioritas pribadi tanpa merasa bersalah jika keduanya bercampur.

4. Batasan waktu: tegas vs fleksibel

ilustrasi remote worker (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi remote worker (pexels.com/Vlada Karpovich)

Work life balance mengharuskan kamu untuk benar-benar disconnect dari pekerjaan saat jam istirahat. Saat kerja, fokus pada pekerjaan. Setelah itu ketika selesai kerja, laptop harus mati dan fokus pada hal di luar kantor.

Dalam work life integration, batasan lebih fleksibel. Seseorang bisa menjawab email kerja saat sedang menunggu anak di tempat les, lalu mengganti waktu itu dengan istirahat sore. Yang penting, semua tetap terkendali dan tidak menimbulkan beban berlebih.

5. Kecocokan gaya hidup

ilustrasi orang liburan (pexels.com/Te lensFix)
ilustrasi orang liburan (pexels.com/Te lensFix)

Work life balance lebih cocok untuk mereka yang menyukai rutinitas dan membutuhkan struktur yang jelas dalam hidupnya. Orang-orang dengan jam kerja tetap, seperti pegawai kantoran atau profesi yang memiliki batasan waktu kerja yang ketat, biasanya lebih nyaman dengan pendekatan ini karena ada kejelasan kapan waktu bekerja dan kapan waktu untuk istirahat atau bersama keluarga.

Sementara itu, work life integration lebih pas untuk mereka yang memiliki pekerjaan fleksibel dan tidak terikat jam tertentu. Contohnya seperti freelancer, remote worker, atau pelaku usaha rumahan. Mereka biasanya lebih nyaman jika pekerjaan dan kehidupan pribadi bisa berjalan berdampingan, sesuai ritme dan kebutuhan masing-masing.

Sekarang kamu jadi lebih memahami perbedaan antara work life balance dan work life integration yang perlu kamu ketahui. Jadi, mana yang kamu terapkan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us